hari hari ku berlalu, banyak hal yang sudah ku lewati, aku mulai merasa betah dengan pekerjaan ini. merasa semuanya berjalan dengan baik. aku mulai membiasakan diri, mencoba tidak mengingat hal yang menyakitkan lagi, kamu tahu? setelah pertemuan dengan Panji, aku hampir gila memikirkannya. Panji itu jahat, dia bisa melakukan segala hal jika dia menginginkannya.
namun syukur sejak kejadian tak sengaja yang mempertemukan aku dengan Panji sekilas, dia tidak mencari atau mencoba menghubungiku, ya semoga dia sudah berdamai dengan masa lalu nya dan menerima Laras dengan segenap hati dia.
"mba Alma ada paket di bawah" suara bapak cleaning servis yang biasa menemaniku lembur aga lama
"paket apa pak?" tanyaku
"bapak kurang tau, kurirnya nyari mba" katanya.
aku langsung menuruni tangga, dan benar seorang mengenakan pakaian ojol berdiri di pintu rumah sakit, aku menghampirinya.
"bapak saya Alma" kataku
"mba ini kiriman dari seseorang berinisial A" katanya
"inisal A? siapa?" tanyaku balik
"kurang tau mba, ini paketnya" setelah menyodorkan paket yang kurasa ini isinya makanan cepat saji. aku bergegas kembali keruangan ku.
"mba maaf, kenal mba Alma?" katanya lagi kali ini ojol yang berbeda, aku melihat plastik yang ojol itu bawa.
"dari ini sial A?" tanyaku
"bukan mba, inisal R" katanya
kali ini aku terdiam lagi, inisial R? siapa lagi. gumam ku
"saya Alma pak" kataku
"oh Iyah, pantesan cantik. soalnya yang mesen bilang ciri cirinya cantik" katanya
aku tersenyum, lebar.
aku menerima paket tersebut dan langsung ingin bergegas ke ruangan ku, sekali lagi langkah kakiku tertahan.
"mba kenal....
"mba Alma, saya pak saya" ucapku sambil berbalik ke arah sumber suara.
aku kaget bukan main, bukan ojol yang bertanya padaku tapi orang dengan inisial A dan R
"oh, ANDRIAN ROSYADA" kataku
"iyaaah, ini sebagai permintaan maaf telah membuat kamu menunggu lama kemarin" katanya
oh Iyah, aku belum cerita bukan. kemarin aku pergi dengan dokter Andrian, dia ingin menonton salah satu film yang sedang booming, katanya jika menonton sendiri sangat membosankan, dia butuh seseorang yang banyak tanya, berisik seperti aku.aku mengiyakan ajakannya.
kami janji bertemu jam pulang kerja, sekitar jam 6 malam, di dekat rumahku. namun sampai jam 7 dia beli. datang juga, seperti biasa alasannya karena ada urusan yang lebih penting dari sekedar nonton.
aku yang sudah benar benar ngambek, memutuskan untuk tidak nonton film. aku meminta dokter Andri untuk menemaniku berjalan jalan menyusuri kota Bogor, dokter Andri mengiyakan ajakan ku. kami menghabiskan waktu bersama, banyak hal yang membuat aku merasa dia sosok yang hebat, meski sering telat dengan alasan yang tidak bisa di percaya. dokter Andri sangat peka dan bisa diandalkan. saat makan di pinggir jalan pun dia tidak masalah, meski akhirnya dia dengan cerewet menasehati ku untuk tidak sering makan makanan tidak bersih, apalagi makanan zonkfood. haha banyak sekali pantangan pantangan yang dokter Andri ucapakan kepadaku. dan aku sangat senang mendengarnya. sudah lama sekali perasaan aku tidak pernah mendapat Omelan sedemikian rupa, entah dari orang tua atau dari pasangan, selama aku bersama orang orang di masa yang lalu, aku merasa aku, bukan diriku hari ini. sebab hari ini aku, sangat jauh lebih bahagia. berbagi cerita dengan dokter Andri atau Risma, berjalan jalan meski hanya mencari udara segar. ah banyak sekali hal yang membuat aku menjadi lebih baik. kurasa ada perasaan aman jika bersama dokter Andri. ya aku tidak tahu dengan pasti, rasanya jatuh cinta tidak semudah membalikan telapak tangan bukan.?
"dok, cuma segini kurang, tapi gapapa. lagian aku tidak ingin berdebat lagu denganmu" ucapku
"rupanya kamu sudah pintar sedikit" katanya
"tolong wa dan telfon di balas sesegera mungkin, kamu pikir kamu penting?" tanyanya
"kalau saya ga penting, bagaimana jika dokter tidak usah menghubungiku?" kataku
"s**t" dia menyesali perkataanya
"kamu penting, penting banget. buat hari ini kamu layak dijaga, aku ga tau gimana kamu di masa lalu, tapi ngeliat kamu nangis waktu itu, saya rasa. saya perlu jadi Tameng buat kamu" katanya
(tameng : pelindung)
" terima kasih dok" kataku
"Iyah sama sama" katanya
"saya pamit pergi ya, selamat bekerja" katanya
hari ini hari Selasa, seperti biasa dia menghilang dari rumah sakit jika hari ini tiba, aku tidak tahu alasan pastinya namun aku sangat ingin tahu. andai aku mempunyai keberanian bertanya apa yang di lakukan, aku tidak akan Se penasaran ini.
aku kembali keruangan ku, membawa makanan dan minuman yang doker Andri pesankan untuk ku..
"dari siapa Al, wah" sapa bidan Risma
"dikasih nih" kataku
"mau ya, boleh?" katanya
"ayo dimakan bareng-bareng" kataku
"lah ini rasa kesukaan dokter Andri, sayang banget sih dia ga ada" katanya
"tiramisu?" kataku
"Iyah"
aku mengerutkan kening, kenapa bisa kebetulan seperti ini saling menyukai rasa yang sama. tiramisu kurasa rasa ini sangat pas di lidahku.
"yang tiramisu boleh buat saya?" tanyaku
"boleh Al, kan ini punya kamu?" katanya
aku mengambil sepotong kue dan cup minuman tiramisu, lalu memboyongnya ke meja kerjaku.
aku membiarkan semua rekan kerjaku menyantap dan mengambil minuman yang dokter Andri berikan di meja dapur, sudah ku persilahkan untuk memakan dan meminum yang mereka suka. lagipula mempunyai atasan dokter sebaik dokter Andri membuat semua orang senang, ya sebenarnya dokter Andri sangat baik, namun dia sedikit galak. bukan sedikit tapi galak sekali. namun ada sisi manis yang membuat semua rekan kerjaku menghormati dia, dia sangat care pada semuanya.
"tadi saya liat mobil dokter Andri parkir di depan RS" seorang perawat senior datang sembari tergesa gesa
"alih, serius? apa mau ketemu dokter Ais ya?" katanya
"ngapain dia kesini? tumben padahal hari Selasa adalah hari kebangsaan buat dokter Andri" katanya lagi
aku hanya menyimak, tidak berniat ikut nimbrung pembicaraan yang sudah tau kebenarannya.
"kenapa ya dokter Andri ngga nembak dokter ais, lagian kurang apa sih dokter Ais?" kata perawat Nina
"udah udah ngegosip aja, lagian kalau dokter Andri punya pacar takut dia makin galak" katanya lagi
mereka menyudahi perbincangan itu, kemudian kembali ke pekerjaan masing masing, hari ini hanya ada dokter umi, dia dokter anak yang sudah lalang buana di dunia rumah sakit dari 25 tahun yang lalu, beliau sangat lembut dan keibuan, biasa kami bekerja di bawah tekanan dokter Andri jika hari Selasa kami seperti di surga, tidak ada Omelan Omelan dari dokter Andri, tidak ada yang akan memarahi jika kami bekerja lelet. ah sungguh menyenangkan.
"Alma" sapa dokter umi
"Iyah dok, kenapa?" kataku
"saya baru ini, ngeliat dokter Andri tersenyum sebahagia itu. semoga hatinya yang keras bisa luluh sama Alma ya" katanya
dokter umi berlalu, aku terdiam terpaku, pernyataan dokter umi membuat jantungku berdetak kencang.
"dokter Andri sebahagia itu" gumam ku