Bab 06. Little Girl Is Mine

1006 Words
Felix mengendap masuk ke dalam kamar Balbara. Matanya menatap pada tubuh seksi dari gadis kecilnya yang berbaring di atas ranjang. Felix menjilat bibir sensual. Lalu tertawa kecil melihat tubuh seksi gadis nakal yang selalu memukul dirinya dan melempar Felix dengan benda-benda yang ada di sekeliling gadis itu. “Sayang…” Felix memanggil sensual sembari tangannya mengelus paha Balbara yang benar-benar halus dan membuat dirinya ingin sekali menyentuh Balbara lebih intens lagi. Ia mau memiliki Balbara untuk dirinya dan membuat gadis kecil ini berbaring di bawahnya dalam keadaan kacau dan mendesahkan namanya dari bibir mungil Balbara. Perlahan Felix mulai menunduk, mencium aroma tubuh Balbara dari kaki sampai ke paha Balbara. Harum. Felix tahu, body lotion yang dipakai oleh Balbara adalah merek terkenal, membuat kulit Balbara begitu mulus, harum, putih tanpa noda sedikitpun. Sialan! Felix mengumpat dalam hatinya. Ketika dia merasakan miliknya perlahan sudah berdiri tegak mengacung dan gagah perkasanya. Menunjukkan kalau dia bisa membuat Balbara si gadis bermulut besar dan suka mengumpat dan juga melemparnya dengan sandal atau barang lainnya hamil anaknya. “Sabar… kau harus sabar sampai bisa masuk ke dalam lubang sempit milik Balbara. Lihat, saat dia tertidur saja baru bisa tanganku yang besar dan gagah ini menyentuhnya. Saat dia tidak bangun.” Felix tertawa kecil dengan tangannya yang masih berada di atas paha Balbra. Telapak tangan Felix perlahan mulai naik ke atas, masuk ke paha dalam Balbara. Felix menarik kaki Balbara agak menjauh, lalu kini gadis nakal itu mengakang di depannya. Felix menelan saliva susah payah melihat milik Balbara. Sial! Balbara tidak memakai celana dalam. Felix menelan salivanya kasar. Sungguh tergoda sekali utnuk menyentuh milik Balbara yang memang sangat indah dan menggoda. “Ashhhh…” Felix menghentikan gerakan tangannya, yang menyentuh bibir v****a Balbara. Mendengar suara desahan gadis itu. Ia menjauhkan tangannya, dan melihat Balbara menggeliat dan melekungkan badannya sekarang. Mata Felix semakin melotot melihat p****g Balbara yang terpampang di depannya sekarang. Menegang di balik gaun tidur tipis berwarna putih yang dikenakan oleh Balbara. Felix menelan salivanya kasar. Sungguh tergoda sekali dirinya untuk menyentuh dan menyesap p****l kecil itu. Masuk ke dalam mulutnya, lalu berulang kali Felix keluar dan hisap dengan kuat. Agth sialan! Felix merasakan sesak di celananya, menatap ke bawah. Celananya yang sudah menyesakan dan membuat Felix tidak nyaman dengan keadaannya sekarang. Felix perlahan menurunkan celananya. Lalu matanya masih menatap tubuh indah Balbara— anak temanmya yang seharusnya masih ia anggap keponakan itu. Felix memejamkan matanya dan memuaskan dirinya sendiri dengan memandang tubuh Balbara. Felix menumpahkan cairannya di kaki Balbara. Membuat paha Balbara yang mulus terkena oleh cairan Felix. Kurang ajar. Felix memang lelaki kurang ajar. Felix harus bisa menahan untuk tidak memerkosa Balbara yang sedang tidur dan ditinggalkan oleh orang tua gadis itu padanya. Seharusnya Felix bisa menjadi Uncle yang– Uncle? Cih! Felix akan menjadi suami Balbara. Bukan Uncle gadis nakal itu. Felix terkekeh kecil dan memakai kembali celananya. Lalu menarik selimut. Memperbaiki tidur Balbara. Cup! Satu kecupan dibubuhkan oleh Felix di kening Balbara lumayan lama. Felix menjauhkan wajahnya, dan matanya menatap pada wajah cantik Balbara. “Selamat tidur kesayangan Uncle. Atau calon istri hem? Yang terpenting aku harus membuat dirimu untuk melihat padaku dulu Balbara. Sampai kau takluk di bawah kakiku sayang. Sembari wajahmu mendongak dan mengulum kejantananku. Ahhh, aku sangat ingin sekali menyentuh dirimu cantik. Tapi aku harus menahannya.” Felix menjilat bibir dan setelahnya keluar dari dalam kamar Balbara. Setelah melakukan sedikit perbuatan tercela pada Balbara. Hanya sedikit. Yang banyaknya nanti saja. Dia bisa melakukan banyak perbuatan tercela pada Balbara nanti, setelah gadis kecil itu mau menerima dirinya dan tidak melihat ke arah lelaki lain. *** Pagi menyosong. Balbara membuka matanya perlahan, sudah tidak tahan dengan pias Matahari masuk ke dalam kamarnya. Balbara menggeliat dan perlahan mulai duduk. Kening Balbara mengerut. “Kenapa terasa lengket di bawah sana?” Balbara dengan cepat menyibak selimut. Lalu matanya melihat pada cairan putih kental yang berada di pahanya. Balbara mencolek cairan tersebut. Lalu membawa ke hidungnya. Keningnya semakin mengerut mencium aroma cairan putih kental itu. Yang begitu… amis mungkin. Perlahan Balbara menjilat jarinya merasakan cairan itu di lidahnya. HUEKS! Balbara muntah dan berlari menuju kamar mandi. Apa itu? Balbara tidak tahu cairan apa itu. Ada binatang yang masuk ke dalam kamarnya, lalu membuang cairan putih yang tidak amis dan rasanya tidak enak. Balbara harus melapor pada Daddy! Setelahnya Balbara menurunkan bahunya tak semangat. Ingat, kalau ayahnya tidak ada di rumah. Ayahnya sedang pergi ke luar kota bersama sang ibu. Mau melapor siapa? Uncle iblis itu? Akh! Malas sekali Balbara harus berbicara dengan lelaki tua itu. Namun bagaimana lagi, kalau dirinya tidak berbicara dengan lelaki tua itu. Maka hewan yang tidak ia tahu itu, pasti membuat cairan yang lain. Tubuh Balbara segera mengedik takut. Dan menyiram tubuhnya dengan air dari shower. *** Mata tajam bak elang milik lelaki berumur empat puluh satu tahun itu. Menatap penuh minat pada layar laptop yang ada di depannya sembari menggoyangkan segelas wine terbaik. Menatap bagaimana gadis kecil yang terpaut usia dua puluh tahun dengan dirinya, sedang mandi di bawah shower dalam keadaan tanpa memakai apapun. Ya. Felix memasang CCTV kecil di dalam kamar Balbara dan juga kamar mandi gadis kecil itu. Dari Balbara bangun sampai gadis itu mandi, ia tahu apa yang dilakukan oleh gadis kecil tersebut. Felix menyeringai, mengingat apa yang dilakukan oleh Balbara. Mencolek cairan Felix semalam lalu menjilatnya dah gadis itu muntah. “Sekarang kau boleh memuntahkannya sayang. Tapi nanti. Kau tidak boleh memuntahkannya sayang, kau harus menelan cairan itu sampai kau ketagihan dan memintanya lagi dan lagi.” Ucap Felix menyentuh miliknya yang sudah berdiri tegak melihat tubuh seksi Balbara yang tidak memakai apapun. Felix mendongak dan sekali-kali matanya menatap ke layar laptop. Membayangkan miliknya masuk ke dalam kue tembem milik Balbara yang begitu pinky dan tanpa bulu. Sepertinya Balbara merawatnya dengan baik. “Ashhh… ouh… yahhh… aku sudah tidak sabar memasukimu sayang.” ucap Felix sembari menggigit bibirnya merasakan miliknya yang semakin membesar dan Felix keluar dengan cairan kental yang ditampung oleh tangannya meluber ke lantai. Littler girl is mine! Felix tertawa kecil dan berjalan menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD