EDISI 9

1357 Words

Tivana pov Aku merebahkan kepalaku ke d**a mama lalu kupejamkan mataku. Saat aku merasa penat begini hanya d**a mama yang bisa menbuatku tentram. Apalagi saat mama mengelus~elus rambutku, rasanya damai sekali. Sejenak kulupakan kegalauanku. Aku seperti kembali ke masa kanak~kanak. Tanpa beban, dan tahunya hanya bermanja ria. "Anak Mama satu ini, selalu manja dari dulu hingga sekarang," goda mama sambil menowel hidungku. Ehmmm, aku makin mempererat pelukanku pada mama. Kami berpelukan diatas tempat tidur mama yang empuk, hangat dan berbau wangi. "Datanglah kapan saja kamu merasa capek, Tiv." Perkataan mama justru membuat air mataku bergulir. Hih, cengengnya aku bila berhadapan dengan Mama. "Ma, bagaimana menurutmu kalau aku bercerai?" tanyaku sambil tetap memejamkan mataku. Ku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD