Malam pun tiba menggantikan senja yang bergulir. Menyimpan rahasia kelam dalam kegelapan. Setelah merasa baikan, Adit dan Dirga meninggalkan hotel. Mereka harus pulang, sang mami tersayang menunggu di rumah. Dua lelaki tampan itu tak menyadari masalah besar menunggu di sana. Keduanya beriringan memasuki halaman. Sepasang mata tajam Natasya, menatap langkah gagah yang datang mendekat, merapat, dan mencium punggung jemarinya. "Adit, Dirga! Mami mau bicara!" ujar wanita paruh baya itu, seraya berlalu. "Baru juga nyampe, Mi. Ntar aja, Dirga mau mandi dulu, gerah!" Dirga mempercepat langkahnya menaiki tangga menuju kamar. Sedangkan Adit, diam terpaku di tempat. Ia tak pernah sanggup membantah mami tersayangnya. Adit menduga, Natasya sudah tahu tentang Tiyas. Feelingnya tidak enak, saa