18. Sepedaan (1)

1454 Words

"Loh, Bang, mau ke mana?" tanya Bunda saat melihat Langit tengah menyiapkan sepeda di halaman. Dengan tersenyum, Langit menolehkan kepalanya. Melihat keranjang sayur yang ada di tangan Bunda, sepertinya wanita itu akan pergi ke pasar. "Mau sepedaan sama Senja, Bun," jawab Langit. Kemudian Bunda tersenyum dan berjalan mendekat. "Bau-baunya ada yang sudah baikan, hm?" "Emang kapan aku sama Senja pernah berantem?" "Dih, kamu pikir Bunda udah sama kamu selama berapa tahun? Seumur hidup, jadi dari muka kamu aja Bunda udah bisa tau semuanya, Bang." Lantas Langit menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Dia merasa salah tingkah. "Gitu ya?" "Iyalah." "Ck, yaudah sih, mending sana buruan berangkat, mau ke pasar kan? Buru Bun, ntar pasarnya tutup," ujar Langit mendorong pelan bahu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD