19. Sepedaan (2)

1629 Words

"Kak, gue seneng deh kalau bisa jalan bareng lo kayak gini. Nggak tau kenapa gue suka aja, padahal lo dari tadi diem mulu, nggak mau ngomong kalau bukan gue yang mulai, tapi kalau sama lo, entah kenapa gue selalu merasa aman." Senja menyandarkan kepalanya kepada bahu Langit. Perempuan itu begitu sibuk menyelimili permen kapas super besarnya. "Kira-kira, lo sama gue bakal pisah nggak ya, suatu saat nanti?" Kali ini Senja menyuapi Langit. Yang disuapi langsung menatap tajam setelah mendengar pertanyaan barusan. "Kenapa tanya gitu?" Senja mengangkat kepalanya. "Kenapa? Nggak pa-pa, kepikiran aja," jawabannya enteng. "Ayo aaa lagi." "Nggak usah dipikir, aku sayang sama kamu, jadi kita nggak bakal pisah," ujar Langit setelah menelan permen kapas dari tangan Senja. Perempuan yang sebenta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD