Irisa menatap wajah ibunya yang semakin kurus hari demi hari. Hatinya mengutuk diri karena tidak bisa menepati janji yang sudah dibuatnya. Membawa ibunya pergi? Dia bahkan tidak bisa lepas dari genggaman Allen dan justru kembali ke rumah yang menyesakkan ini.
Dengan lembut Irisa mengusap punggung tangan sang ibu. Tadinya Irisa berniat untuk menceritakan semua hal yang terjadi, namun tampaknya tidak perlu. Meski mengalami koma, namun ibunya masih bisa mendengar suaranya sayup-sayup. Ibunya sedang berjuang untuk tetap hidup, jadi dia tidak boleh menambah beban ibunya dengan menceritakan semua kejadian buruk yang telah menimpanya tersebut.
“Maafkan aku, Ibu. Aku sempat meninggalkanmu, tapi kini aku kembali lagi.”
Ada sedikit rasa bersalah ketika Irisa meninggalkan ibunya di kediaman Allen,
