Aroma kopi yang pekat, manisnya potongan kue red velved dan ditambah merdunya alunan musik, seperti paduan sempurna yang seharusnya bisa membuat pikiran menjadi tenang dan perasaan nyaman. Akan tetapi, tidak dengan suasana hati Denallie saat ini. Semua itu tidak mempengaruhi kondisinya yang masih saja diliputi awan mendung. Sedih belum mau beranjak dari sisinya dan luka hati masih menganga sempurna. Di sebuah coffee shop, Denallie bertemu dengan Felicia. Bukan atas keinginannya, tapi ajakan dari saudaranya dikarenakan mereka sudah lama tidak bertemu. Niatnya meminta Felicia datang ke kosnya sebab ia malam keluar, tapi wanita itu menolak. Jadilah Denallie datang dengan kedua mata sembab dan suara serak karena semalaman menangis serta kurang tidur. “Kamu lagi nggak mood ketemu sama aku, ya