Sakit

1363 Words
Sore hari Bi Sumi yang baru saja pulang dari pasar tidak merasa terkejut saat melihat keadaan rumah yang berantakan, dan langsung membersihkannya tanpa disuruh karena ini bukan yang pertama kalinya Abyan membuat pesta di rumah. “Den Aby, Den Aby, sudah menikah tapi kelakuannya masih seperti ini,” guman Bi Sumi sambil menyapu lantai. “Bi Sumi bilang apa tadi!” Seru Abyan yang kini berdiri tepat di belakang Bi Sumi. Bi Sumi lalu memutar tubuhnya ke belakang menghadap Abyan “Eh, ada Den Aby. Bibi tidak bilang apa-apa kok, Den.” “Yakin?” Abyan memicingkan matanya. “Iya Den. Den Aby mau pergi ke mana?” tanya Bu Sumi saat melihat Abyan yang memakai celana jeans robek dan jaket kulitnya. “Mau keluar balapan motor,” jawab Abyan. “Ya Ampun Den, jangan balapan bahaya,” ucap Bi Sumi melarang. “Bibi tenang aja, aku jalan dulu. Ayo Axel, Doni!” Abyan lalu berjalan keluar rumah terlebih dulu kemudian ikuti oleh Axel dan Doni. Hari ini Abyan akan balapan dengan salah satu geng motor saat mereka di kantor polisi kemarin, sebab urusan mereka belum selesai. “Byan, Lo yakin mau balapan malam ini?” tanya Axel. “Yakinlah kali ini Gue pasti menang,” jawab Abyan sambil mengepalkan tangannya. “Tapi gimana kalau kita ke tangkap polisi lagi? Lo enak Byan ada istri yang bebasin Lo, Lah Gue ke tangkap lagi habis semua fasilitas Gue di sita,” ucap Doni takut. “Kalo itu derita Lo!” Ledek Abyan dan Axel tertawa bersamaan. “Anjir Lo berdua memang ya!” sahut Doni kesal. Doni lalu melayangkan tangannya ke atas ingin menghajar Abyan dan Axel, tapi dengan cepat Abyan dan Axel masuk ke dalam mobil menghindari Doni. Sementara Doni pergi naik sepeda motor miliknya. Abyan kemudian menghidupkan mesin mobilnya dan melajukannya ke tempat biasa mereka melakukan balapan liar. Sesampainya disana Abyan dan teman-teman sudah di sambut oleh beberapa sekelompok pemuda, dari raut wajahnya mereka terlihat tidak suka dengan Abyan dan teman-temannya. “Masih berani Lo datang kesini? Lo mau Gue buat malu lagi, ha!” Ucap pemuda bertato sambil menunjuk Abyan. Abyan tersenyum sinis “Sebaiknya Lo jangan senang dulu, Gue yakin kali ini Lo pasti yang akan kalah.” “Oke kita buktikan nanti, siapa yang akan menjadi pecundang!” sahut Pemuda lainnya. Kemudian mereka pergi menyiapkan sepeda motornya yang akan digunakan untuk balapan, begitu juga dengan Abyan yang akan memakai sepeda motor milik Doni untuk balapan kali ini yang sebentar lagi akan dimulai. Di lain tempat Tak terasa langit sudah berubah menjadi malam, Bi Sumi mulai merasa khawatir menunggu Saskia yang sampai saat ini belum pulang dari kantor. Bi Sumi tidak tahu kalau Saskia saat ini tengah terkurung di dalam kamarnya. “Aduh ke mana ya Non Saskia, kok sampai sekarang belum pulang juga,” guman Bi Sumi sambil berjalan mondar-mandir. Tak lama lima belas menit kemudian sebuah mobil terlihat masuk ke dalam garasi, Bi Sumi lalu segera menghampirinya mengira Saskia pulang ke rumah. Tapi ternyata yang keluar dari dalam mobil adalah Ratna dan Anton–majikannya. “Eh, Nyonya sudah pulang, Non Saskia mana Nyonya? tanya Bi Sumi sambil melirik ke dalam mobil. “Saskia bukannya sudah pulang, Bi?” tanya Ratna balik. “Belum Nyonya, dari tadi sore sampai sekarang Non Saskia belum pulang,” jawab Bi Sumi mulai cemas. “Saskia tidak mungkin belum pulang, apa Bibi sudah mencarinya di kamar? “Belum Nyonya karena sejak tadi sore pulang dari pasar saya tidak melihat non Saskia masuk ke dalam rumah.” “Ya sudah, ayo kita coba cari dulu di kamarnya,” ujar Ratna. Bi Sumi menganggukkan kepalanya, kemudian mengekori Ratna yang melangkahkan kakinya cepat menuju kamar Saskia. Sementara Anton pergi ke kamarnya beristirahat, tak peduli mau menantu hilang atau tidak. Setibanya di depan kamar Saskia, Ratna langsung memegang handel pintu mencoba membukanya tapi tak bisa. Pintu itu tak bergerak sedikit pun. “Bi, kenapa pintu kamar Saskia terkunci tidak seperti biasanya?” “Tidak tahu Nyonya, coba saya buka?” Bi Sumi lalu mencoba membukanya tapi tidak bisa juga. “Nyonya sepertinya pintu kamar Non Saskia terkunci dari luar,” ujar Bi Sumi. “Benarkah? Coba bibi pergi ke dapur ambil kunci cadangan di lemari atas!” perintah Ratna. “Baik Nyonya.” Bi Sumi bergegas mengambil kunci di dapur, setelah mendapatkannya Bi Sumi segera kembali ke kamar Saskia dan membuka pintunya. Ceklek Begitu pintu terbuka, Bi Sumi terlonjak kaget ketika melihat Saskia pingsan tergeletak di lantai tidak sadarkan diri di balik pintu. “Astagfirullah hal Azhim, Non Saskia!” pekik Bi Sumi. Ratna menutup telinganya mendengar suara Bi Sumi berteriak, raut wajah Ratna hanya biasa saja tidak khawatir sama sekali dengan keadaan Saskia sangat berbeda dengan Bi Sumi yang panik. Bi Sumi langsung menghampiri Saskia dan perlahan mengangkat dan merangkul tubuhnya ke atas ranjang sendirian, tanpa di bantu Ratna. “Non Saskia, bangun Non!” Bi Sumi menepuk-nepuk pelan kedua pipi Saskia agar terbangun, namun Saskia masih enggan membuka matanya. Bi Sumi semakin khawatir saat memegang dahi Saskia yang panas. “Nyonya, Non Saskia sepertinya sakit. Ayo kita bawa ke Rumah sakit,” ucap Bi Sumi kepada Ratna yang sejak tadi hanya diam berdiri melihat Saskia. “Bi Sumi gak usah berlebihan ngapain ke Rumah sakit, kasih aja minyak kayu putih nanti Saskia juga sadar,” sahut Ratna. “Tapi Nyonya ....” “Sudah gak ada tapi-tapian, cepat sana ambil minyak kayu putih!” perintah Ratna. Bi Sumi lalu mengambil minyak kayu putih yang berada di kotak obat, lalu segera membukanya dan mendekatkannya ke hidung Saskia agar Saskia menghirupnya. “Saskia, Saskia kenapa kau bisa pingsan merepotkan saja,” guman Ratna menunggu Saskia tersadar. “Nyonya, sepertinya non Saskia pingsan karena di kurung di dalam kamar dan tak diberi makan,” ucap Bi Sumi. “Ini pasti ulah Abyan, dasar anak nakal,” guman hati Ratna. Sesaat kemudian Saskia mulai tersadar dan memegang kepalanya yang pusing, Bi Sumi merasa lega melihat Saskia membuka matanya. “Alhamdulillah Non Saskia sudah sadar,” ucap Bu Sumi. “Saskia, kau baik-baik saja?” tanya Ratna. “Kepalaku pusing Ma, perutku juga sakit,” jawab Saskia lirih. “Saskia, kenapa kau bisa terkurung di dalam kamar? Apa Abyan yang menguncimu dari luar?” “Iya, Ma. Mas Aby yang mengurungku di kamar.” “Abyan benar-benar keterlaluan, nanti mama akan bicara dengan Abyan, sekarang kau makan dan istirahat ya!” ujar Ratna. Saskia mengangguk. Ratna kemudian menyuruh Bi Sumi untuk merawat Saskia sakit. “Bi, ambilkan makanan untuk Saskia!” “Baik Nyonya,” sahut Bi Sumi lalu pergi ke dapur mengambil makanan. “Saskia, Mama tinggal sebentar ke kamar dulu,” ucap Ratna lembut kemudian berlalu pergi. Malam semakin larut, Abyan baru pulang ke rumah seperti biasa dalam keadaan setengah mabuk. Abyan baru saja merayakan kemenangannya dalam balapan sepeda motor bersama teman-temannya. “Abyan kau dari mana saja?” tanya Ratna yang sengaja menunggu Abyan pulang di ruang tengah. “Mama, tumben jam segini belum tidur,” jawab Abyan sambil merebahkan tubuhnya di Sofa. “Abyan jangan mengalihkan ucapan Mama, kau dari mana?” tanya Ratna lagi. “Biasalah Ma, kumpul sama teman,” jawab Abyan acuh. “Abyan, Mama tidak melarangmu bersama teman-temanmu. Mama cuma minta kau jangan keterlaluan dengan Saskia.” “Maksud Mama apa? Keterlaluan bagaimana?” tanya Abyan tak mengerti. “Kenapa kau mengurung Saskia di kamarnya tadi siang dan meninggalkannya?” “Itu karena dia berisik, Ma.” “Apa! Dasar anak nakal lihat karena ulahmu sekarang Saskia jadi sakit, untung Mama dan Bi Sumi cepat membuka pintunya.” “Terus kenapa kalau dia sakit, Ma? Ya biarkan saja nantikan dia sembuh sendiri.” “Abyan, kau jangan terlalu kejam dengan Saskia. Kalau dia sampai mati bagaimana? siapa yang akan kerja mengurus perkebunan kakekmu nanti.” “Iya-iya Ma, lain kali Abyan tidak akan menyiksanya lagi.” “Bagus. Ingat Abyan, Saskia itu aset kita kalau dia tidak ada maka kita tidak bisa menikmati harta kakekmu ini, kau paham ‘kan maksud Mama?” “Iya Ma, Abyan paham. Abyan ke kamar dulu capek.” Abyan beranjak dari duduknya, berjalan ke atas menuju kamarnya. Lalu di ikuti Ratna yang kembali ke kamarnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD