Bab 6

2337 Words
Happy reading ***   Anya kembali menggelengkan kepalanya, dan lalu tersenyum, “Sorry, I can't do it, because I want to make love with my boyfriend” ucap Anya. Armand paham, wanita yang  cerdas tidak akan melakukannya jika tidak di dasari dengan cinta, ia kembali memandang Anya, “Kamu pernah selingkuh nggak?” Anya mengerutkan dahi, menatap Armand, “Pernah dulu jaman SMA, udah lama banget. Biasalah masih ABG. Kenapa? Kamu pernah selingkuh ya?” “Pernah sih dulu ya jaman-jaman ngampus dulu” Armand terkekeh. “Semua pernah selingkuh pada waktunya” ucap Anya. “Tapi itu nggak dibenarkan. Kalau sekarang ketahuan selingkuh yaudah tinggalin aja” “Iya kamu bener” Armand setuju dengan ucapan Anya. Alis Anya terangkat, “So, masalahnya apa?” Armand menarik nafas, ia beranjak dari duduknya, ia lalu berdiri. Di ikuti oleh Anya di sampingnya, mereka menuju ke kitchen, “Aku hanya ingin ngobrol tentang perselingkuhan saja. Aku ingin mendengar dari sudut pandang kamu. Menurut kamu selingkuh itu apa? I know you are smart” Anya menarik nafas dan lalu berpikir, “Menurut aku, selingkuh itu akibat, bukan penyebab” Armand membuka kulkas, melirik Anya, “Maksudnya?” Armand mengeluarkan pasta dan daging cincang. “You want to eat? I can make spaghetti” Anya mengangguk dan mengiyakan, karena Armand akan membuatkannya spaghetti. Padahal tadi mereka habis brunch. Tapi ia akan mencoba memakan masakan Armand, “Kamu bisa masak?” “Bisa, tapi yang simple” Anya memandang Armand mengeluarkan pasta dan daging dari kulkas, “Setiap hubungan percintaan pasti ada masalah internal, baik ringan ataupun berat. Menurut aku wajar sih, mengingat bahwa dua orang yang berbeda, pola pikir dan prilaku, memutuskan bersama lalu affair” “Jika di awal saja kamu tidak cukup menarik, obrolan tidak nyambung, lebih baik sudahi saja. Karena itu akan membuat semuanya menjadi kusut. Bermula dari itu hubungan menjadi penyebab hubungan retak dan akhirnya kamu selingkuh dengan yang lebih asyik” ucap Anya menjelaskan. “Paham nggak?” tanya Anya. Armand mengangguk, “Paham kok” “Masalahnya mencari perhatian atau pembelaan lebih gampang dari pada menyelesaikan masalah. Makanya banyak sekali perselingkuhan terjadi, karena rata-rata tidak bisa mendiskusikan masalah dan nggak menemukan jalan keluar” “Makanya, kalau mencari pasangan itu harus mengecek apakah bisa diajak diskusi apa nggak. Kamu harus tau kalau pasangan kamu bisa menyelesaikan masalah atau tidak. Pastiin juga dia bukan orang yang lari dalam masalah. Kalau ada masalah, lebih baik jangan dipendam sih menurut aku, kalau perlu bawa ke meja debat” Armand setuju dengan penjelasan Anya. Penjelasan masuk akal menurutnya dan paling tepat. Armand merebus pasta. “Apalagi nih, banyak pasangan muda mudi menikah beberapa tahun, lalu cere. Yang pernikahannya menggunakan dalil-dalil hati, jodoh, dan segala ekspetasi rohani yang tidak menggunakan logika. Biasanya hubungan itu bukan semakin membaik, malah semakin memburuk” “Iya kamu benar, banyak yang terjadi. Sekelas pemuka agama juga belum tentu bisa menjaga hubungan baik dengan pasangannya” timpal Armand. “Gimana mendapat solusi coba? jika yang dilakukan hanya diam, mengalah, berharap pasangan berubah. Masalah nggak akan selesai begitu saja. Mungkin di n****+, film, cara itu berhasil karena cerita fiksi. Namun di dunia nyata, ya nggak bisa, it's different” “Dan selanjutnya, tahu-tahu ada pihak ketiga masuk, mereka semakin akrab, bertemu, dan saling berinvestasi dalam hubungan. Maka terjadilah perselingkuhan” ucap Anya, ia memandang Armand yang menatapnya. “Alasan utama selingkuh, karena terbawa perasaan dengan orang yang kamu temui setiap hari, ketimbang pacar sendiri. Kamu pernah diselingkuhin seperti kasus ini kan” Armand lalu tertawa, “Iya kamu bener” “Banyak alasan-alasan perselingkuhan yang enggak masuk akal  terjadi” “Contohnya apa” Armand mengambil daging cincang di kulkas. “Misalnya gini, ada nih temen aku dulu cerita temennya selingkuh, gara-gara istrinya nggak bisa masak. Si pria selingkuh dengan teman kantornya sendiri. Dia nya enak-enak selingkuh, eh malah istri yang di salahkan” Anya lalu tertawa, lalu menanggapi ucapan Anya. “Menurut aku, istri tidak berkewajiban untuk masak. Memasak bukan masalah gender menurut aku. Lebiih ke arah hidup mandiri. Bahkan profesi juru masak sekarang kebanyakan seorang pria, bukan wanita” “Iya kamu bener, aku pikir si pria pemikirannya masih kolot jika menganggap wanita wajib bisa masak” “Lah dia dulu pacaran ngapain? Emangnya nggak tau kalau istrinya nggak bisa masak? Menurut aku itu pentingnya pacaran, jadi tau dan memanfaatkan waktu untuk mengenal satu sama lain” ucap Anya lagi. “Pernikahan itu komitmen, bukan malah memperburuk kekurangan istri karena nggak bisa masak” “Anehnya lagi nih ya, sama-sama saling menyalahkan, pria selingkuh menyalahkan wanita. Wanita selingkuh nyalahin pria. Sama-sama nggak ada solusi, ujung-ujungnya cere” “Ada yang bilang, lah siapa suruh pacarnya nggak di jaga?makanya dia cari pria lain”  “Selingkuh itu bukan solusi. Apa karena ada yang lebih cantik, merespon kamu, kamu bisa selingkuh? So kesimpulannya jika ada masalah sama-sama saling diskusi. Jika tidak ada titik temu sebaiknya berpisah saja” ucap Anya pada akhirnyaa.  Berdiskusi seperti ini memang sangat mengasyikan menurut Anya. Ia mendapat lawan bicara yang sepadan. “Ya kamu benar” Armand tertawa, ia memandang Anya. Menurut Armand Anya itu sexy dari segala sisi. Pemikirannya bagus dan dia menarik. “Kamu itu ternyata cerdas banget ya” “Kalau di banding dengan saudara aku, aku yang paling biasa aja, standar, dibawah rata-rata” Anya lalu tertawa. “Aku tahu Raja, dia super pintar dan Ares mungkin sama, karena aku belum mengenalnya lebih dekat. Tapi aku suka loh lingkungan keluarga kamu. Aku pikir orang tua kamu sukses mendidik anaknya dengan baik. Membebaskan apa yang mereka pilih” “Kapan-kapan deh aku ajak kamu ketemu mama di rumah” ucap Anya. “Bener?” Anya mengangguk, “Iya serius” “Kapan?” “Mungkin besok” “Oke, noted, besok aku free, lebih cepat lebih baik kenalan dengan keluarga kamu. Ya walaupun udah kenal” Armand meneruskan masaknya, ia melihat Anya masih menemaninya, bercerita tentang keluarga masih-masing. Walau pembicaraan ini  ringan, namun menciptakan keakraban dikeduanya. Beberapa saat kemudian spaghetti buatan Armand jadi. Anya melihat spaghetti terlihat sangat enak di teflon, Anya tersenyum, lalu mengambil garpu dan mencicipnya. “Bagaimana?” “It tastes really good” “Thank you” Armand lalu meletakan spaghetti itu di piring untuk dirinya dan Anya. Setelah itu mereka makan sambil menonton Tv, membicarakan banyak hal. Ini adalah bentuk sebuah keakraban mereka.   *** “Thank you for today. Aku senang hari ini bisa ngobrol banyak sama kamu” ucap Anya, setelah ia tiba di caffee Aroma. Anya melepas sabuk pengamannya. “Iya sama-sama. Sampai ketemu besok” ucap Armand. “Kalau pulangnya bagaimana? Apa mau aku jemput?” tanya Armand sebelum Anya keluar dari mobilnya. “Aku pulang sama Silvi manager aku, dia ada di dalam kok” “Oke, see you next time” Anya membuka pintu mobil, ia lalu keluar dan melangkah menuju caffee Aroma. Ia melihat mobil Armand menghilang dari pandangannya. Sebenarnya ia tidak terlalu suka jika berhadapan langsung dengan pemilik Aroma kopi ini. Entahlah, mungkin karena pertemuan pertama mereka tidak baik, maka rasa tidak suka itu semakin besar. Anya mengehentikan langkahnya, ternyata pria yang ia pikirkan barusan sudah di depan matanya. Lihatlah ternyata pria itu memperhatikannya sejak tadi di sana. Pria itu mengenakan kaos berwarna hitam dan celana senada. Ia tidak habis pikir ternyata Bimo memiliki baju berwarna yang sama setiap harinya. Anya lalu meneruskan langkahnya, ia tidak peduli dengan pria bernama Bimo itu. Anya melirik jam melingkar ditangannya menunjukkan pukul 18.30 menit. Ia datang lebih awal dari dijadwal kan. Anya masuk ke dalam ia berusaha tenang dan diberinya senyuman, karena ia harus menjaga sikap sopan santun. Anya mengedarkan pandangannya. Suasana caffee terlihat ramai pengunjung. “Selamat malam,” ucap Anya memandang Bimo. “Selamat malam juga” Bimo menatap penampilan Anya, wanita itu mengenakan dress tanpa lengan., yang menonjolkan tulang selangka. Look Anya memang selalu sexy menurutnya, padahal itu baju yang biasa di pakai wanita. Para pengunjung menatap Anya, karena dialah yang menjadi pusat perhatian pengunjung caffee. Bimo tidak ingin ada kegaduhan di dalam caffee ini. “Langsung ke atas aja ya” ucap Bimo. Anya mengangguk lalu mengikuti langkah Bimo menaiki tangga. Anya melihat bahwa caffee ini memiliki 4 lantai, dan terlihat penuh di atas. Bimo membawanya ke lantai dua, ia masuk ke dalam ruangan, ternyata di sana memiliki ruangan kantor. Kubikel-kubikel tidak terlalu banyak, namun tersusun rapi. Mungkin sebagian back office ngantor di sini. Anya melihat ada dua karyawan yang lembur. Dua karyawan itu menyadari kehadirannya dan lalu tersenyum. “Anya Asmeralda ya?” ucapnya antusias. Anya mengangguk, “Iya” “Ya ampun, beneran kan. Nggak mimpi !” Anya hanya tertawa, ia sudah sering melihat reaksi orang melihatnya seperti ini. “Boleh minta foto nggak? Sebentar aja” Anya lalu mengangguk, “Boleh” Kedua karyawan lembur itu lalu mendekati Anya dan lalu mereka berselfie. Bimo yang menatapnya hanya nelangsa dalam hati. Untung saja ia tidak membawa Anya ke sini saat jam kerja. Setelah itu Anya mengikuti langkah Bimo, masuk ke dalam ruangan meeting, yang hanya ada mereka berdua. Anya memilih duduk di dekat jendela menikmati langit gelap. Anya kembali memperhatikan Bimo. Pria itu hanya diam. “Meetinnya tentang apa?” tanya Anya membuka topik pembicaraan sambil menunggu Silvi dan Renata. “Tentang product baru Aroma” Beberapa menit kemudian, barista datang membawa dua cangkir kopi dan brownies. Anya mengucapkan terima kasih. “Kapan lounchingnya?” “Sekitar dua minggu lagi” Bimo menatap Anya, “Kenapa kamu kemanrin mengatakan saya ngobat?” Anya menarik nafas, ia sebenarnya tidak terlalu suka membahas masa lalu,  “Nggak sengaja, serius” “Apa karena saya tatoan, kamu bilang saya ngobat?” “Enggak kok” ucap Anya terbata, ia mulai tidak suka dengan Bimo. “Ih, nyebelin banget sih” dengus Anya kesal. Seketika pintu terbuka, Anya bersyukur bahwa Silvi dan Renata masuk. “Malam cantik” ucap Renata. “Malam juga mba bu Renata” “Udah lama?” “Barusan kok” Bimo lalu membuka acara meetingnya, karena sudah jam tujuh. “Selamat malam semua, saya buka langsung aja, karena ini adalah meeting santai. Tanggal 01 ini kita akan ada lounching product baru, namanya fresh caffee. Productnya antara lain yaitu cookies & cream,  green tea, Choco Banana dan Avocado Coffee” “Namun product ini tidak louncing di Aroma, melainkan di Indomaretfresh. Ini bentuk kerja sama saya dengan indomaret yang akan lounching pada tanggal 01 awal bulan depan  nanti cabang pertama di Menteng. Tidak hanya satu, tapi akan ada di seluruh Indomaret seluruh Indonesia. Sekarang sedang dalam tahap pembangunan, dan product coffee nya tidak sestorng Aroma. Mungkin orang tidak tahu bahwa itu milik Aroma, karena saya membuat innovasi yang berbeda, namun semuanya ada unsur coffee Aroma nya” Bimo memandang Anya, “Tugas utama Ambasador membuat para coutumer penasaran, ingin datang ke Indomaret fresh terdekat” “Untuk bahan-bahan product marketing, nanti akan diberikan oleh langsung oleh ibu Renata” “Kita akan testfood besok jam 08.000  pagi dengan Chef di Aroma coffee. Tepatnya di sini” Anya dan Silvi hanya mendengarkan, ia lalu mendengarkan Bimo berbicara panjang lebar. Akhirnya diskusipun selesai. Silvi meminta file kepada Renata dan  Anya hanya diam. Anya menyasap kopi secara perlahan. Setelah itu ia memakan brownies, ternyata rasanya sangat enak. Ada unsur coffee di dalamnya yang ringan. “Oke, begitu saja meeting hari ini saya ucapkan terima kasih atas kehadirannya” Anya mendekati Silvi, “Besok kita ke sini?” “Iya lah” “Kenapa nggak dikirim aja ya productnya?” ucap Anya. “Ya nggak mungkin lah, biar resmi aja gitu kalau ada lo” “Lo ikut nggak?” “Ya nggak lah” “kalau nggak kesiangan gue bisa ikut. Lo tau lah gue masih banyak kerjaan. Lo sendiri aja ya, kan pegawai lo cuma gue doang. Gue jadi accounting, manager, kadang cameramen juga, beneran deh, banyak kerjaan gue. Takut nggak bangun. Lo habis testfood langsung balik. Naik grab aja besok, palingan sejam udah kelar” “Iya sih, kasihan juga kadang sama lo. Tapi gue males ada si ono” “Ono siapa?” “Pak Bimo” “Lah dia kenapa?” “Ribet, gue nggak suka. Kayak sok-sokaan gitu” “Masa sih” Anya mengangguk, “Ih, beneran malas gue” “Nggak usah datang aja kalau malas !” Anya dan Silvi lalu menoleh, “Mampu” teriak Anya dalam hati. Padahal tadi ia berbicara dengan sangat pelan. Bimo lalu menarik Anya keluar dari ruang, ia berbicara empat mata kepada wanita ini. Bimo melipat tangannya di d**a. “Kalau kamu malas, nggak usah datang !” ucap Bimo penuh penekanan. “Buat apa kamu jadi ambassador Aroma, kalau malas-malasan gini. Di luar sana masih banyak artis yang mau menggantikan posisi kamu !” “Bukan gitu maksud saya” Anya menahan Amarah. “Kalau kamu nggak suka kerja sama saya, bilang aja” Anya menarik nafas, ia menatap mata elang itu dengan berani, “Oh God, Saya nggak malas sama product kamu. Yang saya malas ketemu kamu, paham !” terika Anya dalam hati. “You know? You don't have a positive impact on me” gumam Anya. “Berdampak positif apa yang kamu maksud? Apa saya marah-marah terhadap kamu? Apa saya mengatakan kamu tidak benar? Apa saya telah mengatakan kamu tidak baik di public?” “Saya  memberitahu ini, karena ini hal yang sangat penting. Saya bisa saja mengajak kamu meeting di head office bersama tim yang lain. Namun mengingat itu kamu, maka saya meeting secara pribadi seperti ini, agar kamu paham apa yang saya bicarakan. Karena jika terlalu ramai, membuat tidak efektif. Dan sekarang saya yang membuang waktu saya untuk kamu. Dan kamu menanggapinya karena malas” “Oh God, kalau nggak suka keluar saja. Nggak usah kerja !” ucap Bimo penuh penekanan. Anya menggeram, ia ingin meluapkan emosinya, karena sudah terlalu benci dengan pria berambut gondrong itu. Ia pastikan akan keluar dari Aroma secepatnya, ia akan mencari pengacara agar dapat menyelesaikan perkara ini. “Oke saya paham. Besok saya akan datang” ucap Anya.   ***                  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD