Mobil berhenti tepat di kediaman Dine. "Kita turun dulu," Bian mengajak Dine turun dari mobil. "Tunggu. Bicara soal ular membuatku harus waspada selalu," Bian melangkah lebih dulu masuk ke dalam rumah. Ia menyalakan lampu dan memastikan tidak ada apapun di dalam rumah. "Aman," Bian menoleh ke arah Dine sambil menggenggam tangannya. Setelah mengunci pintu, keduanya naik ke lantai dua. "Aku suka Anette dan Ryk. Keduanya baik dan ramah. Aku pikir mereka tidak seterbuka itu menerimaku," ungkap Dine. Bian tersenyum, "Kamu adalah aku. Aku adalah kamu. Tidak bisa dipisahkan. Sahabatku harus menerimamu apa adanya." "Tapi kan harus tulus. Tidak bisa juga gara gara aku istrimu lalu jadi terpakasa menerimaku," Dine ikut tersenyum. Bian merangkulnya, "Ryk sudah teruji. Dia sahabat baikku