Flying Back With You

2288 Words
Pagi-pagi aku sudah bangkit dari tempat tidurku yang berada di samping kamar Andrew dan mamanya tidur . Aku segera bersiap diri untuk membantu Andrew mandi dan berpakaian agar kami bisa segera ke bandara Changi untuk terbang kembali ke Indonesia. Kali ini kami akan memakai jet pribadi supaya Andrew lebih nyaman dan tidak merasa dipandangi dengan pandangan penuh rasa kasihan dari orang-orang seperti bila kita memakai pesawat umum. Dari bandara saja saat proses check in juga sudah dipandangi orang-orang. Aku sangat memahami perasaan ini, karena rata-rata semua pasienku kalau berpergian juga tidak mau memakai pesawat umum. Mereka lebih memilih pesawat charter pribadi. Ketika aku masuk ke kamar Andrew, dianya masih berbaring di tempat tidur tapi dengan mata terbuka. Sepertinya dia semalaman tidak tidur, hanya berbaring saja dan matanya terbuka memandang langit-langit kamarnya. Aku sangat mengerti kesedihan di hati Andrew, karena bagaimanapun dia pasti sangat terluka dengan keadaannya yang lumpuh sekarang ini. Dulu sebelum kecelakaan yang mengakibat dirinya lumpuh, Andrew adalah laki-laki aktif dan gagah juga sehat. Bebas bergerak dan beraktifitas sendiri . Bebas pergi kemana-mana tanpa perlu bantuan dan tanpa perlu dipandang orang dengan belas kasihan. Sekarang untuk bangun dari tempat tidur saja dia harus menunggu seseorang untuk mengangkatnya. Dan mulai hari ini orang yang akan membantunya itu adalah aku, seorang wanita yang kebetulan mempunyai nama yang sama dengan tunangan yang mencampakkannya meskipun hanya pelafalannya. Aku juga sangat binggung gimana nama kami bisa sama dalam pengucapan. Aku dengan Ce, dia dengan Se. Namaku tertulis Cefira dan namanya tertulis Sevira meskipun beda jauh dalam penulisan tapi saat diucapkan nadanya terdengar sama persis. Untung saja aku punya nama kedua Anastasia, kalau tidak, kemarin pasti Andrew akan menolakku dengan keras dan aku sia-sia pulang ke Indonesia. Mau balik ke Amerika juga kagak bisa, aku belum ada kontrak kerja baru. Biasanya dari kontrak yang satu ke kontrak yang lain akan butuh waktu dua bulan sampai tiga bulan untuk semua proses selesai dan aku bisa kembali bekerja. Mau berleha-leha di apartemenku yang nyaman di San Fransisco juga tidak bisa, dalam satu hari apartemen cantikku itu sudah tersewa untuk satu tahun. Jadi aku sangat bersyukur sekarang ini punya nama belakang sehingga sekarang aku akan dipanggil Anastasia oleh Andrew. Saat makan malam kemarin, aku juga sudah menelepon mama agar tidak memanggilku Cefira atau Fira kalau di depan Andrew.Aku ingin Andrew melupakan mantan tunangannya dan hanya fokus pada metode therapy yang telah aku siapkan untuknya, agar Andrew bisa segera sembuh dan kontrakku tidak perlu diperpanjang lagi. Cukup satu tahun saja aku membantunya. Tante Jennifer juga sudah berusaha, meskipun kemarin dia sempat kelupaan, tapi katanya dia akan berusaha keras agar tidak lagi memanggilku dengan nama Cefira. Mulai sekarang sampai setahun ke depan , namaku akan berubah menjadi Anastasia. Semua itu untuk Andrew. Nggak apa-apa. Kata pujangga-pujangga, apalah arti sebuah nama. Aku berjalan menghampiri Andrew. “ Good morning Mr. Andrew” Kataku ramah padanya. Aku akan membiasakan diri memanggilnya Mister seperti pada pasien-pasienku lainnya yang di luar negri. Andrew tidak membalas sapaanku. Dia mengangkat tangannya dan menghapus bulir-bulir yang jatuh di matanya yang basah. Hatiku terenyuh melihat Andrew, yang pasti sangat sedih sampai air matanya mengalir tanpa dia sadari . Tapi aku pura-pura tidak melihatnya. Aku mendekati dan tersenyum manis padanya. “ Hari ini aku yang akan membantumu untuk mandi dan ke kamar mandi, karena perawat cowok yang dari rumah sakit, sudah tidak datang lagi ke sini karena kita sudah mau pulang ke Indonesia. Aku benar-benar caregiver professional yang telah bekerja hampir sepuluh tahun merawat pasien-pasien yang memerlukan bantuanku. Meskipun aku cewek kamu jangan ragu untuk meminta bantuanku karena takut aku tidak kuat mengangkatmu. Aku ini sangat kuat, dan pasti bisa mengangkatmu karena ada triknya asalkan kamu rileks dan mengikuti semua instruksi- instruksi dariku. Ini pertama kali, pasti akan terasa susah, tapi kita berdua akan membiasakan diri dan pasti kita akan terbiasa , selanjutnya pasti akan menjadi lebih mudah, Ok Mr. Andrew? Apakah kamu siap untuk berdiri dan mandi?” Kataku sambil tetap tersenyum manis. Dalam hati aku berdoa, supaya si tuan muda ini jangan ngambek lagi. Andrew hanya menganggukan kepalanya. Matanya tetap penuh kesedihan, dan tetap berkaca-kaca. Aku seperti tadi , pura-pura tidak melihat matanya yang berkaca-kaca. Aku sibuk mendekatkan kursi roda ke samping tempat tidur dan menggeser pegangan tangannya. Kursi Roda Andrew adalah model terbaru yang paling canggih. Semuanya Elektrical. Untuk menggeser pegangan tangan dan mengunci rodanya tinggal tekan kenop pengontrol yang ada di sampingnya , tidak perlu lagi diputar-putar seperti model kursi roda yang lama. Kursi rodanya sekarang telah siap di samping tempat tidur . Saatnya aku memindahkan Andrew dari tempat tidur ke kursi rodanya. Aku harus menjelaskan instruksi dulu agar Andrew memahami karena aku tidak mau mengikuti metode perawat cowok yang membantu Andrew. Metode cara pindah pasien ku ini, memang lain dari yang lain karena aku cewek yang pasiennya rata-rata cowok bule yang badannya tinggi tegap jadi aku tidak bisa memakai cara biasa yang pasien merangkul leherku karena aku dan si pasien akan sama-sama terjatuh kalau aku kehilangan keseimbangan. Akhirnya aku menemukan cara ini yang lebih efektif untuk ku dan untuk pasienku. “ Mr. Andrew. Cara pindahku ini mungkin lain dengan si perawat pria. Tapi percayalah, cara pindahku ini akan sangat nyaman buat Mister. Nah pertama aku akan membalikkan tubuh Mr Andrew ke samping lalu aku akan menahan b****g dan paha mister dan satu tangan lagi aku akan mengangkat kepala mister, lalu saya dudukan di tempat tidur. Saat duduk, kaki mister sudah harus sejajar di lantai . Dan kita akan beristirahat sebentar. Jika Mister pusing, kasih tahu aku dan kita akan menambah waktu istirahatnya. Kalau tidak pusing, kita lanjutkan. Lalu posisi saya akan setengah menunduk di depan mister, dan mister akan menyandarkan kepala mister di dadaku lalu tangan mister harus merangkul pinggang saya. Dan saya juga akan merangkul pinggang mister. Lalu hopp saya akan mengangkat b****g mister dan memindahkannya di kursi roda. Sesimpel itu caranya. Dan begitu pula saat aku memindahkan mister di kamar mandi, posisi kepala mister, tetap harus menempel di dadaku. Ok?” Tanyaku padanya. Aku mencoba menjelaskan dengan sesimpel mungkin, biar Andrew tidak merasa ribet. Awal mula pasti dia akan canggung, tapi lama kelamaan pasti akan nyaman . “Siap, Mister Andrew?” Tanyaku padanya. Andrew diam tak bersuara dan hanya menganggukkan kepalanya. Aku lalu membalikkan tubuh Andrew yang terlentang ke arah samping, satu tanganku menahan b****g dan pahanya lalu satu tangan lainnya mengangkat kepalanya. Sekarang Andrew sudah dalam posisi duduk di tepi tempat tidur. Kakinya yang panjang telah diletakkan dengan nyaman di lantai. “ Gimana, pusingkah? Ada yang tidak nyaman kah?” Tanyaku. Andrew tetap diam dan hanya menggelengkan kepalanya. “ Ok, kalau begitu kita lanjutkan step selanjutnya” Kataku sambil menunduk menghadapnya. “ Sekarang, sandarkan kepala Mister ke dadaku” Andrew mengikuti instruksiku dan dia menyandar dengan nyaman ke dadaku yang memang ukurannya cukup besar untuk da-da rata-rata ukuran wanita Indonesia. Ukuran Bra ku 38 cup C. Gede ya? Memang itu salah satu daya tarikku. Se.x appeal ku terletak di da-da dan bokongku . Itu kata cowok-cowok yang pernah kutiduri , da-da dan bokongku sangat seksi. Kepala Andrew telah berbaring nyaman di da-da 38 ku dan sekarang aku memeluk pinggangnya. Dengan sekali sentakan perlahan, aku mengangkat pinggangnya dan langsung memindahkannya ke kursi roda. Berhasil!! Andrew sekarang telah duduk di kursi rodanya dengan nyaman. Aku membantunya menekan tombol untuk membalikkan pegangan tangan kursi rodanya lalu menekan tombol unlock rodanya. “ Mister, mau saya dorong atau jalan sendiri ke kamar mandi” Tanyaku lagi. Tanpa menjawabku, Andrew langsung memencet tombol On, dan kursi rodanya meluncur ke kamar mandi. Di kamar mandi, aku mulai membantu Andrew membuka bajunya. Dadanya Andrew terlihat masih kencang berotot, begitu pula perutnya rata terbentuk sempurna Pasti dulu dia rajin nge gym. Lalu aku membantunya membuka celananya. Saat ini sekalian aku sedang mendiagnosa Andrew, apakah kelumpuhannya termasuk kelumpuhan di kemampuan seksual? Karena ada terapi tersendiri apabila kemampuan untuk ereksinya juga terganggu. Dan ketika selesai aku membuka celananya, berdasarkan pengalaman diagnosaku. Memang kemampuan ereksi Andrew sedikit terganggu. Wajahku tidak berubah, aku tidak mau Andrew menjadi lebih minder lagi. Ini juga baru tiga bulan Andrew selesai operasi. Tidak bisa kita terlalu cepat mengambil kesimpulan dengan hanya melihat seperti ini. Andrew tampak canggung melihatku . Aku tidak berkata apa-apa lalu membantunya pindah dari kursi roda ke toilet. “ Caranya masih sama ya Mister. Letakkan kepala mister, ke dadaku lalu aku akan memeluk pinggang mister dan mengangkat mister sedikit untuk berpindah ke closet. Siap!” Kataku tetap dengan senyum agar Andrew merasa nyaman. Dan ketika aku menunduk dan Andrew meletakkan kepalanya ke dadaku lalu aku mengangkatnya. Aku melihat milik pribadi Andrew naik dan mengeras. Terimakasih Tuhan, berarti bagian sensitive Andrew tidak terganggu. Sensorik nya masih baik karena miliknya masih bisa mengeras kalau ada rangsangan. Andrew hanya kehilangan kekuatan bertumpu di kakinya. Aku berhasil memindahkan Andrew dengan sekali mengangkatnya. Andrew tampak malu melihatku memandangi bagian intimnya, dia menutupnya dengan kedua tangannya. Aku pura-pura tidak melihat dan membalikkan badanku , lalu mendengar Andrew berkata padaku. Ini suara pertamanya yang kudengar pagi ini. “ Tatas, kamu keluar saja. Aku akan BAB dulu nanti aku bisa membersihkan sendiri. Saat selesai aku akan memanggilmu dan baru kamu bantu aku mandi” Katanya dengan suara pelan. Hmmm Andrew memanggilku Tatas, mungkin nama Anastasia kepanjangan. Untung saja dia tidak memanggilku Ana, Sisi A-a, atau Nanas. Hehehehe. Tatas, is better, aku senang dengan panggilan Tatas, kesannya sangat akrab. “ Ok Mister, Aku akan keluar dan mempersiapkan baju mister untuk dipakai saat kita pulang ke Jakarta nanti dan aku senang Mister memanggilku Tatas. Kesannya sangat friendly”. Kataku lalu berjalan keluar dari kamar mandi dan membiarkan Andrew menikmati me time nya di kamar mandi. Memang aku juga tidak bisa beol kalau ada orang di sampingku. Beol nya nggak mau keluar. Mungkin beol nya malu kalau ada orang lain. Hehehe. Jadi aku mengerti mengapa Andrew memintaku keluar dulu. Beberapa saat kemudian, aku sudah selesai memakaikan baju ke Andrew dan sekarang dia sudah duduk sarapan bersama Tante Jeniffer. Andrew aku pakaikan hoodie Tommy Hillfiger berwarna biru dengan celana cargo warna putih, dia jadi kelihatan segar dan ganteng. Tadi aku juga membantunya shaving biar keliatan lebih rapi. Padahal shaving bisa dilakukannya sendiri, mungkin Andrew malas dan lagi sedih, makanya dia membiarkan kumis dan jambangnya tumbuh tak terawat. Tante Jennifer sangat senang ketika melihat Andrew telah rapi dan duduk di meja makan menikmati sarapan bersama dirinya. Matanya tampak terharu dia mengucapkan thank you dengan pelan ketika aku memandangnya . Aku membiarkan kedua ibu dan anak ini sarapan. Aku sendiri beranjak ke kamarku untuk mengganti bajuku. Aku memakai baju biru dan celana biru seperti yang dipakai suster atau dokter di ruang operasi yang merupakan baju kerjaku . Baju yang menandakan profesi ku sebagai seorang caregiver dan menyematkan pin nama di da-da kananku yang tertulis C. Anastasia di bawahnya tertera dengan huruf yang lebih kecil Certified Caregiver ( HCA). Dengan seragam kerjaku, aku telah siap pulang kembali ke Indonesia bersama pasienku Andrew Kusumaatmaja. Semoga Andrew baik-baik saja dan tidak lagi mengamuk atau ngambek sehingga proses penyembuhannya lebih cepat dan dalam setahun aku sudah bisa kembali ke San Fransisco untuk menikmati jembatan golden gate yang sangat indah di pandang dari jendela kamarku apalagi saat malam hari. Membayangi hal itu saja sudah membuat aku merasa bahagia. Bahagiaku memang sederhana. Aku keluar dari kamar dan melihat ibu dan anak itu sudah selesai makan.Mereka memandangku yang sudah berdiri gagah dengan pakaian kebesaranku. Seragam biru-biru ala dokter dengan pin nama di da-da sebelah kananku. Andrew mengeleng-gelengkan kepalanya lalu menghela nafas panjang. Ada apa lagi nih? Kenapa Andrew menghela nafas panjang ketika melihatku. Jangan bilang dia ngambek lagi dan tidak mau pulang ke Indonesia. Lalu Andrew membuka mulutnya dan berkata “ Kemarin kita sudah sepakat bekerja sama dan tadi pagi aku juga bekerjasama dengan baik denganmu saat kamu mengajariku teknik pemindahan diriku. Jadi sekarang aku mau minta. Bisakah kamu tidak memakai seragammu saat berpergian denganku? Aku tidak mau dianggap bayi besar yang perlu seorang suster untuk mengurusiku. Aku mau kamu menjadi temanku saja, makanya aku memanggil namamu dengan Tatas , yang katamu, kamu juga suka karena kesannya friendly. Kamu bebas memakai baju apapun selama bekerja bersamaku. Tidak perlu pakai seragam ini. Melihatmu, memakai seragam membuatku tidak nyaman” Katanya dengan mata tertuju kepadaku. Padahal aku, suka memakai seragam ini saat bekerja, aku bangga dengan seragam ini seperti dokter yang bangga dengan jas putihnya. Tapi sepertinya aku harus mengalah daripada Andrew ngambek dan tidak mau bekerja sama denganku. Bisa-bisa aku tak kembali-kembali ke Amerika. Aku pun menjawabnya. “ Ok.. Baiklah. Tapi aku tidak membawa baju lain. Di koperku hanya seragam ini dan baju yang kupakai kemarin dan baju tidurku. Baju kemarin itu tadi sudah basah kuyub karena aku pakai di kamar mandi saat membantumu mandi. Jadi aku nggak punya pakaian lain”. “ Ambil hoodiee ini, ada satu lagi di lemariku. Pakai aja yang itu. Celananya nggak apa-apa kamu pakai celana biru yang kamu pakai sekarang” Katanya. Aku cepat-cepat mengangguk dan segera beranjak ke kamar untuk mengambil hoodie Tommy Hillfigier lainnya. Kenapa Andrew ada dua hoodie yang sama persis? Oh, pasti ini milik mantan tunangannya, soalnya saya lihat ukurannya ukuran cewek. Saat kupakai agak sempit hoodienya di bagian da-da. Da-daku jadi kelihatan sexy karena hoodienya membalut ketat tubuhku. Tapi biarlah, ku tahan saja agar si Tuan muda tidak ngambek lagi. Aku segera keluar kamar dan mereka berdua memandangku dengan senyum. Aku jadi pakai baju couple an dengan Andrew. Tante Jennifer tersenyum melihat kami berdua yang bagai anak TK dengan seragam samaan yang hendak pergi piknik . Kamipun berangkat menuju bandara Changi dan pesawat charter jet kami siap menerbangkan kami kembali ke Jakarta. Aku tidak peduli kamu mau memanggilku apa Yang penting aku bisa membuatmu untuk bangkit bersemangat lagi Melupakan semua luka di hatimu agar bisa menjadi manusia yang lebih baik Karena aku percaya, apalah arti sebuah nama, kalau nama itu akan menyakitimu
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD