Dia Mengamuk

2032 Words
PRANGGGGGG !!  Suara keras  terdengar lagi seperti suara gelas yang dilempar ke lantai dan pecah berkeping-keping. Aku dan suster pria yang sedang berbincang di sofa tentang semua  fase perawatan yang sudah diterapkan untuk  Andrew selama dia di Singapura ,  refleks segera berlari masuk ke kamar Andrew. Kami berdua membuka pintu kamar utama dan di sudut kamar, aku melihat seorang laki-laki yang duduk di kursi roda dengan sorot mata penuh penderitaan. Dari matanya keluar air mata bercucuran dan bahunya berguncang-guncang tanda tangisnya itu sangat kencang.   Tante Jennifer berjongkok di depannya dengan wajah penuh air mata. Kedua ibu dan anak itu sepertinya sangat terluka dan menderita. Serpihan gelas berserakan di sekeliling kursi roda. Aku dan perawat pria saling memandang dalam diam,  tak berani mengeluaran suara. Kami membiarkan kedua orang itu menangis bersama-sama. Sekarang,  Andrew tampak menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Bahunya kembali berguncang-guncang tanda dia  menangis semakin  kencang. Tante Jennifer tampak membelai-belai punggung tangan Andrew dan mencoba menenangkannya. Bahu tante Jennifer juga tampak berguncang, tapi guncangan nya tidak sekeras guncangan bahu  Andrew. Pasti Tante Jennifer susah payah menahan tangisnya agar dia tidak membuat Andrew menjadi  tambah bersedih . Sebenarnya apa yang terjadi?  Mengapa Andrew bisa sesedih ini sampai menangis begitu perih?  Seorang lelaki yang menangis dengan keras seperti ini, pasti ada sesuatu yang sangat menyakiti hatinya . Apakah dia benar tidak mau kembali ke Indonesia? Apakah dia tidak sanggup menghadapi pandangan negative orang -orang di Indonesia yang memang belum terlalu terbiasa melihat orang cacat yang beraktivitas di kantor atau di tempat umum dengan kursi roda? Pasti yang akan  didapat oleh mereka  adalah pandangan menyelidik atau pandangan penuh rasa kasihan. Tapi kalau tinggal di Singapore selamanya juga nggak lebih baik, karena aku liat apartemen ini tidak terlalu cocok. Apartemen ini sebenarnya ukurannya sudah cukup luas dibandingkan apartemen-apartemen yang ada di Singapura. Tapi untuk mobilitas dan metode therapy yang ingin aku terapkan. Rumah Andrew yang di Sentul itu benar-benar luar biasa. Therapy Andrew pasti akan lebih berhasil bila Andrew kembali  ke Indonesia. Tante Jennifer memalingkan wajahnya ke arahku yang tetap berdiri di depan pintu dalam diamku, memandang ibu dan anak yang sedang menangis tersedu-sedu itu.   Perawat  prianya sudah kembali duduk di sofa dan kembali memejamkan  matanya, tanda dia tidak mau terlibat lebih jauh. Tante Jennifer melambaikan tangannya kepadaku dan aku berjalan pelan  menghampiri mereka berdua. “ Cefira, Perkenalkan ini Andrew. ” Ketika mendengar nama Cefira di panggil oleh mamanya, Mata Andrew langsung melotot dan dia menjerit sekuat tenaganya. Matanya yang teduh berwarna coklat menjadi menyala-nyala penuh kemarahan. “ Mengapa ada lagi wanita yang bernama Sevira muncul di hadapanku? Mama sengaja ya mencari wanita bernama sama untuk lebih  menyakitiku!  Aku benci Sevira! Aku benci nama itu! Aku sudah bilang aku tidak mau kembali ke Indonesia, aku mau mati saja!  Aku sudah tidak berguna! Aku ini lelaki cacat yang tidak bisa lagi apa-apa!  Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan di Indonesia. Tunanganku yang akan aku nikahi beberapa bulan lagi  aja, langsung  mencampakkan diriku !  Aku lebih baik mati saja! POKOKNYA AKU TIDAK MAU PULANG! ” Kata Andrew menjerit keras dengan bahunya yang kembali berguncang-guncang kencang tanda dia menangis lagi. Oh ! Rupanya Andrew dicampakkan oleh tunangannya , pasti karena tunangannya tidak mau kawin dengan laki-laki lumpuh yang tidak bisa berjalan seperti Andrew. Perempuan sialann yang mempunyai nama yang pelafalannya sama dengan aku. Kenapa kamu tidak tunggu sampai Andrew kembali ke Jakarta,  baru dia kamu putusin.  Tunangan macam apa kamu? Bathinku marah dan kesal  kepada perempuan, mantan tunangan Andrew yang  tak punya hati itu. Sampai hati benar dia datang ke Singapura hanya untuk memutuskan pertunangan. Padahal menurut tante Jeniffer beberapa bulan lagi, seharusnya mereka sudah akan menikah. Aku tidak habis pikir, kenapa ada wanita se tega itu? Aduh kesan pertama aja saat kami bertemu.  Namaku ini  sudah membawa masalah.  Gimana sebaiknya yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa lagi membatalkan kontrakku, karena mama memaksaku tanda tangan kontrak untuk setahun bekerja sebagai Caregiver Andrew. Itulah sebabnya, sebelum tanda tangan kontrak aku harus bertemu pasienku dulu. Mamaku memang Kim Jong Un yang keukeh mengatakan kalau ini special case. Aku yang harus mencocokkan diriku terhadap Andrew.  Otakku langsung berpikir cepat,  aku harus mengambil keputusan agar Andrew tidak ngamuk lagi mendengar namaku yang sama dengan nama mantan tunangan brengseeknya  yang pasti sengaja  datang ke Singapura,  bukan untuk menemani dan memberi semangat malah datang ke sini  memutuskan tali pertunangan. Benar-benar wanita brengseek dan tak punya hati nurani. Sanggup-sanggupnya dia melakukan hal keji itu pada tunangannya yang mencintainya dan lagi  membutuhkan dorongan semangat darinya. “ Maaf, Cefira itu nama panggilan ku dari keluarga ku di Indonesia, selama aku bekerja di Amerika dan Eropah tidak ada seorangpun dari pasienku  yang memanggilku Fira atau Cefira . Aku selalu di panggil Anastasia. Jadi karena di sini ,  aku juga kerja professional dan di gaji. Aku juga tidak mau dipanggil Cefira . Aku mau, Pak Andrew  memanggilku dengan Anastasia” Kataku kepada Andrew dengan senyum di wajahku. Aku berharap bisa menenangkannya kalau aku mengganti namaku dengan Anastasia dan semua kata-kataku kepada Andrew  itu   memang tidak mengada-ada . Saat kerja di Amerika atau Eropah,  semua pasien- pasienku memanggilku Anastasia.Tidak ada seorangpun yang memanggilku Cefira,  mungkin lebih familiar dengan lidah mereka dibanding memanggilku dengan nama  Cefira. “ Aku tidak mau tahu! Aku tidak peduli ! Pasien-pasienmu memanggilmu apa! Mau memanggilmu BU, PAK atau MBAK, aku tidak mau tahu. Bukan urusanku.  Aku tidak perlu bantuan dari  kamu ! Aku tidak mau diterapi. Pokoknya aku tidak mau pulang ke Indonesia.  Aku  mau tinggal di sini saja. Aku tidak bisa menghadapi pandangan-pandangan sinis orang -orang di Jakarta terhadapku. Aku tidak mau bertemu dengan semua orang yang pasti  akan menertawakan aku, karena jadi lelaki cacat yang tidak berguna dan dicampakkan oleh tunangannya sendiri”. Jerit Andrew putus asa dan air matanya mengalir kembali dari sudut-sudut matanya.   “ Justru kalau kamu tetap di sini dan terpuruk seperti ini, menangis kek banci dan selalu bilang mau mati, mau mati.  Kamu yang akan diketawain oleh semua orang. Orang-orang tidak akan respek padamu karena begitu terpuruk.   Lihat tuh Christopher Reeves * tokoh pemeran Superman yang juga lumpuh karena spinal cord injury. Betapa dia begitu kuat malah mendirikan sebuah  yayasan  untuk membantu dan  membangkitkan semangat orang-orang yang lumpuh agar tidak putus asa seperti kamu. Tuhan itu masih baik, hidupmu tidak dicabut. Tuhan masih memberikan kesempatan hidup untukmu .  Jadi terima dan berusaha agar hidup mu bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Jangan nangis meraung-raung kek bayi  di sini hanya karena tidak bisa jalan, hanya karena dicampakkan oleh   tunangan. Emang hanya bisa  berjalan aja  yang kamu perlukan di dalam  hidupmu ini?Kamu toh bukan atlit jalan cepat atau pemain sepak bola.   Otak mu juga  tidak rusak dan bisa tetap kamu pergunakan. Tanganmu juga masih bisa di pakai. Emang hanya satu wanita aja  di dunia ini  yang bisa kamu kawini? Tuh banyak  berjejer wanita-wanita cantik yang ingin kawin sama kamu meskipun kamu duduk di kursi roda asalkan kamu jangan terpuruk begitu. Kamu ini tampan, pintar dan kaya. Kalau hanya karena berjalan, cewek itu mutusin kamu berarti dia tidak benar mencintaimu. Bangkit ! Ambil tantangan ini dan mencoba jadi orang yang lebih baik dan buat tunanganmu menyesal meninggalkanmu.  Kamu  harus bersyukur, keluargamu kaya, sehingga  kamu bisa mendapat semua fasilitas terbaik.  Mamamu bisa gaji saya untuk memberikan terapi yang aku jamin,  kalau kamu berusaha kamu akan bisa berdiri lagi atau bahkan bisa berjalan kembali. Tapi kamu harus berusaha keras. Jangan nangis dan bilang mau mati saja. Kamu pikir aku kepingin pulang ke Indo menjadi caregivermu? Kamu pikir aku senang sekali menerima pekerjaan ini dan sukarela  pulang ke Indonesia? Aku ini lebih suka tinggal di San Fransisco dan menikmati  hidup bebasku di sana. ” Jeritku galak kepada Andrew dan memandangnya dengan kesal.  Padahal tamatan MIT, kok bisa begitu terpuruk  dengan kelumpuhannya. Tidak pakai otak benar cowok satu ini. Tampan dan pintar kok cengeng sekali. Andrew memandangku dengan terkejut.Pasti dalam otaknya dia berpikir. Mengapa seorang caregiver seperti aku berani-berani memarahinya dengan galak dan berapi-api. Hello!!! Bapak Andrew Kusumaatmaja yang terhormat.  Kalau boleh, aku ini bukan hanya memarahimu, kalau bisa aku akan mementung kepalamu dengan tongkat baseball.  Sampai hati kamu buat mamamu menangis begitu perih hanya karena diputusin seorang wanita dan hanya karena kamu tidak bisa menghadapi pandangan orang-orang di Indonesia. Berusaha dong sampai kamu bisa kembali tegak meskipun bukan berdiri tapi bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat meskipun kamu itu lumpuh . Andrew menatapku dengan tatapan dingin dan galak. Aku juga memandanganya dengan tatapan yang sama. Kami saling menatap tanpa mau ada yang menyerah untuk memalingkan wajah. Aku  yakin , aku pasti yang akan memenangkan pertandingan saling tatap ini, karena aku ini adalah si ratu pandangan tajam sudah sejak  SMA. Dan benar , beberapa saat kemudian , Andrew memalingkan tatapannya ke arah pintu dan tidak lagi menatapku dengan pandangan tajamnya.  Tante Jennifer sekarang duduk di tempat tidur dan memandangi kami berdua dengan tatapan putus asa. “ Drew. Kalau di Indonesia, mama sudah beli rumah di Sentul yang sangat cocok untuk kamu . Cefira, eh Anastasia juga sudah melihat rumahnya dan dia sudah menentukan metode terapimu. Kamu kalau malas ketemu orang-orang ya di rumah aja dulu, tidak usah ke mana-mana, sampai kamu siap untuk bertemu orang-orang lagi.  Toh rumahnya jauh dari Jakarta, nggak usah keluar ke Jakarta dulu, nggak usah ke kantor dulu. Tetap di rumah dan terapi bersama Cefira,.. Eh Antastasia.   Mama yakin seperti yang Ce… Eh Anastasia bilang, kamu pasti akan bisa bangkit bersemangat  kembali setelah beberapa bulan” Kata Tante Jennifer lembut sambil mengelus-elus tangan Andrew. Kasian tante berusaha memanggilku Anastasia pasti dia tidak terbiasa, tadi dia berusaha segera menggantinya ketika dia salah memanggilku dengan Cefira karena takut Andrew kembali  menjadi sedih mendengar nama Sevira. Hargai Andrew ! Hargai usaha mamamu supaya kamu tidak terluka lebih dalam lagi. Sekarang Andrew diam, dan sepertinya dia sedang berpikir. Mungkin ada kata-kataku atau kata-kata mamanya yang kena di hati dan otaknya. Namun   dia masih  diam  saja , itu pasti karena masih gengsi dan malu karena sudah ngamuk bagaikan bayi yang belum di kasih ASI. Aku berlutut membereskan gelas yang pecah berserakan . Pasti pecahnya karena dibanting Andrew. Ketika aku mengangkat kepalaku. Pandanganku dan Andrew bertemu. Memandangnya dari jarak dekat aku jadi bisa melihat warna matanya yang coklat gelap memandangku dengan sorot mata penuh kesedihan dan keputusasaan. Aku jadi merasa  sangat kasihan padanya, dan timbul rasa iba dihatiku. Aku lalu memegang tangannya dan berkata lembut.  “Semangat Drew. Mari sama-sama kita berjuang agar setidaknya kamu bisa menjalankan kehidupanmu dengan lebih berkualitas. Percayalah padaku. Aku sudah banyak menghadapi pasien yang lebih parah lagi dari kamu tapi karena kerja keras dan kerja sama, akhirnya mereka bisa melakukan semuanya sendiri dan hidup mereka bisa  jadi lebih berkualitas. Mereka tidak lagi memerlukan aku dan mereka sudah bisa mandiri. Mereka sudah bisa bangkit sendiri dan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa perlu bantuanku lagi. Ada beberapa bahkan yang bisa melangkah dan bangkit  di atas kakinya sendiri untuk menyeduh  kopi.  Aku yakin, kamu juga pasti bisa kalau kamu berusaha dengan sekuat tenaga.  Kamu memiliki segalanya Drew di rumahmu di Sentul. Fasilitasnya sangat lengkap. Aku sudah mempersiapkan satu ruangan tempatmu akan terapi. Juga rumah Sentul ada kolam renang yang bisa kamu pergunakan untuk mempercepat proses terapimu. Semua fasilitas rumah di Sentul itu pasti akan sangat mempercepat  proses penyembuhanmu. Jadi aku menyarankan  kamu lebih baik pulang ke Indonesia dan tinggal di sana   untuk melaksanakan terapi dengan bantuanku  di rumah Sentul tersebut. ” Andrew menatapku dengan pandangan yang mulai melunak. Lalu dia menjulurkan tangannya kepadaku dan berkata pelan dengan suara yang bergetar. “ Baik.. Aku siap pulang ke Indonesia  dan bekerja sama denganmu. Tolong bantu aku !” Aku membalas jabat tangannya dan kami berjabat tangan erat. Tante Jennifer memandang kami dengan senyum penuh kelegaan karena anak kesayangannya sudah setuju untuk kembali  pulang .     Keterpurukan bukan akhir dari kehidupan Bangkitlah dan buat keterpurukan itu Menjadi batu loncatan Agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik Dalam menjalani kehidupan     Note : Christopher & Dana Reeve Foundation adalah suatu yayasan yang didedikasikan untuk membantu orang-orang dengan kelumpuhan akibat spinal cord injury.  Yayasan ini mendanai banyak penelitian inovatf  yang berguna untuk  memperbaiki kualitas hidup orang-orang yang menderita kelumpuhan akibat spinal cord. Yayasan ini dibangun sejak tahun 1982 dan telah memberikan bantuan sebesar $138 milion untuk penelitian spinal cord dan $28 million untuk membantu orang-orang lumpuh  agar mempunyai kualitas hidup yang lebih baik      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD