Prahara Datang Menerjang

2147 Words
Pesawat jet charter kami dari Singapura, mendarat dengan mulus di Bandara Halim Perdana Kusuma. Memang kalau untuk pesawat  private selalu mendaratnya di Bandara Halim Perdana Kusuma, bukan di bandara Soekarno Hatta. Andrew masih duduk dengan tenang di kursi rodanya. Andrew yang minta untuk tidak dipindahkan lagi ke kursi pesawatnya, karena memang pesawat ini ada area special untuk orang-orang berkursi roda. Jadi di bawah lantai pesawat  ini ada kenop pengunci  untuk kursi roda supaya tidak bergerak lagi. Jadi penumpangnya  lebih aman saat pesawat take off atau landing. Kami masih duduk  diam di pesawat untuk menunggu pihak imigrasi yang akan segera naik ke pesawat ini untuk memeriksa dan mencap paspor kami. Sambil menunggu , Tante Jennifer menyalakan  teleponnya kembali  karena telah di shut off selama penerbangan  dan suara handphone huawei Pro nya langsung berdering  kencang. Tante Jennifer segera mengangkat telepon itu . Mendengarnya dengan seksama lalu  wajahnya  tampak  kacau balau  dan menunjukkan kekesalan yang memuncak.    Aku mendengarnya berbicara keras  dengan nada keras kepada lawan bicaranya yang sama sekali,  aku tidak tahu itu siapa. “ Siapa yang membocorkan kalau  Andrew pulang hari ini? Siapa yang memanggil wartawan? Mengapa ada yang tahu jadwal kepulangan Andrew? Kan saya uda pesan, jangan ada yang tahu , RAHASIAKAN !” Andrew yang melihat gelagat mamanya yang menjerit keras, memalingkan wajahnya ke arahku yang duduk di kursi tepat di belakangnya dengan tatapan bertanya untuk  meminta jawabanku. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan  kepalaku karena aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi. Mengapa ada kata-kata wartawan? Emang Andrew itu selebritas di Indonesia?  Diantara semua pasien- pasienku , aku hanya pernah sekali mendapatkan pasien dari kalangan selebritas dia adalah  seorang  pemain professional  baseball terkenal di Amerika dan aku sering menemaninya saat wawancara dengan wartawan dari sport magazine atau menemaninya kalau diundang jadi komentator di televisi. Aku tetap binggung, mengapa sampai ada wartawan yang menyambut kepulangan Andrew?Sebegitu terkenalnya kah Andrew?   Aku melihat Tante Jennifer menutup teleponnya dengan kesal . Lalu dia menghempaskan tubuhnya ke kursi yang berhadapan dengan  Andrew. “ Alvin dan Tante Mei mu itu  benar-benar iblis  dan jahat sekali.  Mereka membayar wartawan berita online untuk merelease berita tentang kecelakannmu yang menyebabkan kamu lumpuh , lalu juga cerita  kamu diputuskan oleh tunanganmu. Beritanya baru keluar jam 9 pagi ini. Dan sekarang semua wartawan-wartawan  mulai dari  wartawan majalah, koran sampai televisi sudah menunggu di depan pintu VIP untuk mewawancarai Andrew dan memastikan kalau kamu itu benar lumpuh dan tidak bisa bergerak sesuai yang tertulis di berita online itu” Kata Tante Jennifer sambil memegang tangan Andrew dan meremasnya seakan-akan memberi kekuatan untuk putra kesayangannya itu.   Pasti dia takut Andrew akan marah dan menjadi  down kembali .  Tebakan Tante Jennifer benar, Andrew langsung mengerutkan badannya di kursi roda tanda dia kehilangan kepercayaan dirinya lagi. Padahal tadi Andrew sudah duduk dengan tegak di kursi roda otomatisnya. Aku hanya bisa diam tak bersuara  dan menyalakan I-padku,  lalu  mengetik nama Andrew Kusumaatmaja di Google . Langsung terbaca judul beritanya yang paling baru. Berita yang baru di release 1 jam lalu. CUCU KONGLOMERAT BOB KUSUMAATMAJA YANG LUMPUH KARENA KECELAKAAN, KEMBALI KE INDONESIA HARI INI !   Baca judulnya aja sudah membuat hatiku tidak nyaman. Aku menscrool lebih  ke bawah lagi  untuk  membaca  beritanya  secara lebih lengkap . Makin di baca  makin  membuat hatiku meradang  kesal. Kenapa wartawan-wartawan itu sangat jahat dan sanggup menulis berita tak bertanggung jawab seperti ini.   Andrew Kusumaatmaja, Cucu ganteng dari konglomerat Indonesia  Bob Kusumaatmaja yang selama ini dikenal sebagai penakluk wanita dan Founder Start up perusahaan Art-Int yang mengalami kecelakaan mobil tiga bulan lalu telah kembali ke Indonesia  dengan pesawat private hari ini,  setelah menjalani perawatan selama tiga bulan di Singapura.  Sayangnya setelah berbagai operasi yang telah dilakukan di sana, Andrew tetap akan menjadi pria yang duduk di kursi roda karena kecelakaanya itu,  Andrew yang dulunya gagah perkasa  menjadi  lumpuh .  Kelumpuhannya juga mengakibatkan disfungsi seksual sehingga  tunangan cantiknya  Nona S langsung memutuskan pertunangan dengan  dirinya. Padahal  seharusnya pernikahan mereka   akan menjadi wedding of the year karena akan dirayakan dengan sangat meriah dengan megah di Jakarta beberapa bulan lagi.  Sekarang Andrew bukan lagi seorang  penakluk wanita, semua wanita pasti akan menjauhinya karena meskipun tetap ganteng dan kaya -raya , Andrew tidak lagi bisa menjadi  pria sejati yang sanggup  memuaskan wanita-wanitanya.   Wartawan sok tahu ! Darimana mereka tahu kalau Andrew mengalami disfungsi seksual?  Emang mereka dokternya  Andrew?  Emang mereka sudah pernah melihat Andrew dengan disfungsi seksualnya? Mengapa berita yang sangat  pribadi seperti ini juga bisa di release. Bukannya masalah seksual itu masalah  yang tabu dibicarakan di Indonesia. Tidak seperti di Amerika yang bebas . Aku benar-benar tidak mengerti kenapa wartawan itu bisa begitu jahat. Menuliskan berita yang membuat laki-laki di manapun  dan dibelahan dunia manapun , akan sangat tersakiti harga dirinya. Andrew mencoba merebut I-padku tapi aku menjauhkan I-padku darinya. Aku tidak mau dia membacanya. Andrew menjulurkan tangannya dan memintanya lagi . Aku menggelengkan kepalaku. Tante Jennifer juga menggelengkan kepalanya. “ Tak usah di baca Andrew. Mereka tidak tahu apa-apa. Kenapa Alvin dan mamanya sangat kejam? Tidak cukupkah mereka membuatmu lumpuh dan sekarang membayar wartawan untuk menulis cerita tidak benar ini?” “ Aku harus membacanya mama, biar aku bisa menyiapkan diriku ketika di tanya wartawan nanti” Kata Andrew pelan dengan suara bergetar. “ Please Tas, pinjam Ipad mu kepadaku . Aku mau menghadapinya seperti katamu, aku tidak boleh nangis kek banci lagi” Kata Andrew melanjutkan permohonannya kepadaku. Aku berpikir, benar juga kalau itu memang kemauannya . Andrew harus  bisa menghadapinya kalau dia mau bangkit .  Andrew  harus  siap mental membaca berita tersebut meskipun berita itu akan  sangat  menyakitkan hatinya .  Aku memandang ke arah Tante Jennifer untuk meminta izin. Tante Jennifer berpikir sebentar , lalu mengangguk setuju. Aku langsung  menyerahkan I-pad ku pada Andrew dan dia langsung membuka halaman yang tadi aku baca. Dahinya mengerut dan sinar matanya  meredup. Aku melihat matanya mulai berkaca-kaca. Hatiku sangat iba melihatnya seperti itu. Andrew tampak diam terpaku, tidak ada lagi yang bisa dia katakan. Pasti dia juga tidak tahu bagaimana menghadapi kata-kata yang di tulis dengan sangat kejam  oleh wartawan yang begitu merendahkan harga dirinya sebagai seorang pria . Aku sangat-sangat kasihan pada Andrew. Hatiku seperti teriris melihat sinar matanya yang penuh kesedihan. Ternyata wartawan di Indonesia, tulisannya juga bisa setajam pedang, membuat seorang laki-laki yang lagi terpuruk karena kelumpuhannya makin terpuruk lagi karena tulisan yang sangat tidak berhati nurani juga  tidak bertanggung jawab. Aku memandang Andrew yang sekarang memejamkan matanya, pasti dia sedang menahan kesakitan di hatinya.Nafasnya memburu kencang, tanda dia menahan kemarahan di hatinya.  Aku memandang Tante Jennifer yang air matanya jatuh perlahan di pipi mulusnya, pasti dia merasakan kesakitan mendalam seperti yang dirasakan anak kesayangannya. Aku yang baru mengenal Andrew saja merasakan kesakitan ini. Aku sangat mengerti tentang perasaan Andrew  yang pasti sangat dilecehkan harga dirinya. Kalau yang dikatakan Tante Jennifer benar, bahwa yang membayar wartawan untuk  menulis berita ini adalah Alvin, sepupu Andrew dan mamanya, mereka itu sungguh kejam.  Mengapa mereka sampai hati melakukan hal sekejam itu ? Mereka itu adalah  keluarga sedarah, seharusnya kalau keluarga harus saling menjaga. Masak karena harta, keluarga jadi hilang?  Tante Jennifer memandangku putus asa lalu berkata. “ Gimana kalau kamu dan Andrew balik lagi ke Singapura. Biar tante yang menghadapi para wartawan. Tante akan bilang kalau Andrew belum balik ke Indonesia dan keadaan Andrew baik-baik saja” Tanya Tante Jennifer meminta persetujuanku. Karena tidak mungkin dia minta persetujuan Andrew yang kelihatannya super kalut dan tidak lagi bisa memikirkan apa-apa. “ Kalau Tante minta pendapat saya. Saya akan menjawabnya. Saya tidak setuju untuk kembali ke Singapura. Karena sampai kapan kita harus bersembunyi di sana. Kita ini tidak perlu bersembunyi karena   Andrew memang kecelakaan dan lumpuh  tapi aku yakin Andrew akan kembali sembuh dan bisa beraktivitas secara mandiri  nantinya.   Untuk masalah disfungsi seksual, aku berani menjamin kalau Andrew baik-baik saja, tapi hal itu tidak bisa kita buktikan kepada para wartawan-wartawan  brengssek itu ,  karena itu  sifatnya sangat pribadi. Kalau kita mau mematahkan semua yang tertulis cara paling mudah adalah, ini kalau Andrew dan Tante menyetujuinya. Nanti saat di wawancara, biarkan aku yang berbicara. Aku yang akan menjawab semua pertanyaan dari wartawan-wartawan brengssek dan kejam itu. Aku tidak bisa membiarkan mereka menulis seenak jidatnya dan menyebabkan pasienku sedih seperti  ini” Kataku kesal. “ Kamu mau bilang apa nanti ke wartawan?” Tanya Tante Jennifer. “ Belum kupikirkan, nanti mengalir saja aku menjawabnya. Tapi aku mau klarifikasi pastinya dan menjelaskan kepada mereka tentang apa yang mereka tulis itu salah dan akan aku lakukan kalau kita mengadakan conferensi press yang proper yang setiap wartawan diberi kesempatan bertanya. Jangan bertanya dan menyorongkan recorder saat kita lagi  jalan. Akibatnya nanti apa yang kita jawab tidak sesuai dengan apa yang mereka tulis. Tante bisa suruh sekretaris tante untuk menyiapkan ruangan di Bandara. Jadi saat kita turun , kita langsung ke press room  untuk menjawab sekaligus membantah semua yang mereka tulis” Kataku tegas. Andrew memandangku sekarang, matanya masih terlihat terluka dan aku sungguh kasihan memandanginya. Mengapa cobaan yang dia dapat begitu berat? Aku mengenggam tangannya dan menepuk-nepuknya lembut. “ Kita hadapi bersama ya Drew. Kita buktikan kalau dalam jangka waktu paling lama satu tahun . Kamu akan menjadi Andrew yang seperti dulu kembali atau malah bisa menjadi Andrew yang   lebih baik” Kataku sambil tersenyum kapadanya. Kali ini Andrew balas mengenggam tanganku. Dia menghela nafas dan menganggukkan kepalanya sambil menggigit bibirnya. Aduh Andrew , hatiku ikutan sakit melihatmu menahan kesedihan dengan mengigit bibirmu. Aku akan melindungimu. Jangan khawatir. Tekadku dalam hatiku. Tante Jennifer langsung mengambil teleponnya dan menelepon sekretarisnya. Aku merapikan rambut Andrew yang kusut masai karena diacak-acak Andrew dengan putus asa. Aku merapikannya  dengan sisir kecilku lalu  aku mengelus pipinya dan berkata.  “ Kamu percaya padaku ya , Drew. Apapun yang akan aku katakan nanti, semua adalah demi kesembuhan dirimu. Aku bilang dulu padamu karena aku takut nanti kalau pertanyaan-pertanyaan menjebak dari wartawan-wartawan brengssek itu ,  mengakibatkan  aku salah  menjawab. Aku mau kamu percaya, tidak ada sedikitpun niatku untuk menyusahkan kamu atau menambah luka di hatimu. Aku ingin kamu percaya itu. ” Andrew mengangguk pasrah lalu dia berkata ” Aku percaya padamu dan aku juga ingin kamu percaya padaku.   Aku ini  bukan penakluk wanita seperti yang mereka tulis.  Aku malah hanya pernah dua kali berpacaran dan yang terakhir langsung ku ajak nikah karena aku pikir dia yang  terbaik buat diriku,  ternyata aku salah. Wanita itu tidak benar mencintai aku”. Katanya lirih dengan suara pedih. “ Ih.. Kamu kok kuno sih, nggak apa-apa jadi penakluk wanita. Aku aja penakluk pria-pria bule di Amerika. Jadi not a problem bagiku  kalau kamu ini penakluk wanita. Kamu punya modal untuk itu Andrew. Kaya, pintar , gagah dan ganteng” Kataku mencoba bercanda dengan dirinya “ Aku tidak gagah lagi , Tas. Aku seperti yang wartawan tulis, tidak lagi bisa jadi lelaki sejati karena disfungsi seksual” Katanya sambil menundukkan kepalanya. “ Siapa bilang kamu disfungsi seksual?  Tadi saat aku membuka celanamu di kamar mandi untuk membantumu mandi,  kamu baik-baik saja tuh, Ukuran dan kekerasannya juga mantap” Kataku sambil mengedipkan mata. Tante Jennifer yang masih sibuk menelepon tidak mendengar pembicaraan kami “ Tapi itu kan belum dipakai , hanya terlihat. Aku belum pernah mencobanya” Jawab Andrew lirih. “ Dari pengalamanku ya  Drew , selama masih bisa mengeras ,kamu akan baik-baik saja. Nanti setelah mengikuti beberapa terapi dari ku. Kamu akan merasakannya. Atau perlu kita coba nanti?” Kataku kembali menggodanya. “ Emang terapimu nanti juga include untuk mencobanya?” Tanya Andrew membalas godaanku. Ternyata Andrew asyik  juga diajak ngobrol dan nyambung dengan  humor -humor intim seperti ini. “ Kalau itu maumu, nanti setelah beberapa sessi kita lihat lagi ya,  Mister Andrew “ Kataku sambil  mengedipkan mata dan memberi kode untuknya agar diam karena petugas imigrasi sudah naik ke atas pesawat.           Petugas imigrasi selesai  mencap paspor -paspor kami dan kami bersiap untuk turun  Aku memberikan kacamata hitam Aviator untuk Andrew kenakan menutupi matanya supaya wartawan-wartawan brengksek itu tidak bisa melihat perubahan mata Andrew yang selalu gampang menjadi berkaca-kaca kalau dia sedih. Aku sendiri memakai kacamata besar Diorku.  Aku mengenggam erat tangan Andrew untuk  memberinya kekuatan. Andrew balas  meremas tanganku . Tante Jennifer, turun mendahului kami .Sesampainya di ramp  untuk turun ke pesawat aku berjongkok di depan Andrew dan memegang pipinya dengan kedua tanganku agar dia menatapku.   “ Andrew, percaya padaku dan kita akan menang menghadapi mereka. Kamu tetap tampil cool ya seperti gayamu sekarang ini . Tidak usah menjawab apa-apa biarkan aku yang menjawabnya. Kamu tetap aja dengan gaya cool seperti sekarang ini” Kataku memberi Andrew instruksi Andrew menganggukkan kepalanya lalu dia bertanya “ Bolekah aku tetap memegang tanganmu seperti sekarang ini?” Aku memandanganya tersenyum dan mengangguk.  Aku harus bisa memberinya kepercayaan diri agar pasienku, Mister Andrew Kusumaatmaja, tidak lagi terpuruk sebagaimana beratpun prahara nanti yang akan menghampirinya. Aku yakin Andrew akan sanggup menghadapinya dengan bantuan dari diriku.       Kalau ada orang yang mengenggam erat tanganmu Saat engkau terpuruk dalam keputusasaan mendalam Percayalah, kamu pasti  bisa bangkit kembali dengan bantuan darinya Dan menjadi orang yang lebih baik di masa depan.      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD