Rose Terjebak

1016 Words
James yang sedang berjalan menyusuri hutan menemukan sebuah rumah aneh. Jelas sekali kalau rumah itu adalah rumah milik siluman. Aura hitam dan pekat pun terlihat jelas. Andai saja Eden ada. Sayang sekali pria itu kabur karena mendapatkan kabar bahwa ada siluman kuat di kota. Hasilnya, James masuk sarang harimau sendirian. Dan dia bertemu dengan orang yang tidak terduga. Orang yang memiliki aura spesial, jelas disukai para siluman. Meskipun James adalah manusia, ia bisa membedakan antara manusia biasa dan manusia yang memiliki daya tarik luar biasa. "Dia memintaku bekerja sendirian. Cih, lihat saja nanti," gumam James sambil tersenyum semieik. Saat James mengomel, ia melihat seorang gadis manusia berjalan sendirian di tempat bahaya. Seketika itu pula, James meraih lengannya "Kau!" tunjuk Rose dengan wajah tidak percayanya. "Apakah kau mengenaliku?" James malah bertanya balik kepada gadis itu. Dimata James, Rise seperti kaget karena melihat hantu atau karena tahu identitas dirinya. Sehingga terbesit ingin memiliki. Terlalu parno dia Apa dia gila? Kenapa dia bertingkah seperti ingin memakanku? "Kau James!" sorak Rose tak percaya. Viktor pasti senang melihat James yang merupakan salah satu dari fansnya ada di sini. Bagaimana gadis itu mengenalku? James langsung menarik lengan Rose supaya menjauh mencari tempat aman. "Jadi, kau mengenalku?" tanyanya memastikan. Takutnya dia adalah salah satu pemburu siluman. "Tentu saja. Karena Viktor selalu saja membicarakanmu juga." Viktor, siapa dia? Aku pernah mendengarnya. Bahkan Viktor punya potret James, tapi tak punya potret Eden. Pemuda itu hanya mendengar prestasi Eden lewat orang-orang. "Jangan bahas itu. Kenapa kau bisa ada di sini?" tanyanya kepada Rose. "Tempat ini adalah penampungan anjing. Aku dan temanku datang berkunjung karena tugas kuliah." Rose tidak berbohong sama sekali. "Pulang sebelum malam tiba. Jangan pernah kembali. Bawa temanmu keluar dari tempat ini. Jika tak berani pulang karena sudah sore, menginap di rumah penduduk desa." Perkataan James tampak sangat serius. Wajah Rose yang semula santai berubah menjadi cemas. "Aku segera memberitahu Claire." Rose berlari masuk ke halaman rumah John untuk mencari Clair, tapi ternyata dia tak ada. Suara gongongan anjing pun menyita perhatiannya. "Dimana Claire? Claire…, Claire…!" panggil Rose mencari keberadaan gadis itu. "John…!" Kali ini ia memanggil nama pemilik rumah. Ajaibnya, pemilik rumah muncul di belakang Rose. "Kau memanggilku," kata Jonh membuat Rose tersentak kaget. Kapan dia ada di sana, batin gadis itu kebingungan tapi tetap low profile agar John tidak curiga. "Apakah kau melihat Claire?" tanya Rose masih belum curiga kepada Josh. Wajarlah karena pria itu begitu tampan dan berwajah ramah, sehingga tak akan ada yang menaruh curiga. "Claire sedang tidur di kamar. Dia bilang lelah, maka dari itu aku memintanya untuk istirahat," jawab John terus menatap Rose dengan tatapan aneh. Sepertinya, apa yang dikatakan James benar adanya, kalau Rose harus segera pulang. "Tunjukkan di mana kamar singgah Claire." "Ikut denganku." Kedua orang itu masuk ke dalam rumah. Perasaan merinding pun merayap masuk ke pori-pori kulit milik Rose, sehingga membuat perasaan kurang nyaman. Berbagai patung anjing kecil dan besar terdapat di sudut ruangan. Matanya seperti berkilat merah sehingga Rose sedikit kaget dibuatnya. "Ini ruangannya," kata John menunjukkan pintu berwarna coklat. Rise pun langsung masuk ke dalam ruangan. Ada kelegaan ketika melihat Claire berbaring di atas ranjang. "Claire…, bangun…!" Sebab Claire tidur nyenyak, Rose membangunkan dengan cara menggoyang tubuh temannya itu. Suasana pun tiba-tiba menjadi dingin dan kurang menyenangkan. "Claire…, aku tidak sedang bercanda. Kita pulang sekarang!" Wajah Rose mulai panik. Claire masih tertidur pulas, seperti seorang mayat. Akhirnya, gadis tersebut memeriksa pernafasan Claire. "Aneh…, dia benar-benar sedang tidur." Biasanya, Claire akan bangun juga disentuh atau di goyangkan. Akan tetapi ini malah tidur dengan damai. "Apa yang terjadi dengannya? Jangan-jangan John memberi obat tidur." Rose menggeleng, mencoba berpikir positif. Namun malah yang keluar isi otaknya adalah pikiran buruk. "Claire…, cepat bangun!" Rose melakukan hal yang sama, tapi tak membuahkan hasil. Satu-satunya jalan adalah minta tolong pada James. Gadis itu pun berlari menuju ke pintu keluar, sayang sekali malah di kunci. "John…! Buka pintunya…!" teriak Rose dari dalam ruangan. John duduk tersenyum menatap pintu yang terus bergerak itu. Matanya berkilat merah menyala. "Kalian masuk jebakan ku dengan mudah. Mangsaku kali ini sangat enak." Siapa yang mengira kalau akan ada manusia berbau harum seperti Rose. Untuk memancing gadis itu, John menggunakan Claire. Bagaimana bisa Claire berakhir di atas ranjang. Perlu diketahui, orang yang tidur itu bukan Claire, melainkan sebuah boneka pengganti. Sementara gadis itu, sedang berada di hutan ilusi buatannya. Meskipun Claire adalah manusia biasa, tapi dia punya jiwa yang cukup kuat sehingga tak bisa diprovokasi dengan mudah. Berurusan dengan jiwa kuat merupakan hal yang merepotkan bagi John. "Cepat buka pintu nya!" teriak Claire lagi dan lagi. Gadis itu berusaha mendobrak pintu, tapi tak membuahkan hasil. "Kenapa aku percaya padanya? Uh…, sialan!" Rose menatap ke sekeliling ruangan. Tak. ada jendela sama sekali. Malah yang ada hanya ventilasi udara begitu kecil. "Kamar ini benar-benar penjara." Rose berjalan mendekati Claire lagi. Meskipun temannya bernafas, terdengar bunyi jantungnya. Akan tetapi tubuhnya sedingin balok es. Tidak hanya itu, lambat laun warna bibirnya berubah menjadi pucat. "Claire, apakah kau baik-baik saja?" Rose pun membuat Claire duduk. Tiba-tiba saja, tubuh temannya itu berubah menjadi kertas kecil berbentuk orang-orangan. "Apa ini?" tanya Rose sambil berdiri tak percaya atas apa yang dilihatnya. Bisa dipastikan, dirinya dijebak oleh John. Dan dengan bodohnya ia percaya. "Dia membodohiku!" geram Rose tertahan sambil menahan amarahnya. Karena ada bukti manusia berubah jadi kertas, bisa dipastikan kalau John bukan manusia. Dia menggunakan sihir untuk mengelabui nya. "Aku harus tenang. Berpikirlah cara keluar dari sini." Rose berjalan mondar-mandir memikirkan cara untuk keluar dari ruangan itu. Ia menatap ke arah pintu berwarna hijau. Gadis itu memeriksa pintu tersebut. Ternyata adalah kamar mandi. "Kenapa aku bodoh sekali!" Karena terlalu panik, Rose tidak menyadari kalau ada ponsel di saku celananya. Gadis itu segera menghubungi Claire, tapi sayang panggilan di luar jangkauan. Satu-satunya cara adalah menghubungi Viktor. Nah, pria itu juga sama tidak dapat dihubungi. Tiba-tiba saja ponselnya malah mati. Tidak hanya itu, ruangan seperti bergeser. Rose keluar dari kamar mandi. Kali ini wajah syoknya terpampang nyata. Bahkan sampai tidak bisa berkata apa-apa. Yang dilakukan hanya menutup mulut dengan kedua tangannya sambil berdiri kaki bak patung hidup. Apa yang dilihat? Sampai-sampai Rose kaku di tempat?

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD