bc

Not Human 2

book_age16+
22
FOLLOW
1K
READ
HE
mystery
bold
male lead
others
like
intro-logo
Blurb

Segera Hadir

Lanjutan dari Not Human 1

Eden yang sudah menjadi makhluk abadi menerima takdir yang diberikan oleh sang dewa padanya. Ia hanya fokus melakoni peran sebagai penjaga perbatasan dimensi antara Alam Manusia dan Siluman. Namun, kehidupannya kembali mengalami perubahan besar ketika bertemu dengan gadis bernama Rose.

Eden merasa ada getaran aneh saat dekat dengan Rose. Padahal pertemuan mereka tanpa sengaja itu diluar dugaan.

Cinta antara manusia dan siluman, dapatkan berjalan semestinya sesuai dengan cinta pasangan manusia pada umumnya? Di saat benih cinta mulai terpupuk banyak rintangan yang dihadapi, salah satunya adalah para siluman yang mulai mengejar Rose. Apa yang ada di dalam diri Rose, sampai para siluman itu rela mati sia-sia?

Not Human 2 menceritakan perjelanan Eden untuk melindungi Rose seorang manusia lemah, tak berdaya. Kisah cinta mereka terajut oleh benang merah secara perlahan.

chap-preview
Free preview
Tidak Ada Cinta
Bulan bersinar terang memamerkan cahanya untuk menyinari seluruh kota. Akan tetapi, keberadaan bulan itu sendiri kalah cantik oleh seorang pria yang sedang mengambang di udara. Rambut panjang sebahu yang berkibar di terpa angin, dan juga jubah yang menjuntai kebawah berwarna hitam gelap. Setelan jas hitam, dipadu dnegan jubah yang berkibar itu menambah pesona luar biasa kepada pria tersebut. Tangan kanan yang bergerak, mengambil sebuah pedang yang diselipkan di pinggan sisi kiri membuat pergerakan melambat, seolah waktu berpihak padanya. Siapapun akan terpesona akan sosok itu, pria tampan bak pangeran dengan segala keseksian yang luar biasa. Membuat sang wanita yang melihatnya akan meneteskan air liur. Jubah yang di terpa angin itu, dikibaskan olehnya dengan perlahan tapi pasti. Seorang pria yang melihat itu dari jauh hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan. Kenapa kawannya harus berubah menjadi tampan berkali lipat? Bahkan hot luar biasa. Dunia sangat tak adil bukan? “Sampai kapan kau akan berada di atas sana, Eden?” tanya Louis mendongak ke atas-memijat lehernya yang kaku. “Aku hanya memantao, James.” Eden turun dengan perlahan. Disaat telapak kakinya menyentuh tanah, angin yang tak begitu kuat menerpa tubuh James. “Aku iri padamu.” James selalu saja mengatakan hal sama. sangat iri kepada Eden. “Dan saat kau jadi pemburu siluman. Aku juga iri.” Pesona Eden ketika menjadi Louis tak pernah surut sekalipun. “Kau terlalu berlebihan, James.” Meskipun Eden senang dipuji, tapi ia tetap bersikap biasa, padahal hatinya berbunga-bunga. “Apakah kau merasa nyaman dengan kondismu sekarang?” James merangkul pria itu mengajaknya berjalan. “Aku tak tahu, aku hanya menjalani saja.” Eden menatap ke arah langit yang gelap itu. Dunia manusia dan siluman memang berbeda jauh. Namun ia lebih nyaman tinggal di dunia siluman. Entah kenapa nalurinya kini berubah arah, padahal ia dulu mati-matian ingin menjadi manusia. “Jika kau menemukan orang yang kau sukai? Pasti perasaan menggebu-gebu akan muncul kembali.” James terkekeh ringan membayangkan Eden menikah dengan siluman waniat menjijikan di luar sana. “Sial! Jangan membayangkan aneh-aneh, Jam.” Jika sang pencipta berbuat baik padanyaa, tentu pasangan yang akan menjadi pendamping hidup harus sesuai kriterianya. Tanpa sadar, ia tersenyum. “Kenapa kau tersenyum, Eden?” Ejek James sedikit menggoda. Ayolah, melihat Eden yang sekarang ia sangat senang. Wajah tampan yang dimiliki mampu menghipnotis semua orang. Lagi-lagi, ia kalah telak. Eden diam tak menjawab candaan James. Langkah kakinya berhenti ketika mendengar sesuatu dari jauh. Pria itu menoleh dengan cepat ke belakang. “Bersiaplah, James. Kita akan berburu malam ini.” Eden terbang meninggalkan James yang masih berdiam diri. “Sial! Jangan meninggalkanku, Eden.” Pria itu berlari kencang mengayunkan tangannya untuk menarik rantai keluar dari dalam tanah. Bayangan hitam muncul secara berkala tak jauh dari mereka. Dia ber-teleportasi ke beebrapa tempat, begitu pula dengan Eden, yang mengikutinya dengan cepat. James tak kalah dalam mengambil kesempatan. Ia mengayunkan rantainya untuk memblokir bayangn hitam itu agar tidak melakukan pembelahan diri. “Sisi kanan, James!” Eden mengeluarkan ekornya untuk menarik bayangan itu, sayangnya bayangan tersebut menghilang dengan cepat. “Sial! Dia terlalu gesit.” James menarik rantainya kembali untuk mengamati sekitar. Dan ia melihat sebuah bayangan hitam berkaki delapan muncul. “Siluman laba-laba.” Kekekkeekk Suara tawa siluman itu membuat James bergidik ngeri. Eden menghilang dengan cepat, turun tepat di depan sang siluman yang kurang persiapan. “Tempatmu bukan di sini.” Ia mengeluarkan cakarnya lalu menebas leher siluman itu dnegan cepat. “f**k!” umpat James dnegan kesal. Mereka berdua selalu bekerja sama, tapi James tak pernah mendapatkan giliran. “Ada apa?” tanya Eden mengibaskan darah yang telah mengenai tangannya. “Kau kesal!” serunya terkekeh geli. “Aku tak mau lagi bekerja sama dneganmu.” James menarik rantainya yang ada di dalam tanah, seketika berubah menjadi gelang kecil. “Kau hanya kurang cepat, Jam.” Eden menendang kepala siluman laba-laba itu ke sembarang tempat. “Tidak, kau saja yang terlkalu kuat.” James memilih meninggalkan Eden yang sedang mengerutkan kening. Perubahan pria itu menjadi siluman sukses membawa dampak besar baginya. Terlebuh lagi, mereka berdua bekerja sama membasmi para siluman yang membunuh manusia. James tak mengerti dengan segala pemikiran Eden yang masih saja memburu sesama jenis, bahkan ia juga berpikir dia bukanlah Louis yang memiliki temperamen tinggi. “Apa yang kau pikirkan?” Eden terbang tepat di samping james yang masih berjalan. “Apakah kau tak berpikir, bahwa kau berubah banyak?” James melipat kedua tangannya sambil melirik Eden. “No coment. Aku merasa tak berubah sama sekali.” Kepribadian acuh masih saja melekat, tapi Eden terlihat ramah jika bertemu dengan manusia. “Eden,” panggil James dengan pelan. “apakah kau ingin menjadi manusia kembali?” Eden tersentak kaget, turun perlahan ke tanah. Menjadi manusia kembali, itu tak mungkin. Jika ia jatuh cinta nanti, tentu menjadi manusia adalah pilihan yang tepat. Tapi kembali lagi pada diirnya, mana ada manusia yang jatuh cinta pada siluman? Sungguh tak masuk akal. “Iam not human, okay.” Eden merangkul James untuk mengajaknya berpindah tempat. Dan sekarang mereka berdua berada di sebuah rumah kecil dekat dnegan hutan. “Sial! Kenapa kau membawaku kemari.” James bergidik ngeri melihat kondisi rumah kecil itu. “Ini tempat yang paling aman untuk bicara.” Eden duduk dengan santai di sofa. Sedangkan James menepuk-nepuk sofa berulang kali. “Kau membuat sofa ini dnegan membunuh hewan di luar sana. Dan juga kayu buat penyangga dari tulang. Hobimu semakin aneh, Eden.” Sumpah, James tak tahan berada di ruangan bau darah seperti ini. “Tutup mulutmu! Semua asumsimu berlebihan, Jam.” Eden tak menyangka bahwa candaannya di buat serius oleh james. “Ini bukan tulang, dan ini juga bukan kulit hewan. Aku membohongiku.” James membulatkan matanya dengan lebar, “f**k!” Padahal ia selalu berpikir menjijikkan ketika Eden berkata bahwa semua barang-barangnya berasal dari hewan hidup. Tawa Eden pecah seketika sampai perutnya kesakitan. James kesal dan memilih diam saja. Melihat kawannya membisu, ia langsung menutup mulutnya sendiri. “Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengerjaimu. Hanya saja Kelly yang meminta hal itu, kau tahu bukan, dia sedang hamil waktu itu.” “Oke, aku memaafkanmu. Mudah bukan?” James menatap tajam ke arah Eden. “Jadi, bagaimana jika suatu hari nanti, ada siluman atau manusia yang bisa membuat hatimu bergetar?” Eden bangkit drai sofa emmikirkan pertanyaan yang keluar dari mulut James. Mencintai baginya ialah hal musstahil, karena hidupnya yang abadi sudah ditakdirkan menjadi pelindung antara dunia manusia. Tentunya, ia akan melajang seumur hidup. Dan lagi pula, tak ada siluman yang emmasuki kriterianya sama sekali. Maka dari itu, Eden tak yakin dengan perasaan yang emmbuat hatinya bergetar. “Omong kosong!” sentak Eden dnegan keras. “Ada apa dengan dirimu?” James tersenyum melihat tingkah Eden yang aneh. “Jatuh cinta, aku tak mungkin bisa jatuh cinta. Hidup dna takdirku sudah di gariskan, Jam.” James menghela nafas panjang merasa kasihan melihat kehidupan kawannya sekarang. Sudah menjadi siluman, hidup abadi tanpa pasangan, tak memiliki kasih sayang dan cinta. “Hidupmu pasti akan membosankan.” “Kau benar.” Eden menatap bulan cantik yang bersinar terang. Segala hal tentang cinta, ia tak mungkin mendapatkannya, dan itu adalah hal mustahil. ‘Cinta tak akan pernah hadir dalam hidupku,’ batinnya tersenyum miris. Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
10.5K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
22.2K
bc

Time Travel Wedding

read
6.6K
bc

Romantic Ghost

read
164.3K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
91.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
7.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
148.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook