Ridho tidak bisa lagi berkata-kata saat mendengar ucapan itu dilontarkan oleh Nayla untuknya. Hati Ridho benar-benar sudah hancur dan merasa seberapa besar pun usahanya untuk meluluhkan hati Nayla, maka itu hanya akan percuma. Setelah selesi sholat shubuh, Ridho terus melakukan kegiatan rutin seperti kajian pagi dan kemudian melakukan tugas rutinnya mengabsen para santri. Ridho memang sudah ditugaskan seperti itu semenjak ia baru datang ke tempat ini. “Apa benar kamu akan pulang ke tempat orang tuamu, Dho?” tanya Firman yang baru saja menghampiri Ridho. “Iya, Bang. Sepertinya Bang Firman udah dikasih tau sama bang Ali soal ini, ya.” Ridho menjawab dengan sopan dan senyum tipis. “Iya. Maaf, kalau aku sedikit bertanya padamu. Apa kamu benaran akan kembali, Dho? Kamu nggak berniat untuk