Di sebuah ruangan di restauran Jepang hotel bintang 5, lantai 2. Usai membereskan riasan dan penyamarannya, Amalia Rasyid berjalan memasuki sebuah restauran modern Jepang. Jantungnya sedikit berpacu, agak tak nyaman. Syukurlah bukan restauran Jepang bertema Ryokan. Ingatan tidak menyenangkan hampir dikerjai oleh Pak Rido sialan langsung terputar dalam benaknya, membuat wajah Lia menggelam suram. Hatinya panas bagai lava. Untungnya, tempat itu benar-benar berbeda, ramai dan begitu ceria, tapi sangat anggun dan begitu hidup. Lia menghela napas lega. Saat datang ke sini, dia tidak kepikiran tempat yang akan ditujunya akan memberikan pikiran tidak nyaman padanya. Ada banyak set meja di dalam sana dan dindingnya sebagian dihiasi oleh kaca tembus pandang, sangat berkelas dengan nuansa co