“Matsuyama-sama?” tegur Yuzu pada Zaflan yang kini tengah berdiri menghadap sebuah taman mawar super luas di sebuah balkon lantai 2. Zaflan tidak membalas, hanya melirikkan matanya saja. Anak kecil yang sudah berpakaian butler ini maju ke sisi sang tuan muda. “Bagaimana keadaan Anda? Sudah saatnya Anda minum obat, Matsuyama-sama,” peringatnya sambil memajukan nampan berisi piring kecil dan beberapa tablet dan kapsul, seteko air dalam kristal mewah, juga segelas air. Dengan wajah gelisah, Yuzu tersenyum kaku dan meletakkannya di meja bundar di balkon itu. “Anda jangan bersikap begini lagi. Saya mohon, Matsuyama-sama.” Usai meletakkan nampan itu, Yuzu tiba-tiba berlutut di lantai, kepala ditundukkan dengan mata dipejamkan kuat-kuat. “Maafkan saya! Maafkan saya, Matsuyama-sama! Semua i