PLAK!
Sebuah tamparan keras mengenai wajah Zaflan.
“Apa kau sudah benar-benar gila? Kita sudah selesai, Zaflan Matsuyama! Aku sudah bersuami!” berang Lia dengan suara meninggi di udara.
Jantung Jena terkesiap kaget, membuka mata dengan cepat.
Perlahan, dengan wajah gelisah keringat dingin dan muram, dia menoleh melihat ke arah dua orang yang saling menatap dalam keadaan tegang.
Jena mengerjapkan mata bingung.
Bukankah mereka tadi sedang berciuman panas?
Apakah dia tadi salah dengar?
Bagaimana mungkin dia salah dengar?
Mata wanita berpiyama merah muda ini melirik gugup ke arah Zaflan.
Wajah tuan muda itu mengeras, gelap dan sangat serius pada sosok berpakaian serba krem di depannya.
“Statusmu tidak ada artinya bagiku, Amalia Rasyid, “geram Zaflan.
“Sekali jadi milikku, selamany
