"Kok bisa sampai kambuh parah begitu sih, Pak? Minum kopi atau makan pedas?" tanya Melia yang duduk di kursi sebelah tempat tidur dengan kedua lengan tersilang di d**a. "Mungkin." Matteo—yang berbaring miring—menjawab sambil matanya tidak lepas dari sosok si cantik. "Ih, ditanya serius malah melamun." Melia mengerucutkan bibir, "Saya nanya supaya tidak terulang lagi, Pak. Tergantung dengan obat tidak enak loh." 'Aneh? Makin galak malah makin kusuka,' batin Matteo. Wanita itu menggaruk kepala yang tidak gatal, "Memangnya tidak ada orang yang bisa ditelepon selain saya?" "Housekeeper-ku sudah tidur. Aku tidak mungkin menelepon Marco, dia hanya akan menertawaiku. Hanya kamu harapanku, Mel," jawab Matteo tanpa bermaksud gombal, tapi tetap terdengar gombal akut. Si pendengar pembicaraan b