"Oh, itu." Matteo bersikap santai seolah tidak terjadi apa-apa. 'Sial. Dia sudah tahu, kenapa masih harus bertanya?' Karena malu Melia kembali menatap talenan di hadapannya. Fokus mengiris bumbu masakan agar terlihat tidak peduli terhadap apa yang baru saja terjadi. "So, apa yang kamu buat sekarang?" Matteo melongok dari belakang bahu si wanita, menahan godaan maha besar untuk memeluknya dari belakang. "Emm ... siapin bahan tambahan doang." Jantung Melia—yang sudah sempat tenang—berdebar kencang karena merasakan kehangatan lelaki itu. "Sudah semua?" "Sudah sih." 'Hmm ... aromanya membuatku gila.' Tanpa sadar kedua tangan Matteo bertumpu pada counter, mengungkung tubuh si wanita di antaranya. "Ada orang!" desis Melia sambil menyikut perut Matteo. "Ugh ... tidak ada cara yang lebih m