3

437 Words
Pov Violet Aku hanya menunduk saat lelaki yang menabrakku itu berjalan melewatiku. Dia bahkan tidak menjawab ucapan maafku, apa dia marah kepadaku, aku tidak tahu. Aku tidak sengaja menabraknya karena aku terburu-buru pulang ke rumahku setelah selesai berjualan ikan. Sesampainya  di rumah aku langsung mandi dan makan, tinggal sendiri mem-buatku kesepian. Dulu aku tinggal bersama nenekku walaupun dia bukan nenek kandungku tetapi dia sangat menyayangi, sudah tiga tahun nenekku meninggal karena usianya yang memang sudah tua sekali. Dia menemukan diriku di semak-semak dan tidak tahu siapa yang meninggalkan aku disana. Berbicara tentang itu mengingatkanku kepada orang tua yang sudah membuangku. Tetapi jika mereka menjemputku aku berjanji kepada diriku sendiri aku akan memaafkan mereka yang tidak datang-datang menjemputku sampai umurku 18 tahun sekarang. Selama 18 tahun aku tidak pernah bersekolah dan hanya diajari menulis, membaca dan menghitung oleh nenekku. Nenekku tidak memiliki biaya untuk menyekolahkanku. Lamunanku terhenti saat aku mendengar suara ketokan pintu. Tok tok tok "Sebentar." Aku membuka pintu dan ternyata bibi Mery yang ada didepan pintuku. "Ada apa bibi Mery?" tanyaku kepada bibi Mery.   "Violet aku hanya ingin mengatakan kalau kau bisa meminjam sepeda putriku karena besok dia tidak sekolah," ucapan bibi Mery membuatku senang karena jika aku meminjam sepada anak bibi Mery aku tidak perlu membayar ongkos kendaraan yang mahal itu. "Terima kasih bibi, besok aku akan pergi ke rumahmu untuk meminjam sepeda,” jawabku dengan nada riang. "Kalau begitu aku akan pulang, dan ya besok kau bisa sarapan di rumahku Violet." "Oke bibi." Begitulah bibi Mery, dia sangat baik kepadaku, hanya dia yang memperhatikanku. Setelah bibi Mery pulang  aku langsung pergi ke kamarku untuk tidur. ***** Paginya aku bergegas pergi ke rumah bibi Mery untuk mengambil sepeda yang ditawarkam bibi Mery. "Kau sudah datang ternyata," ucap bibi Mery kepadaku. "Iya bibi." "Kalau begitu ayo kita makan," ajak bibi Mery kepadaku dan anaknya Ona. Anak bibi Mery tidak begitu menyukaiku dia bahkan tidak menyapaku tadi, tapi tidak apa-apa. Di meja makan hanya ada keheningan sampai suara Ona memecahkan keheningan ini. Brakkkk "Aku sudah tidak tahan makan satu meja dengan gelandangan ini," kata Ona kepadaku. "Ona kenapa kau berbicara seperti itu, Violet sudah tidak memiliki siapa pun, hanya kita sebagai tetangganya yang bisa membantunya," sahut bibi Mery, sedangkan aku hanya diam.   "Tidak memiliki siapa pun, dia masih memiliki orangtua tetapi kenapa aku lupa ya kalau orangtuanya membuangnya, oh maafkan aku Violet," ucap Ona dengan nada dibuat-buat prihatin. Ona langsung masuk ke dalam kamarnya tetapi sebelum itu dia berkatasesuatu yang membuat hatiku begitu sakit, "itu pun jika orang tuamu masih hidup b***h, hahaha." Airmataku langsung menetes dan aku langsung pergi dari rumah bibi Mery tanpa mengucapkan apapun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD