Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta ~ Hivi~

2169 Words
Sejak telepon pertama dari Bram , di jam sebelas malam itu.  Bram rutin menelepon aku setiap malamnya, saat dia sedang duduk menunggu keringatnya mengering setelah habis mengajar muridnya, Bram  pasti akan meneleponku  dan kami akan berbincang-bincang selama satu jam atau lebih sampai waktunya, Bram mandi. Kami akan berbincang-bincang tentang apa saja, dari cerita lucu tentang guru-guru kami, cerita kenakalan-kenakalan yang Bram lakukan waktu zaman SMA dulu dan cerita-cerita kegiatan kami sehari-hari. Sekarang malam-malamku tidak lagi sepi. Biasanya di malam hari, aku hanya duduk di teras depan dan menghabiskan waktu memandangi malam, kadang di temani Fania yang sambil  mendentingkan gitarnya, tapi lebih banyak aku sendirian karena Fania sibuk dengan tugas-tugas sekolahnya, berhubung dia sudah kelas dua belas jadi banyak sekali tugas dan kegiatan yang harus Fania lakukan dan mama ku seperti biasa asyik  menonton sinetron di televisi di kamarnya.   Sekarang waktu malam adalah waktu  yang  paling ku tunggu-tunggu setiap harinya. Hatiku selalu berdebar dan berbunga-bunga kalau malam sudah  menjelang. Setelah ngobrol dengan Bram setiap malamnya, pagi harinya aku akan lebih bersemangat pergi ke sekolah. Aku akan mengawali hari dengan memoleskan bedak dan pewarna pipi juga mengoleskan lipstick warna pink di bibirku. Rambutku yang panjang akan ku gelung tinggi. Biasanya aku tidak peduli dengan semua itu. Guru guru pada heran semua melihat perubahan penampilanku,  Mereka bertanya, apa suamiku lagi pulang dari berlayarnya? Kok aku jadi cantik dan rajin berdandan. Supaya tidak banyak  pertanyaan dan pembahasan lebih lanjut dengan para guru- guru sesama kolegaku, aku hanya senyum-senyum saja, tidak menidakkan juga tidak mengiyakan. Biarlah mereka membuat asumsi masing-masing dalam otak mereka. Toh tidak mungkin aku jujur pada mereka dan aku juga tidak mau berbohong. Jadi yang paling benar adalah diam saja dan senyum-senyum seperti yang aku lakukan sekarang.   Tapi kalau dengan Sevi,  aku sudah memutuskan akan berbohong saja , kalau ia bertanya padaku nanti. Sebulan ini aku masih aman, karena Sevi sedang menemani Vincent lihat pameran mesin ke Singapura.  Mata Sevi yang tajam pasti akan segera mengetahui perubahanku. Aku sudah memutuskan akan berkata pada Sevi kalau sekarang aku rajin mempercantik diri disebabkan  sudah mau reuni jadi mau membiasakan  diri dandan agar tidak malu bertemu teman-teman, juga tidak membuat Sevi malu saat menemani Sevi pergi ke rapat reuni, masak kepala sekolah TK Elite Sunshine Kid,  penampilannya polos bagai gadis desa.  Sevi bilang dia akan selalu mengajakku untuk ikutan rapat panitia, biar ada yang membantunya. Karena aku dan Sevi itu satu. Padahal aku tahu dia mengajakku ikut rapat  reuni  karena mau  tugas-tugasnya sebagai sekretaris panitia,  aku yang mengerjakannya, mentang-mentang dia bossku di sekolah. Sevi mau aku yang  mengetik notulen rapat dan mengerjakan hal-hal lain yang sebenarnya adalah  merupakan tugasnya. Awalnya aku sebel harus ikut Sevi dan mengerjakan tugasnya, tapi sekarang aku sangat senang karena pasti di setiap rapat bisa bertemu Bram secara langsung, tidak lagi  hanya mendengar suaranya yang baritone dan sexy  lewat telepon.                 Dari rapat terakhir bulan lalu, kami belum ada jadwal  rapat lagi. Karena masing-masing panitia sibuk mengurusi bisnis dan kegiatan masing-masing dan  sedang mengerjakan tugas yang sudah diberikan pada rapat panitia pertama. Dari notulen rapat  yang aku ketik dan sudah aku taruh di meja Sevi minggu lalu. Susunan Panitia rapat reuni kami terdiri dari         Angela          : Ketua Panitia Reuni Vincent         : Wakil Ketua  Reuni Fernando     : Bendahara Bramantyo  : Koordinator acara Seviana        : Sekretaris   Dan lima orang lainnya adalah koordinator untuk kelas sosial, biologi dan fisika yang tugas mereka adalah  mengumpulkan teman-teman sekelasnya  agar mau menghadiri acara reuni SMA Tunas Mandiri yang ke dua puluh yang direncakanakan akan dilaksanakan pada tanggal 2 April. Untuk tempatnya masih akan dibicarakan dalam rapat berikutnya. Kalau reuninya dilaksanakan  bulan April , ini sudah bulan Oktober, berarti tinggal enam bulan lagi , kami semua akan segera  bertemu dengan teman-teman masa SMA dulu. Bagaimana kehidupan mereka? Sudah menikahkah semua teman-teman kami ? Sudah berapa jumah anak mereka? Pasti pertanyaan -pertanyaan itu akan muncul saat semuanya bertemu lagi. Pertanyaan-pertanyaan sensitive sih itu. Pertanyaan  yang bisa membuat orang tidak nyaman. Kalau yang ditanya adalah teman yang seperti Sevi dan Vincent, yang sukses dan punya perkawinan bahagia. Pasti mereka fine-fine saja. Tapi kalau yang ditanya seperti diriku ini yang single parents, suami kabur . Bagaimana aku harus menjawabnya?  Mungkin paling baik aku pakai jurus senyum-senyum saja.   Seandainya saat ini aku tidak mempunyai pekerjaan sebagai kepala sekolah di sekolah Sevi  dan tidak dipaksa Sevi untuk ikut membantu dia menjadi panitia reuni, pasti kalau ada reuni aku akan menolak untuk hadir karena aku tahu reuni itu selain ajang melepas rindu dengan teman-teman masa SMA  dan bertukar kabar berita ,  pasti akan menjadi ajang untuk pamer tentang pekerjaan ,  pencapaian dan kehidupan keluarga yang   pastinya akan timbul banyak sekali   pertanyaan -pertanyaan yang bisa membuat aku tidak nyaman.   Kemana suamimu? Mengapa anakmu sudah besar sekali? Kamu dulu tamat SMA langsung kawin ya? Kamu hamil sebelum nikah? Aduh belum pergi aja pasti aku sudah sakit kepala memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang bakalan muncul. Tapi karena ini perintah dari Sevi dan aku juga mempunyai pekerjaan yang baik , mau nggak mau aku harus hadir dan kalau di tanya pun aku memutuskan pakai jurus senyum-senyum saja supaya pertanyaannya terhenti dan yang paling penting  aku tidak usah berbohong.   Handphoneku bergetar, siapa yang mengirimkan ku w******p message di jam makan siang ini?  Kataku sambil membuka handphone ku. Ternyata ada message dari Bram. Kok tumben dia message aku jam segini. Aku membaca messagenya dan langsung online chatting dengan Bram.   Bram  : Lia. Uda makan siang belum? Lia       : Belum Bram  : Aku lagi dekat di sekolahanmu. Kujemput ya?  Kita makan siang bareng di restoran padang dekat sekolahanmu itu. Aku lagi kepingin banget makan padang.   Aku berpikir sejenak sebelum membalasnya. Bolehkah aku makan siang bareng dia?Apakah tidak apa-apa? Sebagai teman seharusnya tidak ada salahnya  makan siang bareng. Kenapa aku berpikiran yang aneh-aneh. Bram mungkin hanya mengajakku makan bersama sebatas teman. Kok aku yang ke GR an. Mungkin hanya aku yang mempunyai perasaan berdebar dan berbunga-bunga sedangkan Bram sendiri biasa saja. Mungkin selama ini dia juga sering makan siang berdua saja dengan teman wanitanya atau muridnya. Aku aja yang terlalu banyak pikiran aneh.   Aku mengambil handphoneku lagi lalu mulai mengetik membalas pesan Bram.  Baiklah. Aku jalan sendiri ke sana aja, supaya kamu tidak repot masuk lagi. Soalnya macet di depan sekolah karena sebentar lagi jadwal pulang anak-anak. Bram langsung menjawabnya . Aku melihat ada tulisan typing di bawah namanya : OK   Bram menjawab singkat. Pasti dia sudah sibuk menyetir ke restoran padang nya.   Aku cepat-cepat merapikan dandananku. Mengunci kantorku dan langsung berjalan ke Restoran Padang Garuda yang terletak tidak jauh dari sekolah Sunshine kid . Restoran ini memang sangat terkenal dengan kelezatannya. Aku hanya membawa dompet kecil dan handphoneku. Tas tanganku masih aku tinggal di kantor karena nanti aku masih harus balik lagi untuk bekerja sampai waktunya pulang kerja yang masih ada beberapa jam lagi.   Aku berjalan pelan  di sepanjang trotoar melewati pohon -pohon rindang menuju restoran padang . Pas aku sampai di depan gerbang restorannya, bunyi klakson mobil mengejutkanku. Aku memalingkan wajah dan melihat Bram yang ternyata ada di balik kemudi mobil Fortuner hitamnya. Dia kelihatan gagah dengan kaca mata Aviator membingkai wajah tampannya. Aku tersenyum melihatnya dan berjalan menyamping untuk membiarkan mobilnya lewat menuju tempat parkir. Bram menungguku dengan gagah di depan mobilnya dan aku berjalan perlahan menghampirinya dengan hatiku yang tetap saja berdebar.   “ Yuk masuk, pasti kamu uda lapar “ Kata Bram sambil berjalan pelan disampingku, mengiringi langkahku yang pelan. “ Nggak kok. Tadi pagi aku sarapannya nasi uduk, jadi masih belum terlalu lapar”.   Restoran ini sangat penuh, banyak orang kantor yang menikmati makan siang nya di restoran ini.   Ketika kami berdua memasuki restorannya , semua meja-meja sudah terisi penuh. Pelayannya berkata kepada kami untuk  menunggu dulu  karena sebentar lagi baru ada meja yang  kosong. Tiba-tiba ada suara merdu yang berteriak pada kami. “ Bram, Lia.. Ayo duduk sini aja, kita barengan”. Aku memalingkan kepala dan ternyata yang memanggil kami tadi adalah Angela dan ada Fernando yang duduk di depannya. Bram tampak senang melihat Angela dan Fernando lalu berjalan menghampiri mereka “ Aduh  kok bisa kebetulan banget kita bisa bertemu dan makan siang di sini tanpa janjian lagi” . “Iya. Tadi aku ke bank tempat Fernando bekerja untuk setor uang, lalu aku melihat Fernando yang lagi jalan keluar mau makan siang. Karena kebetulan aku juga lapar, ya aku tanya,  mau makan siang di mana? Fer bilang mau makan siang ke sini dan aku langsung ikut  karena malas kalau pulang dan harus makan sendirian” Kata Angela dengan ramah. “ Sama, tadi aku juga kepingin makan nasi padang, dan teringat ini adalah nasi padang paling enak. Makanya kepingin makan di sini. Tapi karena malas makan sendirian, aku kepikiran ajak Lia dan Sevi karena kan sekolahan mereka dekat sini ” Kata Bram. Ah ! ini Bram bohong tentang Sevi, Bram tau kok Sevi lagi ke Singapur. Karena aku menceritakan kepadanya saat kami bertelepon malam-malam. Bram pasti malu kalau ketahuan setiap malam meneleponku dan malu kalau ketahuan, dia hanya ajak aku. Kami jadinya sekarang duduk berempat menikmati makanan padang yang memang sungguh sangat lezat. Kami mengobrol ke sana kemari selama makan siang itu. Kebanyakan sih tentang persiapan reuni. Lalu tiba-tiba Angel berkata pada Bram, sebagai coordinator acara. “ Uda ketemu hotel yang kira-kira cocok untuk acara reuni kita nanti ? ” “ Aku sih, kepinginnya di JW Marriot, cuma peserta yang ikut harus banyak, karena sewa ballroomnya sangat mahal. kalau yang ikut hanya seratus orang. Kalau  seandainya  semua teman dari satu angkatan kita ikut , sebanyak tigaratus orang,itu baru masuk ke budget biaya sewa ballroomnya. Sekarang ini kan kita belum dapat kepastian berapa orang yang mau ikut. Kalau uda terlanjur booking dan kasih DP ternyata yang ikut sedikit, siapa dong yang mau nombokin?” “ Aku aja yang nombokin . Aku juga suka dengan ballroom JW Marriot. Nanti kalau yang ikut sedikit, kekurangannya biar aku yang bayar. Itu tanggung jawabku sebagai ketua panitia” Kata Angel yakin. .” Nggak salah lu , Ngel? Biaya sewa ballroomnya minimal enam puluh juta lor. Jadi kalau kita bisa mengajak hanya seratus orang dengan budget dua ratus ribu perorang, berarti lu harus nombokin sekitar empat puluh juta” Kata Fernando langsung dengan kalkulasi akuntasinya . “ Iya. Nggak apa-apa. Kecil lar empat puluh juta. Hanya satu buah tas Chanel boy ku ini. Nanti paling aku bilang ke suami aku kalau aku  kepingin beli tas yang baru . Pasti dia kasih kok. Suami ku baik dan royal banget”.   “ Dan juga kaya pastinya “ Potong Bram . “ Ukuran kaya mah relatif, tapi yang pasti suami aku, orang nya baik banget dan sangat menyayangi aku”.   Betapa beruntungnya Angel. Cantik, supel, kaya dan mempunyai suami yang  royal dan sangat  menyayanginya. Aku memandang Angel dengan sedikit rasa iri.   “ Aku yang akan menalangi kekurangannya, supaya praktis aja,  Bram. Biar kamu gampang kerjanya. Kalau mau tunggu-tunggu sampai tahu pasti berapa orang yang ikut, bakalan habis semua ballroom-ballroom di kota Medan di pesan sama sekolah-sekolah lain. Ingat lor Bulan April itu, bulannya orang reuni. Karena kan sekalian banyak teman-teman yang pulang ke kota Medan untuk merayakan  tradisi ritual Cheng Beng”. (Tradisi ziarah kubur masyarakat tionghoa).   “ Iya sih, okay lar kalau begitu Ngel. Aku pulang dari sini akan pergi ke JW Marriot untuk memesan ballroom nya? Kalian mau ikut nggak?”   “ Aku nggak bisa Bram, Aku kerja di bank peraturannya ketat nggak bisa keluar seenaknya”. Kata Fernando. “ Aku juga nggak bisa Bram. Aku ada janji sama suamiku mau antar dia ke dokter jam tiga nanti” .Kata Angel. “ Aku juga nggak bisa, aku harus balik ke sekolah, tasku masih di sekolah”. Kata aku. “ Kalau masalah tas kan gampang aja. Muridmu  uda pulang jam 12 tadi. Kamu toh bisa pergi menemani Bram. Aku yakin Sevi nggak akan memecatmu. Kalian  pergi untuk tugas panitia reuni. Lu yang  gantiin Sevi. Uda kamu aja yang nemenin Bram! ” Kata Angel tegas. Ternyata Angel ini wanita tipe pemimpin yang bisa bersikap tegas dan tau mengambil keputusan tepat. Tidak semua wanita bisa mempunyai sifat-sifat kepemimpinan seperti Angel . Aku akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah dan Bram nampak senang .   Selesai makan, kami berpisah. Aku naik mobil Bram kembali ke sekolah untuk mengambil tasku . Angel dan Fernando,  naik mobilnya masing-masing untuk kembali dengan urusan dan pekerjaannya. Kemudian aku dan Bram berangkat menuju hotel JW Marriot untuk memesan ballroom tempat kami akan mengadakan reuni yang ke dua puluh , enam bulan lagi.   Hatiku berdebar makin keras ketika duduk hanya berdua Bram dimobilnya yang dingin, ditemani lagu dari Radio yang entah kenapa bisa mengalunkan lagu dari HIVI yang  judulnya  Siapkah kau tuk jatuh cinta yang seakan mewakili kata hatiku. Aku mendengarkan syairnya dalam debaran di d**a yang semakin bergemuruh.         Meski bibir ini tak berkata bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita. Dan tak mungkin ku melewatkanmu, hanya karena diriku tak mampu untuk bicara bahwa aku inginkan kau ada di hidupku.   Siapkah  kau bertahta di hatiku hai cinta Karena ini saat yang tepat untuk singgah di hatiku Namun siapkah kau tuk’ jatuh cinta lagi    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD