Ketika panasnya api yang sedang berkobar dijatuhkan setumpuk salju, padam seketika ... itulah yang aku rasakan saat ini. Tidak ada kata yang bisa aku rangkai untuk melawannya dan sambungan telepon pun terputus. Tangan yang tak berdaya ini mengembalikan ponsel kepada sang pemilik yang terlihat gusar. "Cha, sorry ya kalau gue dengar. Mas Afi itu bukan orang yang pemarah loh. Dia gak pernah marah sama orang kecuali sudah kelewatan." Apanya yang kelewatan? Aku hanya ingin kesenangan untuk diriku. Tubuh ini masih milikku sepenuhnya. Kalau ada apa-apa sama aku itu bukan tanggung jawab dia dan dia bisa cari wanita lain lagi sebagai pengganti istrinya, kenapa harus aku! "Kalian merasa punya banyak relasi jadi bisa bertindak semaunya, iya!" Bukan dia yang salah namun dia yang harus menjadi pe