Karena Ayah ada di rumah, Lala gak berani mengungsi ke rumah Qienan dan dia tidur di kamar sebelah. Pas waktunya sahur kami makan bersama, dia cuma makan buah dan minum s**u karena gak bisa makan nasi saat subuh. "Fi, kamu gendutan loh sekarang. Puasa harusnya kurus, baru berapa hari pipi kamu kayak cimol," ejeknya. "Gimana gak kayak cimol kalau punya koki pribadi yang masakannya lebih yahut," sahut ayah. "Eh, siapa Yah?" "Ada deh," Mereka berdua gibahin aku secara langsung di depan mataku. Aku asyik makan dengan tenang, yang penting aku kenyang. Pas aku mau nambah nasi, wadah lauk kesayangan aku ditarik Lala dan di endus, awas aja kotoran hidungnya jatuh ke sana, bakal aku pesekkin itu hidung. "Ini beli dimana sih, kok aromanya enak banget. Besok aku buka puasa di rumah ah. Masi