“Nak…” Langkah Maudy terhenti di bawah gedung kantornya. Di sana, berdiri seorang perempuan yang tak pernah ia sangka akan ditemuinya lagi dalam waktu dekat—ibunya. Tatapan wanita itu membuat d**a Maudy berdesir, membawa campuran antara harapan dan ketakutan yang tertahan selama bertahun-tahun. Ia merindukan perempuan itu, ingin sekali merasakan hangat pelukan seorang ibu, tetapi ada sesuatu dalam tatapan itu yang membuatnya tersadar bahwa kedatangan sang ibu bukanlah karena kerinduan. “Ibu…” Maudy berujar pelan, mencoba menyelami maksud di balik sorot mata dingin itu. Wanita itu mendekat, meraih tangan Maudy dengan lembut namun terasa asing, seolah kehangatan yang dulu pernah ada di sana telah pudar. “Ibu mau bicara dengan kamu, Nak. Ini… tentang Adira.” Mendengar nama itu, Maudy terc