Ratu yang ketakutan berlari keluar dari kamar Raja dan tidak sengaja menabrak seorang wanita cantik nan sexy.
"Aww ...apa-apaan sih kamu?"bentak wanita itu ketika tubuh Ratu dan diri nya bertabrakan.
"Maaf nona, saya tidak sengaja," jawab Ratu dan langsung membulatkan mata nya dan menutup mulut nya ketika melihat siapa orang yang di tabrak nya.
"Anya Alexandra?" teriak nya sambil tersenyum lebar.
Anya dengan balutan pakaian sexy dan riasan bold itu menatap Ratu dari atas ke bawah.
"Kamu pembantu disini?" tanya nya.
"Iya Nona, saya pembantu baru di sini, saya adalah penggemar berat Nona Anya," Ratu pun menjulurkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan Anya.
Anya hanya menggelengkan kepalanya dan berlalu meninggalkan Ratu tanpa berkata apapun.
"Bodohnya aku, mana mungkin model internasional sepertinya mau berjabat dengan orang udik sepertiku," ucap Ratu pada diri nya sendiri yang menarik kembali tangan nya dan berlalu pergi.
Anya Alexandra yang sudah terbiasa keluar masuk rumah Atmaja itu langsung menuju kamar Raja, meskipun Ratih tidak menyukai kelakuan Anya, namun Anya tidak pernah ambil pusing, karena menurutnya Raja akan selalu lebih membela dirinya di banding sang mama.
Anya langsung membuka pintu kamar Raja.
"Honey ..." panggilnya dan langsung memeluk tubuh Raja yang masih polos tanpa pakaian itu, Raja langsung memeluk Anya kembali, mereka melakukan ciuman panas.
libido Raja yang memang tadi sudah naik karena melihat paha mulus milik Ratu langsung mengangkat tubuh Anya dan meletakkan tubuh Anya di ranjang king size milik nya, Raja langsung mencium kembali bibir Anya dengan rakus, tangan nya mulai menyingkap dress milik Anya.
Ceklek...
Pintu pun terbuka dan menunjukkan sosok Ratih yang langsung melotot kan matanya ke arah Raja dan Anya yang sedang b******u di ranjang.
Raja dan Anya hanya bisa menatap Ratih dengan penuh rasa malu.
"Tidak punya adab! turun kalian!" teriak nya dan langsung membanting pintu kamar Raja itu.
Setelah kepergian Ratih, Anya malah terkekeh dan melirik ke arah Raja.
"Lihat lah honey, mama mu marah lagi pada kita,"desah nya sambil terkekeh.
Raja hanya bisa menangkup kedua pipi Anya, dan menciumi nya secara bergantian.
"Sabar la sayang, mama pasti akan segera menerimamu menjadi menantu di rumah ini" ucap Raja.
Anya hanya menunjukkan senyuman lebar nya kepada Raja, Anya membantu memasangkan kemeja Raja.
Mereka kini turun menemui Ratih yang sudah tersulut emosi.
Ratih yang duduk di kursi ruang tamu pun hanya menyilangkan kedua kaki nya, wajah nya terlihat datar menahan rasa marah.
Raja dan Anya kini sudah duduk tepat di hadapan nya.
"Ada apa ma?" tanya Raja.
"Bagaimana persiapan pernikahan kalian?" tanya Ratih.
"Semua sudah beres ma, besok EO milik Devan yang akan merias rumah kita," jawab Raja.
Anya yang masih ragu, hanya bisa memelintir dress nya, mendengar pernikahan yang akan dilaksanakan dua hari lagi membuat nya sedikit gugup.
"Bagaimana dengan kamu Anya?" tanya Ratih yang sudah melihat kegugupan di wajah Anya.
"A-ku ikut aja tante," ucap nya sedikit gugup.
"Orang tua kamu bagaimana?" tanya Ratih kembali.
"Papa dan Mama tidak bisa kembali ke Indonesia tante, mereka masih banyak kerjaan di Amerika," ucap nya.
Ratih pun langsung berdiri dan hanya menggelengkan kepalanya.
"Lalu siapa yang akan menjadi wali nikah mu, apa kamu pikir pernikahan ini hanya sebuah permainan, bagaimana kedua orang tua mu tidak hadir di hari pernikahan mu?" bentak Ratih, wajah nya bahkan sudah memerah.
"Ma, tolong jangan marah pada Anya, aku sudah berbicara pada kedua orang tua Anya, mereka sudah merestui hubungan kami, tapi mereka memang tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka," lirih Raja berusaha menenangkan sang mama.
"Apa pekerjaan lebih penting dibandingkan kebahagiaan putri mereka sendiri, orang tua seperti apa itu, Hah?" teriak Ratih.
Anya yang tidak terima langsung berdiri.
"Tolong tante, Anya tahu dari dulu tante memang tidak menyukai Anya, tapi jangan pernah tante menghina kedua orang tua Anya, dari awal Anya pun tidak menginginkan pernikahan ini, tapi Raja yang memaksa Anya." pekik Anya dengan wajah yang memerah, bahkan urat-urat di pipi nya yang putih dapat terlihat dengan jelas, tangan nya mengepal begitu kuat.
Raja yang takut akan pertengkaran kedua wanita yang di cintai nya berusaha melerai pertengkaran antara mama dan kekasih nya itu.
"Cukup ma! Raja mohon jangan halangi kami lagi, apapun yang terjadi kami akan tetap menikah," bentak nya.
"Terserah kamu Raja, kamu sudah di buta kan oleh cinta, percuma mama bicara, kamu tidak akan pernah mendengarkan ucapan mama." Ratih bangkit dan pergi ke kamarnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Raja hanya bisa menghela nafas nya, melihat mama nya yang sangat bersedih membuat hatinya sedikit terluka, namun bagaimana pun dirinya tidak akan pernah bisa melepaskan Anya, Raja bahkan akan mengurung Anya bila perlu.
Sifat posesif Raja lah yang membuat Anya sering berselingkuh, bagi Anya, Raja hanya pria yang mudah di tipu dan di manfaatkan nya. Perasaan cinta Raja yang begitu besar membuat nya semakin meremehkan Raja.
"Aku akan pergi!" pekik Anya yang sudah menyilangkan kedua tangan nya.
"Baby, tolong jangan marah begini, mama hanya sedikit shock." ucap nya berusaha meraih tangan Anya.
"Terserah, aku mau balik apartemen!" bentak nya dan berlalu meninggalkan Raja.
"Bagaimana dengan pakaian pengantin yang akan kita coba, bukan kah siang ini kita akan melakukan fitting?" gumam Raja melihat kepergian Anya yang semakin jauh.
"Kita bertemu di butik, aku akan menyusul kesana." teriak nya sambil melangkah semakin jauh meninggalkan kediaman Atmaja itu.
Anya langsung masuk ke dalam mobil sport bewarna merah milik nya, Anya yang sangat kesal pun langsung menghubungi selingkuhan bule nya itu.
" Halo Baby, Aku akan ke apartemen mu, aku sangat kesal,"
"Iya sayang, datang lah aku selalu menerima kehadiran mu di apartemenku,"
Anya langsung menancap gas mobil nya dengan kecepatan tinggi, sedangkan Raja hanya bisa melihat kepergian Anya.
Raja yang sudah bersiap-siap untuk ke kantor melihat Ratu yang sedang melintas.
"Hei, kemari lah!" teriak nya.
"Iya Tuan?" jawab Ratu.
"Ambil kan tas ku di kamar, dan tolong hibur mama ku, dia pasti sangat sedih, bawakan air putih hangat ke kamarnya," gumam Raja dengan tegas.
Ratu hanya menganggukkan kepala nya dan langsung berlari menuju kamar Raja, Ratu mengambil tas lalu memberikan nya kepada Raja, setelah itu Ratu langsung menuju kamar Ratih sesuai dengan perintah Raja, Ratu akan berusaha menghibur Ratih agar tidak terlalu bersedih, mengingat Ratih selalu baik padanya selama ini.