14. Ingin Di Sini

1130 Words
"Apa Chacha pura-pura tidur?" Tanya Bebby pada dirinya sendiri. "Astagfirullah, tidak baik su'udzon sama orang. Mungkin memang Chacha mengantuk, Beb. Ada kan sebagian ibu hamil itu sering dilanda kantuk secara berlebih." Lanjutnya lagi dalam hati. Kepala Bebby melihat ke sekeliling jalan, dirinya sudah sangat biasa melihat jalan ini. Dari jaman SMP dia di sini dan mungkin akan sampai dirinya menua akan tetap di sini. Brak! Suaminya sudah selesai membeli jus yang dia inginkan, Bebby melihat ada dua jus di sana. Satu warna putih dan satu warna kuning. "Ini, sirsak kan?" Virgo memberikan pada Bebby jus yang baru saja dia beli seraya memastikan. "Iya, terima kasih Mas. Punya kamu rasa apa?" meski Bebby sudah tahu, tapi tidak ada salahnya berbasa-basi dengan suami. "Nanas, kenapa?" Virgo menunda niatnya minum jus sampai rumah saja. Mobil kembali melaju, mungkin sekitar dua menit lagi sampai rumah. Jam sebegini, pasti orang rumah juga belum pada tidur. Tapi malah mungkin jika mereka tidak ada di rumah. "Tidak, cuma tanya saja." Bebby tidak penasaran, dirinya memilih menikmati jus sirsaknya sendiri. Benar sekali, belum sampai dua menit mereka sudah sampai di depan pelataran rumah Danar dan Sofya. Virgo lega, tubuhnya kuat juga diajak berkendara beberapa hari ini. Meski Bebby juga ikut andil, istri pertamanya itu menyetir saat pagi. "Alhamdulillah... Selamat sampai rumah." ucap syukur Virgo sambil melepaskan tangannya dari setir. Ternyata di sana sudah ada Claudia yang menunggu. Gadis itu tampak senang melihat kakak serta kakak iparnya pulang. Karena sebenarnya Claudia ingin ikut, tapi tidak jadi dengan alasan dia lebih ingin pergi jalan-jalan bersama teman-temannya. "Hah... Aku mau mandi." Bebby langsung turun sambil membawa tas dan beberapa keresek berisi jajanan. Virgo ikut turun dari mobil, dia membuka bagasi dan menurunkan dua koper besar serta tas berisi kamera dan laptop milik Bebby. Claudia dan Bebby membantu membawa banyak sekali barang belanjaan atau oleh-oleh yang dibeli sewaktu di Malang kemarin. "Biar aku bangunkan Chacha dulu." Langkah kaki Virgo terhenti saat Bebby menahan lengannya. Lelaki tampan itu membalikkan badan seolah bertanya kenapa kepada Bebby. "Jangan dibangunkan, kasihan." hanya itu yang Bebby katakan. Senyum tipis terlihat di wajah Virgo seraya mengangguk paham apa yang dimaksud Bebby. Dia langsung menitah Bebby masuk ke dalam rumah dan Virgo akan mengurus Chacha. Benar sekali dugaan Bebby tadi, Danar dan Sofya tidak ada di rumah. Kata Claudia, mereka sedang menghadiri acara halal bihalal bersama teman satu kantor Danar. Ada kemungkinan sepasang suami istri paruh baya itu akan pulang lebih malam dari ini. Karena sudah malam juga, Bebby langsung saja mandi usai memasukkan semua barang-barang ke dalam kamar dibantu Claudia. Rencananya besok dia baru akan membagi oleh-oleh ke orang rumah. Dua puluh menit cukup untuk Bebby mandi sekaligus keramas. Berada di dalam mobil seharian dengan kondisi rambut ditutup hijab dan berkeringat membuat Bebby tidak tahan akan bau rambutnya sendiri. Selesai urusan mandi, ternyata Virgo sudah menunggu di dalam kamar. "Mas, ape nganggo banyu anget? (Mas, mau pakai air hangat?)" tawar Bebby saat melihat jam sudah hampir pukul sembilan. "Ora usah, selak kesuwen mengko. Nganggo banyu adem wae malah seger. (Tidak usah, kelamaan nanti. Pakai air dingin saja biar seger)." tolaknya halus dan langsung keluar kamar. Bebby hanya mengangguk, dia juga langsung mengganti pakaiannya dengan baju tidur bergambar bunga-bunga. Wanita itu sibuk mengeringkan rambut basahnya agar tidak masuk angin. Selesai dengan urusan rambut, Bebby membersihkan ranjangnya menggunakan sapu lidi khusus kasur. Lalu dia memasang seprai dengan motif kesukaannya. Wanita itu memang sengaja tidak memasang seprai selama mereka pergi, karena jika dipasang pun akan terkena debu dan yang ada malah gatal-gatal meski sudah dibersihkan. Pintu kamar terbuka, menampakkan Virgo yang hanya mengenakan handuk sebatas pinggang dan bagian atas tubuhnya polos serta masih ada buliran-buliran air yang membuatnya terlihat semakin seksi. "Ini kaos gantinya." masih sama, Bebby akan mendekat dan memberikan pakaian ganti untuk Virgo. "Terima kasih ya." karena merasa sedikit dingin, Virgo juga langsung mengenakan kaos dan boxer yang diberikan Bebby. "Aku buatkan minum sebentar ya." "Tidak usah Beb, kan tadi ada jus." larangnya. "Oh... Kamu mau minum itu saja, mau makan lagi?" Selesai memakai kaos dan boxer, Virgo meletakkan handuknya di atas kepala. Namun kini, tangan kirinya terulur mengusap wajah ayu milik istri pertamanya. Pipi Bebby terasa lembut, terbukti sekali jika wanita itu sangat merawat dan menjaganya. "Tidak usah Beb, kamu istirahat saja ya. Lagi pula aku juga tidak lapar." katanya manis. "Iya sayang." Kedua pipi Virgo merona mendengar Bebby memanggilnya sayang. Meski tidak seperti kemarin-kemarin, tapi tetap saja bisa membuat jantungnya hampir meloncat karena saking senangnya. Mereka lanjut melakukan aktivitas, meski bukan aktivitas berat. Bebby memilih duduk di atas ranjang sambil menyandarkan tubuhnya ke tembok dan memainkan ponsel. Sedangkan Virgo masih sibuk mengeringkan rambut basahnya sembari menikmati jus nanasnya. Klek! Bunyi suara kunci pintu diputar mengalihkan pandangan Bebby dari ponselnya. Wanita itu melihat Virgo mengunci pintu kamar usai mengeringkan rambut. Bebby kembali melihat ponselnya. "Sekarang hari selasa loh, Mas." kata Bebby usai memastikan hari dari ponsel. Wangi parfum yang Virgo kenakan semakin mendekat. Lelaki itu seolah tidak peduli dengan hari apa sekarang. Dia meletakkan jus di atas meja lanjut duduk di atas ranjang dan mendekati istri pertamanya. "Aku ingin di sini, Beb." katanya sambil memeluk Bebby dari samping. Bibir Bebby terkatup, dia membiarkan Virgo menyandarkan kepala di bahunya sambil melingkarkan kedua tangannya di perut datarnya. Dalam situasi sekarang, Bebby tidak tahu harus merasa senang atau sedih. Ada kemungkinan Virgo sudah benar-benar tidak ingin bersama Chacha. "Iya, kamu boleh di sini Mas." sahut Bebby sambil tersenyum dan mengusap kepala suaminya. "Cha maaf, aku juga ingin memiliki Mas Virgo seutuhnya. Aku sudah bertekad, kalau ada yang harus mundur itu bukan aku orangnya." Kata hati Bebby. Kepala Virgo bangun, dia memandang wajah Bebby dari samping lalu mengecup pipi istri pertamanya sekilas. Ada senyuman di sana, lelaki itu menarik Bebby agar berbaring dalam pelukannya. Tubuh mereka sudah tertutup selimut sebatas d**a. "Selamat tidur, sayang." kata Virgo lalu memejamkan mata usai mematikan sakelar lampu kamar. "Hem..." Bebby pun ikut memejamkan mata. Hari yang melelahkan, tidur memang jalan terbaik untuk mengembalikan stamina. Apalagi tidur dalam pelukan seseorang yang disayang, rasa lelahnya akan lebih cepat menghilang. *** Kedua kelopak mata Chacha terbuka, dia melihat ke sekitar. Ternyata sudah sampai di dalam kamar yang dia tempati di kediaman Danar. "Ini bukan mimpi, Cha. Kamu benar-benar pulang ke kota kelahiran suamimu." gumamnya pelan. "Bukan Cha, sekali lagi ini bukan pulang. Hanya mampir sebentar." Kepala Chacha menoleh ke samping, dia tidak mendapati ada Virgo di sana. Wajahnya tersenyum kecut mengetahui suaminya benar-benar tidak tidur di sampingnya. "Sekarang hari selasa dan dia tidak ada di sini." gumamnya. "Kamu harus menerima semua ini, Cha." kedua mata wanita itu memanas seperti ingin mengeluarkan air mata. Dirabanya perut bawah yang ditumbuhi darah daging Virgo. Chacha suka dan senang karena bisa mengandung dan akan memberikan keturunan untuk suaminya. "Maafkan segala kesalahan hamba, Ya Allah." tangisnya pelan sambil memandang ke langit-langit kamar. *** Next...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD