Datang Tamu

558 Words
Lika menoel-noel bahu Jay dengan telunjuknya. Tiba-tiba Jay menggenggam tangan Lika, membuat Lika terbelalak, "Ssstt ..." Jay merubah posisinya menjadi menyamping, lalu menaruh tangan Lika di pipinya, "Hmm, hangat juga," gumam Jay setengah tertidur. "K-Khun Jay ..." Lika mencoba menarik tangannya dari genggaman Jay. Namun, Jay menggenggam tangan Lika semakin erat. Akhirnya Lika menunggu hingga Jay benar-benar tertidur pulas. Dua puluh menit kemudian, Lika perlahan menarik tangannya yang mulai kesemutan. Jay agak terganggu. Namun, dia hanya bergerak beberapa detik dan kembali tertidur. "Mimpi apa Gua, bisa ngeliat Sultan tidur di rumah Gua sendiri? aih, walo dia gak ada akhlak, kok Gua gak bisa benci sih? odong banget nih Gua." Lika memukul kepalanya beberapa kali. Lika beranjak, lalu mengambil selimut untuk Jay. Dia menyelimuti Jay perlahan, agar serbuk berlian itu tidak terganggu. "Huah, Gua ngantuk juga nih, tidor bentar dah," Lika kembali ke kamarnya, lalu terlelap setelah beberapa menit. *** Kukuruyuk ... kukuruyuk ... alarm di gawai Lika berbunyi. Lika meraba-raba sumber suara itu, dia mendapatkan benda tersebut tak jauh dari kepalanya. "Huah, males bangun ... males kerja," ucap Lika yang masih mengantuk. Lika menyipitkan matanya, mengintip jam di gawainya, "Oh, baru jam sembilan juga. Tidur lagi aja," Lika kembali menutup mata. Namun, beberapa detik kemudian, Lika terbelalak, "J-Jam sembilan! anjir Gua telat!" Lika segera bangkit dari tempat tidurnya, "Augh!" Lika meringis tatkala tak sengaja menabrakkan diri ke pintu, "Pintu sialann, ngapain sih Lu disini? nyebelin banget!" omel Lika. Lika membuka pintu tersebut, setelah selangkah keluar dari kamarnya, Lika tiba-tiba mengingat sesuatu, "Kayaknya ada yang gak beres deh, apa yak?" Lika menggaruk-garuk kepalanya, "Omegod Jaelani! Eh Khun Jay!" Lika baru sadar bahwa Jay menginap di rumahnya dari subuh. Dia langsung bergegas ke ruang tamu, untuk memeriksa Jay. "Khun Jay, Khun Jay ..." Lika terdiam, tampak Jay masih tertidur di sofa sambil meringkuk di dalam selimutnya. "Khun Jay, kok masih tidur? cepetan bangun, Aku mau pergi kerja nih!" Lika menarik tangan Jay. Namun, telapak tangan Jay begitu dingin. Lika terbelalak lalu menaruh tangannya di dahi Jay, untuk memeriksa suhu badan Jay saat ini. "Y-Ya ampon, panas banget. Jadi rencana sakit yang dia omongin tadi subuh beneran?" "Hmm," Jay terbangun. Namun, dia tampak lemah, dan belum bisa membuka matanya. "Khun Jay, Khun Jay demam, kita harus ke rumah sakit!" "Gak mau ..." "Ih, nanti makin parah, Khun Jay, Aku bakal anterin Khun Jay ke rumah sakit." I'm ok. Wilohaji ma dongjeonghaji ma, Nada dering Lika berbunyi. Lika dengan kesal merogoh gawai di saku celananya, "Aih, siapa sih nih? gak tau apa orang lagi sibuk," Lika mengomel, "Ya ampon Jamy!" "Halo Jam," "Woy dodol, Lu kemana? ude jam berapa nih?" "Jam sembilan," "Udah tau jam sembilan, kenape Lu gak dateng-dateng! jam sembilan lewat empat belas minet nih sekarang!" "Iye, tau, Gua gak bisa masuk hari ini." "Seenak jidat Lu aja ngomong, masuk cepetan!" "Gak bisa!" "Kenapa? jangan ngadi-ngadi Lu. Kerjaan banyak nih," "Kenapa? gak kenapa-napa, Gua ... Gua saket." "Ya udah sekarang Gua otewe ke rumah Elu." "Ha? ngapain Lu mau kemari? "Mau beli ikan, ya mau jenguk Elu saket lah," "Gua saket perot, datang tamu aka datang bulan." "Ya ude nanti Gua beliin jamu datang tamu," "Gak mau! awas aja ya kalau sampe Lu nyamperin Gua, Gua gibang Lu. Ya udah Gua tutup!" Setelah menutup teleponnya, Lika menarik nafas dalam, lalu menatap Jay, " The real datang tamu." TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD