Reka Adegan Anggota Avengers

1232 Words
Jamy dan Jay saling menyerang, Mawes dan beberapa security masuk lalu menahan Jamy dan Jay yang hampir baku hantam seperti di ring tinju. "Lepasin Gua Wes! Gua mau kasih pelajaran nih si tukang bedak!" "Sini Lu kalau berani, cowo gak tau malu! lepasin Gua!" dua orang security yang menahan Jamy tampak kewalahan. "Wanjir! kok seru ini," Ijul menonton dari ambang pintu dengan antusias. Sebenarnya ingin merekam kejadian itu. Namun, karena sadar itu perbuatan yang ilegal, akhirnya Ijul merekam semua itu dengan matanya. Antara Jamy dan Jay, satupun tak ada yang mau mengalah. Mereka berusaha saling serang, saling tendang, walau tak mengenai targetnya. "Apa-apaan ini!" Khun Thivat yang mendengar keributan itu segera mendatangi ruangan Jay. Dia terbelalak melihat kekacauan di depan matanya. Jamy berhenti lalu mendorong security yang menahannya. Dia merapikan kemeja dan merapikan rambutnya yang berantakan. Jay juga mendorong Mawes, lalu merapikan stelannya. "Kenapa kalian berantem gini? gak malu apa diliatin orag se kantor!?" Khun Thivat meninggikan suaranya. "Ayah, dia tiba-tiba ..." "Diam Jay!" Khun Thivat memotong Jay, lalu menatap Jamy, "Jam, ada apa? Jay melakukan hal yang salah? dia udah bikin kamu marah?" "Kenapa Ayah tanya sama dia!? dia tiba-tiba datang kesini trus nonjok Aku. Kita harus tuntut dia!" Jay naik tensi karena Khun Thivat tak mempedulikannya. "Udah Ayah bilang, diam! Mawes, urusin Jay! Jamy ... ayo ke ruangan Saya, kita bahas masalah ini baik-baik." "Gak perlu Khun, masalah ini udah selesai." Jamy kembali merapikan dirinya, lalu membungkuk kearah Khun Thivat, "Kontrol aja anak Khun. Pastikan dia tak buat masalah dan tak menyakiti orang lagi." Jamy kemudian berlalu meninggalkan segala kekacauan itu. Jay masih emosi. Dia melempar segala berkas yang ada di mejanya sambil berteriak. "Apa yang kamu lakuin sampe Jamy marah begitu?" tanya Khun Jay, setelah menyuruh semua orang keluar dari ruangan. "Aku gak lakuin apa-apa! dia aja yang terlalu nyampurin urusan orang!" "Kalau kamu gak lakuin apa-apa pasti dia gak akan marah! Ayah kenal gimana Jamy, dia bukan orang yang mudah terprofokasi begitu," "Ayah kok belain dia sih!? dia itu tukang ikut campur urusan orang! padahal Aku gak ada tuh nyenggol-nyenggol dia," "Ayah ingetin kamu. Kira baru aja bisa kerjasama ama JJ Kosmetik. Kamu jangan cari gara-gara ama Jamy. Ayah jadi gak enak sama Pak Baskara." "Kenapa sih, putusin aja kerjasamanya! ngeselin banget." "Ini yang buktiin kamu gak dewasa. Belajarlah sedikit dari Jamy! dia ngelola perusahaan Ayahnya sendiri. Tanpa campur tangan Pak Baskara, dia gak pernah ambil keputusan gegabah, dia bisa sesukses itu dalam usia muda! kamu harusnya nyontohin dia," "Aku kan juga sukses! Aku CEO Methanan Group!" "Kamu bisa jadi CEO karena ini perusahaan Ayah! jangan banyak main dan gunakan otak kamu dengar benar. Jangan bikin masalah sama Jamy lagi, kalau perlu kamu minta maaf, ngerti!" Khun Thivat keluar meninggalkan Jay yang jengkel. Jay mengepalkan tangannya erat, dan mulai mengamuk. "Ngapain Gua harus belajar dari si brengsekk itu! ngapain juga Gua harus minta maaf, Gua gak salah!" *** "Pak Pras! Pak Pras, come, come ..." Juliana yang berlari dengan heboh ke kantin sambil memanggil Pak Pras yang standbay di pos supir. "Mbak, es jeruk satu!" ucap Ijul sesampainya di kantin.Dia terengah-engah karena terlalu bersemangat. "Kenapa Jul?" Pak Pras yang tak tau menau tentang kekisruhan di dalam kantor, bertanya kepada Ijul dengan penasaran. "Bentar, tunggu Mawes dulu," ucap Ijul sambil meraih es jeruk yang baru saja di taruh oleh Mbak Kantin di depannya. "Pasti gosip heboh yang Mbak Jul," ucap Mbak kantin, lalu duduk dengan santai. Mbak Kantin sudah khatam banget dengan gelagat tiga member Avengers yaitu Pak Pras, Mawes dan Ijul. Jika Pak Pras yang bawa kabar, dan wajahnya tenang sambil makan gorengan, biasanya itu kabar yang selow, yang mungkin diketahui semua orang hanya saja Pak Pras akan membuat kabar tersebut lebih berapi sedikit. Jika Mawes duduk di kantin, lalu menyuruh semuanya berkumpul hingga lupa memesan nasi dengan ayam bumbunya, bisa ditebak itu adalah kabar dengan level agak panas, sedikit di atas level selow. Tapi, Jika Ijul sudah heboh, sampe lari ke kantin tanpa membawa kotak makan siangnya, sudah pasti itu kabar heboh level tinggi. Karena Ijul jarang membawa gosip yang kapasitasnya rendah. Mbak Kantin sudah tak sabar mendengar gosip terpanas yang dibawa Ijul. "Nah, itu dia Mawes!" Ijul menunjuk, tampak Mawes berjalan sambil memijit lengannya, dia tampak letih dan nafasnya ngos-ngosan. "Cepetan Wes!" teriak Pak Pras. Pak Pras sudah menyiapkan telinga dan hatinya untuk mendengar berita dari Ijul. "Gila, apa-apaan di kantor tadi? udah kayak medan perang!" ucap Mawes lalu duduk dan meminum es jeruk di depannya. "Eh buset, itu punya Gua!" Ijul menepuk tangan Mawes. "Sorry, aus banget nih," Mawes minum beberapa teguk lagi, lalu menyodorkan es jeruk tersebut kepada Ijul. "Aaa! kan tinggal dikit ..." Ijul protes. "Nanti pesan lagi, sekarang infoin, ada gosip apa?" Pak Pras menatap Ijul dan Mawes bergantian. Mbak Kantin pun ikut fokus menyimak. "Dunia persilatan lagi gonjang ganjing! tadi Jamy Baskara dateng ke kantor, auto nyerbu ke ruang Khun Jay, dan ..." Lika menatap Mawes. "Buk! Tuan Jamy nonjok Tuan Jay. Tuan Jay terpental, bibirnya pecah karena hantaman tinju Tuan Jamy!" sambung Mawes tak kalah heboh. Dia bahkan melakukan reka ulang untuk adegan itu. "Lu apa-apaan! tanya Khun Jay ke Jamy Baskara, trus Jamy Baskara mencengkram kerah Khun Jay. Trus dia bilang ... bilang apa, Pu?" otak Ijul buffering, dia lupa dengan kalimat yang diucapkan Jamy. "Apaan yak, Gua juga lupa. Intinya dia marah, berani-beraninya Lu bikin Lika nangis! gitu deh kurang lebih." "Trus Khun Jay ngamuk, dan ngedorong Jamy, mereka adu mulut lagi, dan buk! Khun Jay dapat satu pukulan lagi dari Jamy Baskara! Skor Jamy 2, Khun Jay 0, yeah!" Ijul mengepalkan tangannya. Mbak Kantin takjub lalu bertepuk tangan dengan heboh, sementara Pak Pras menghela nafas, "Kenapa kalian gak manggil Gua sih! kan Gua jadi gak bisa lihat," omel Pak Pras. "Gak sempet Pak, Gua nahan Tuan Jay biar gak gelud sama Tuan Jamy, trus Tuan Jamy ditahan dua orang security. Anjir, untung Gua milih nahan Tuan Jay, kalau Gua nahan Tuan Jamy, mungkin Gua ude masuk rumah sakit." Mawes menggelengkan kepalanya mengingat kejadian itu. "Setidak Lu kasih tau Gua donk Jul!" Pak Pras menatap Ijul. "Mana sempat keburu gak bisa menikmati pergelutan yang estetik. Hohoho," "Eh tapi kenapa sih Tuan Jamy nyerang Tuan Jay?" Mawes berpikir. "Pasti karena Khun Jay, nyakitin Lika. Kan ude Gua bilang Khun Jay itu cowo plin plan, rasain dah kenak tonjokan maut! pyuu ..." Ijul menirukan Jamy yang memukul Jay. "Pasti keren ya Mbak ngeliat dua orang ganteng berantem," ucap Mbak Kantin. "Pokoknya mantap Mbak, hahaha." "Mantap-mantap, tangan Gua nih, pegel gara-gara nahan Tuan Jay!" Mawes cemberut menatap Ijul. "Pasti Bos Besar ngomel dah tu sama Pak Bos," Pak Pras membayangkan wajah Khun Thivat yang memerah karena marah. "Ho Oh, tadi Tuan Jay diomelin sama Khun Thivat. Kan Khun Thivat seneng sama Tuan Jamy." "Gua juga seneng kok ama Bapak Jamy Baskara. Uhhh, penjantan tangguh," Ijul senyum-senyum sambil mengepalkan kedua tangan di dadanya. "Yee Elu, Gua juga penjantan tangguh nih!" Mawes mendongakkan wajahnya menatap Ijul. "Pejantan tangguh pala Lu. Cepetan deketin Khun Jay, cari info lagi, kelanjutannya gimana," Ijul mendorong Mawes. "Ho oh, Mbak penasaran nih, Pak Pras juga kalau nganter Tuan Jay pulang, nguping ya dikit-dikit," Mbak Kantin melihat Pak Pras dengan tersenyum. "Beres Mbak, buat Mbak Kantin yang sudah berjasa bagi perusahaan, apa sih yang gak." Pak Pras berkedip, Mawes dan Ijul menggelengkan kepala lalu cabut dari kantin secepatnya. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD