Lika duduk bersila di atas meja kerjanya, kedua tangannya disatukan di depan d**a. Perlahan dia menarik nafas dalam dari hidung, lalu menghembuskan nafas pelan dari mulutnya. Dia konsentrasi penuh. Selama hidupnya, mungkin baru kali ini dia berpikir dengan serius. Jamy yang baru saja memasuki ruangan kerja Lika, mendadak sakit kepala, melihat tingkah Lika yang tak mencerminkan normalnya seorang wanita. "Woy, Lu ngapain bertapa di atas meja? turun gak Lu, ini meja Gua beli mahal-mahal buat kerja, bukan buat nyari wangsit." Lika masih konsentrasi penuh. Dia menarik nafas dalam sekali lagi, lalu mulai bicara, "Jamy Baskara. Menurut anda senyum terindah identik dengan laki-laki atau perempuan? saudara atau kenalan? hubungan biasa atau hubungan spesial?" "Wahai Lika Miana, yang gilanya uda