Waktu menunjukkan pukul 08. 20 malam. Dua puluh menit telah berlalu dari waktu pembukaan yang seharusnya diselenggarakan pukul delapan malam. Jay mondar-mandir menatap ke arah pintu, menantikan koleganya tiba. Sudah pasti bukan Jamy, yang sebenarnya dia tunggu adalah Lika. Mawes mengekori Jay kesana-kemari. Sedangkan Juliana sudah mulai gelisah, berkali-kali dia ke toilet, untuk memperbaiki jilbabnya. Namun, ketika keluar, acara masih belum dimulai juga. "Sepertinya, Tuan Jamy akan terlambat. Apa caranya kita mulai aja Tuan? Khun Thivat, gimana? kira mulai aja?" Mawes bertanya kepada ayah dan anak di depannya. "Kemana sih tuh orang? kayak orang penting aja pake terlambat segala." Jay sekali lagi, memeriksa jam tangannya. "Ayo donk Khun, mulai aja. Keburu malem, ngantuk ni," Juliana mer