Masa depanku, Aku datang

981 Words
Pukul 9 malam, Lika menatap gawainya dengan wallpaper foto Jay yang telah diperbaharui. Dia mesem-mesem sejenak, lalu menekan no telepon Jay. Dengan hati yang berdebar-debar Lika menunggu teleponnya diangkat. Sementara itu, di rumahnya Jay yang mendengar nada dering dari gawainya segera berlari. Dugaannya benar, dia sudah memastikan bahwa Lika akan meneleponnya malam ini. Jay berdehem, lalu mengangkat telepon tersebut. "Wadikha Khun Jay." terdengar suara riang Lika, Jay perlahan tersenyum lalu menarik nafas panjang. "Hmm .... " jawab Jay acuh tak acuh. "Khun Jay lagi apa? lagi mikirin aku ya? hek, hek, hek," Lika cekikikan, Jay bisa mendengar jelas dari suara Lika, bahwa dia sangat bahagia. "Iya, lagi mikirin Elu," jawab Jay singkat. Lika diam sejenak, terdengar suara berisik dari dalam telepon. Entah apa yang dia lakukan. Mungkin saja berguling seperti yang biasa. Bisa juga sedang salto, atau mungkin sedang memukul dinding dengan kepalanya. "Woy, Lu ngapain?" "Wuahahaha, lagi kejang-kejang. Bisa aja Khun Suppasit gombalnya." "Lu pikir Gua mikirin Elu karena apa? Gua cuman mikir buat nyingkirin Lu dari hidup Gua!" suara Jay meninggi. "Mana bisa ih, aku bakal nempel kayak lem setan." "Bagus, sekalian aja Lu jadi setannya " "Gak papa asal bisa menghantui Sultan Suppasit yang tampan mempesona bak bulan purnama dan mentari di kala senja. Dengan satu tatapan saja bisa membuat jiwakuh berbunga-bunga." "Pfft ..." Jay hampir tertawa, namun dia menahan dirinya, "Dasar stalker, makin hari makin gila aja." Lika tak berhenti tersenyum. Setelah lelah melompat kesana-kemari, dia akhirnya memutuskan untuk duduk. Namun, gubrak! b****g Lika jatuh bebas ke lantai. Saking semangatnya dia, dia lupa bahwa kursi yang biasanya dia duduki telah berpindah tempat saat dia salto tadi. Lika meringis lalu menggosok-gosok bokongnya. "Adoh, p****t Gua sakit!" "Ha, Lu ngomong apa?" "Hehehe, gak papa Khun, ada accident kecil." Lika kembali cengengesan. "Btw, Lu ngapain nelpon Gua?" "Kan disuruh nelpon, kalau gak, aku bakal ditelepon malaikat maut. Anjir dari pada go to Dead, mending hubungi Khun Jay, siapa tau nanti jadi Go to Date, hehehe." "Idih, apaan sih Lu. Oh iya besok Lu harus ke kantor Gua." "Ha, ngapain Khun? besok aku kerja ih, napa ... eng ing eng ... kangen ya ..." "Kagak!" "Gak juga gak papa, cukup aku saja yang merindukanmu." "Jangan lebay de, Lu lagi syuting film?" "Hehe, btw besok mau ngapain?" "Mau bahas kontrak!" "Kalau gitu sama Jamy juga?" "Gak, Lu sendiri aja. Gua ada tugas tambahan buat Lu." "Tugas tambahan ap ..." "Besok jam 2 siang. Jangan telat!" Jay segera mematikan teleponnya. Lika ternganga. Setelah beberapa detik dia mulai berkedip dan kembali menjadi normal. "Wai ya ... maen matiin aja! sialnya Gua gak bisa marah, huwaa!" Lika mengusap-usap layar gawainya, lalu memeluk benda itu, menghalu seolah memeluk Jay. *** Pukul 2 siang, sebenarnya Lika bukan orang yang tepat waktu. Namun, karena yang menyuruhnya adalah orang spesial. Dia sudah mulai bersiap dari jam 12 siang. Disinilah dia mendongakkan kepalanya di gedung utama "Methanan Group" yang megah. Selama menjadi Bucin, baru kali ini dia memasuki induk perusahaan, dan beruntungnya hari ini dia akan bertemu orang yang bertanggung jawab atas kemegahan perusahaan ini. Jay Suppasit Methanan, si serbuk berlian yang tampannya tak ada obat. "Siapa Lu?" Lika terkejut, ketika seorang wanita mendekatinya. Wanita itu memakai stelan hitam, dengan pasmina berwarna putih dan bros berkilau yang disematkan ke bagian samping kepala wanita itu. "Aku kakak? Lika Miana," Lika tersenyum menampakkan giginya. "Idih, jangan sok imut. Kakak, kakak, kapan emak Gua ngelahirin Elu? Lu siapa? ngapain dimari?" "Kakak siapa?" Wanita itu menunjukkan Id Card di lehernya, "J U L I A N A, Juliana. Gua staf disini. Lu mau ngapain kemari?" "Oh, aku mau ketemu Khun Suppasit." "Udah janji? gak bisa sembarangan ketemu kalau gak janji." "Khun Supp yang suruh aku kesini." "Ih, kok gemes ye liat nih cewe? berasa pen Gua geplak palanya, sok muda banget lagi, manggil-manggil kakak." Ijul melipat tangannya, lalu menatap Lika dari ujung rambut hingga kaki, "Lu pikir Gua gampang ditipu? mana mau Khun Jay ketemu orang kayak Lu. Ini style dari mana? make hoodie, sepatu kets, nenteng tas punggung, ude kek bocil aja. Lu mau masuk Tk?" "Ih, gak percaya amat." "Emank gak percaya, mau apa Lu!" "Mau ketemu Khun Suppasit." Lika berjalan melewati Ijul. Ijul kemudian menarik hoodie Lika. Lika terhenti, "Maen nyelonong aja. Ikut Gua," Ijul menarik Lika, menuju pos security. "Aaa ... lepasin oy, kecekik nih," Lika berjalan sempoyongan sambil di seret oleh Ijul. "Kalian ngapain?" Mawes yang baru saja keluar dari lift terhenti melihat keributan yang sungguh tak pada tempatnya itu. "Cupu!" Ijul melepaskan Lika, lalu menghampiri Mawes, "Lu udah keluar dari rumah sakit? itu Lu aman-aman aja?" "Ya amanlah, Lu pikir Gua bakal impoten gitu?" "Ye, kan siapa tau, trus Lu ngapain turun? mau keluar?" "Mau nyari tamunya Tuan, Lu ada liat gak? cewe gak jelas namanya Lika katanya." "Gua!" Lika tunjuk tangan sambil melompat, lalu berlari ke arah Mawes, "Gua, Gua, Lika Miana. Apa Gua bilang, Lu gak percayaan sih," Lika melengos menatap Ijul. "Astagfirullah, ini tamunya Tuan?" Mawes mengulurkan tangannya, "Oh, kamu Lika? perkenalkan, Gua ..." "Mawesra, umur 24 tahun, sekretaris sekaligus asisten pribadi Khun Jay, sudah bekerja selama 4 tahun," Lika menyambut tangan Mawes, "Nice to meet you." "D-dari mana Lu kenal Gua?" Mawes terbelalak tak percaya. "Iya kenallah, Elu kan always di sampingnya Khun Jay." "Ih parah, pasti stalker nih." Ijul menunjuk wajah Lika. Lika cemberut lalu menepis tangan Ijul dari wajahnya. "Y-ya udah, kalau gitu ayok ke lantai tujuh." Mawes berjalan menuju lift, Lika mengikutinya sambil menjulurkan lidah ke arah Ijul. Ingin sekali Ijul menarik lidah itu keluar. *** "Tuan, tamunya sudah datang." Begitu masuk ke ruangan Jay, Lika terpana. Seolah merpati terbang dari ruangan tersebut. Cahaya menyilaukan memancar dari sebuah kursi dengan meja besar di depannya. Yah, itulah sosok Sultan Suppasit yang sebenarnya, CEO muda yang visualnya campuran berlian surga. Lika ternganga, jantungnya yang lemah mulai berulah, lagu "My Destiny" OST "My Love From The Stars" otomatis mengalun dengan indah. "Masa depanku, Aku datang." TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD