Pukul 9 malam, Lika menatap gawainya dengan wallpaper foto Jay yang telah diperbaharui. Dia mesem-mesem sejenak, lalu menekan no telepon Jay. Dengan hati yang berdebar-debar Lika menunggu teleponnya diangkat. Sementara itu, di rumahnya Jay yang mendengar nada dering dari gawainya segera berlari. Dugaannya benar, dia sudah memastikan bahwa Lika akan meneleponnya malam ini. Jay berdehem, lalu mengangkat telepon tersebut. "Wadikha Khun Jay." terdengar suara riang Lika, Jay perlahan tersenyum lalu menarik nafas panjang. "Hmm .... " jawab Jay acuh tak acuh. "Khun Jay lagi apa? lagi mikirin aku ya? hek, hek, hek," Lika cekikikan, Jay bisa mendengar jelas dari suara Lika, bahwa dia sangat bahagia. "Iya, lagi mikirin Elu," jawab Jay singkat. Lika diam sejenak, terdengar suara berisik dari