Siklus Putus Cinta

1032 Words
Beberapa menit berlalu, Lika akhirnya keluar dari toilet dan duduk kembali ke kursinya. Jay duduk tak jauh dari tempat Lima berada. Jay beberapa kali melirik kearah Lika. Dia berusaha mengabaikan Lika. Namun, keberadaan Lika memberikan getaran tersendiri. Auranya berbeda dari semua orang yang ada di ruangan itu. Semua lampu di restoran itu seolah menyorot kearah Lika. Membuat Jay tak bisa mengabaikan keberadaan Lika begitu saja. "Phi Jay, saladnya enak ya. Bumbunya pas, trus sayurannya ..." Vina terdiam melihat Jay yang tak memperhatikannya, "Phi Jay!" "Ah, iya Vin. Kenapa?" "Phi Jay ngeliatin apa sih?" "Gak ngeliat apa-apa, kok." "Ho ... jadi Phi Jay ngeliatin Lika?" pandangan Vina tertuju kearah meja dengan dengan nomer 6 tak jauh dari tempat mereka duduk, "Kenapa? Phi mau nyamperin dia?" "Gak kok Vin, habisin gih makanannya." "Gak ah. Udah kenyang." "Tapi, itu masih nyisa banyak, habisin ya. Nih Phi ikut makan juga." Jay menyuap sesendok salad ke mulutnya, lalu tersenyum kearah Vina. "Ncel!" Jamy melambaikan tangan, lalu berlari menuju meja tempat Lika duduk. Jay spontan melihat kearah mereka. Dia hampir menjatuhkan sendoknya karena termenung begitu lama. "Udah makan duluan ya? ih curang banget sih Lu!" Jamy duduk sambil mencomot daging dari piring Lika. "Apaan sih, ngambil punya Gua. Punya Lu kan ada!" "Ya ampon nih manusia, pelit amat." "Biarin! Wekk," "Enak?" Lika mengangguk, lalu mengacungkan jempolnya, "Dabong! mantap terasa. Hahaha," Lika cekikikan. Jay tanpa sadar ikut tersenyum mendengar suara tawa Lika yang renyah. Namun, setelah beberapa saat, dia menggelengkan kepala dan mulai fokus ke makanannya. Setelah tiga puluh menit, Jay selesai makan. Jay melihat piring Vina. Gadis itu menyisakan begitu banyak makanan. Jay menghela nafas melihat sisa-sisa makanan tersebut, "Kenapa gak diabisin? kan porsinya dikit." "Udah kenyang Phi, lagian takut berat badan Aku naik." "Makan banyak sekali-sekali gak papa kok. Makan dikit lagi ya," "Mmm, udah kenyang Phiii," ucap Vina manja. "Ya udah, kalau gitu Phi bayar dulu. Kamu tunggu ya," Jay beranjak dari kursinya menuju kasir untuk melakukan pembayaran. "Berapa semuanya Mbak?" tanya Jay pada petugas kasir. "Meja delapan ya Mas, tunggu sebentar ya." "Jam! jangan lupa voucher ..." Lika tercekat. Dia hampir saja menabrak Jay untuk kedua kalinya. Jay menoleh kearah Lika, lalu terdiam seperti saat pertama dia bertemu Lika tadi. "J-Jamy mana ..." Lika clangak-clinguk, mencari-cari Jamy. "Lu apa kabar?" tanya Jay kepada Lika yang tampak tak fokus itu. "Baik," jawab Lika singkat. "Mas semuanya empat ratus tiga puluh lima ribu," ucap petugas kasir kepada Jay. Jay langsung mengambil kartu debitnya dan memberikan kartu tersebut kepada kasir. Jay kembali menatap Lika yang berada di sampingnya, "Lu gak bawa kamera lagi kemana-mana?" tanya Jay lagi. "Gak," Lika mengalihkan pandangannya, lalu mendapati Jamy yang baru saja keluar dari toilet, "Jamy!" Lika melambaikan tangan. "Kenapa sih, heboh banget," ucap Jamy begitu tiba di depan Lika. "Dari mana sih? katanya mau bayar!" "Kan liat sendiri, dari toilet," Jay mengeluarkan dompet dari saku belakang celananya. "Ini ya Mas, Terimakasih," ucap kasir tersebut kepada Jay. Jamy yang baru menyadari keberadaan Jay, langsung tertegun, "Jay?" "Jamy Baskara," Jay mengulurkan tangannya kearah Jamy. Jamy menyambut tangan Jay dengan santai, "Nice to see you," ucap Jamy sambil menyeringai. "Jam! cepetan bayar, kita harus main di time zone!" seru Lika kepada Jamy. "Lu udah selesai bayar, kan? bisa minggir dikit? Gua juga mau bayar," Jay bergeser ke samping, Jamy segera maju untuk membayar makanannya. Jay kemudian menatap Lika lekat, "Lu abis ini mau kemana?" tanya Jay kepada Lika. "T-Time Zone. Arena permainan," "Oh yang di lantai atas?" "Apa urusan Lu kita mau kemana? Lu mau ikut? liat tuh cewe Lu kayaknya ude gelisah nungguin Elu," Jamy menunjuk Vina dengan tatapannya. Jay menghela nafas, "Kalau gitu Gua pergi dulu ya, selamat bermain," ucap Jay kepada Lika, dan kemudian berlalu. "Beh, ada-ada aja tuh si Songong. Bikin jelek mood aja," celetuk Jamy *** Berbicara tentang siklus percintaan, enam dari sepuluh orang setuju, bahwa siklus laki-laki dan perempuan saat jatuh cinta punya perbedaan. Saat jatuh cinta, laki-laki cenderung memulainya dari sepuluh, lalu kemudian menurun menjadi nol. Sedangkan wanita sebaliknya, Wanita biasanya memulai dari nol, dan lama kelamaan naik menjadi sepuluh. Artinya. Saat jatuh cinta, di fase awal laki-laki cenderung lebih menggebu-gebu. Dia berusaha mendapatkan wanita yang disukainya dengan berbagai cara. Memberi perhatian sedemikian rupa hingga dia bisa mendapatkan wanita tersebut. Tapi, setelah mendapatkan apa yang dia mau, dalam konteks "Pacaran" laki-laki akan terkesan cuek. Kadar cintanya menjadi berkurang, dan sering kali mereka menjadi hantu yang raib begitu saja. Istilah kerennya adalah "Menghilang saat lagi sayang-sayangnya". Untuk wanita, diawal mereka terkesan cuek. Mereka memasang tembok tinggi yang terkesan sangat sulit diruntuhkan. Namun, jika sudah mendapatkan hatinya, maka cinta wanita setiap hari akan semakin bertambah Hingga mereka kadang rela disakiti dan di khianati. Bagaimana dengan siklus putus? uniknya lima dari sepuluh orang setuju, siklus putus berkebalikan dengan siklus jatuh cinta. Laki-laki akan memulainya dari nol ke sepuluh, dan wanita memulai dari sepuluh ke nol. Intinya saat putus cinta, laki-laki yang awalnya tampak baik-baik saja, lama kelamaan akan merasakan kehilangan. Mereka akan mengingat semua momen manis bersama mantan pacar dan mulai bersedih. Sementara itu, saat putus cinta, wanita cenderung meraung diawal. Mereka menangis sejadi-jadinya, menyalahkan diri sendiri, mengurung diri, tidak makan atau makan terlalu banyak, dan melakukan segala hal yang merugikan dirinya. Tapi, seiring berjalannya waktu, wanita akan mudah sembuh. Mereka akan mudah tertawa dan ceria kembali. Saat ini, Jay mengalami siklus putus cinta dari nol ke sepuluh. Dia yang awalnya tak peduli dengan putusnya hubungan dengan Lika, kini merasa kesepian. Bahkan ketika ada Vina bersamanya, Jay tak bisa terhibur sama sekali. Hal yang baik dari putus adalah, seseorang akan menyadari bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Apakah dia memang tak punya perasaan dengan sang mantan, atau dia merasa kehilangan karena masih mencintai mantannya. Perasaan itu akan membawa mereka kepada pemahaman bahwa keputusan putus yang sebelumnya mereka yakin benar, apakah memang benar atau ada kecacatan di dalamnya. Dalam kasus Jay, dia belum memahami apapun. Karena dia terlalu lamban berpikir, dia hanya merasa hatinya kosong dan hampa. Jay berusaha menghibur dirinya dengan bepergian bersama Vina. Namun, tentu saja itu tidak berhasil. Dia bahkan tak bisa tersenyum dengan tulus. Menurut para ahli, siklus putus pada laki-laki memang serumit ini TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD