Teori Konspirasi

1197 Words
Pukul 3 sore itu, rapat darurat diadakan. Personil terakhir yang merupakan orang penting, yaitu Pak Pras ikut bergabung ke dalam persekutuan. Kini, tim Avengers yang dipimpin oleh Jay Suppasit Methanan, lengkap sudah. Mawesra, dengan jari-jari ajaibnya berguna untuk mencatat semua hal penting yang keluar dari mulut Jay, secepat apapun Jay bicara, tak kan ada satu hurufpun yang terlewat oleh Mawes, sakti bukan? Juliana, wanita judes yang hobi drama korea ini, memiliki kepekaan tersendiri jika sudah menyangkut uang. Hitungannya tak pernah meleset. Dia selalu memakai jilbab berlilit-lilit, biasanya hampir sekitar tiga setengah lilitan di leher dan kepalanya. Infonya itu membantu untuk mengumpulkan semua angka di otaknya agar tidak terbang kemana-mana. Dia juga ahli dalam penilaian percakapan antara laki-laki dan wanita. Tentu saja keahlian itu tidak didapat dengan mudah, kalian harus menonton paling tidak 15 hingga 20 judul drama untuk menguasainya, Kalian percaya? Last but not least, anggota Avengers yang yang satu ini tak kalah sakti. Prasdi Saputra alias Pak Pras. Jika memang disamakan dengan serial Avengers (walau gak bakal sama juga), Pak Pras ibarat Iron Man, keberadaannya sangat penting. Dia membawa Jay kemanapun Jay mau. Jalan tikus, semut, bahkan cacing sekalipun dia lewati. Dia juga ahli strategi, dia bisa melakukan hal mustahil, yang tak kan bisa Jay lakukan, meminta nomer telepon cewe misalnya. Kini ketiga orang tersebut berkumpul bersama, mereka saling pandang satu sama lain menunggu intruksi dari Jay, yang sejak tadi berpikir dengan serius, padahal dia tak memikirkan apapun. Mulutnya hanya berat untuk bicara. "Pak Bos kenapa lagi? masih kesambet setan Thailand?" tanya Pak Pras kepada Mawes, tentu saja mereka bicara dengan bahasa gaib. "Gak tau, aneh banget ini. Kayaknya bukan gara-gara setan, emank dianya yang agak stres akhir-akhir ini," balas Mawes. "Kemaren gak jadi bawa ruqyah?" "Jangan ngadi-ngadi Pak, yang ada ntar Gua yang di ruqyah ama Tuan Jay." "Ahem ... selamat sore semua," Jay akhirnya mulai bicara. "Selamat sore Pak, Khun, Tuan," ucap Pak Pras, Ijul dan Mawes hampir serentak. "Jadi tujuan Gua ngumpulin kalian disini mau mendiskusikan sesuatu, memang gak begitu penting, ini kasusnya teman Gua. Tapi sebagai teman yang baik, Gua harus bantu dia." "Intruksi Pak Bos," Pak Pras mengangkat tangannya, "Gunanya saya disini apaan Pak? kan saya supir, teman Bapak butuh nasehat cara ngadepin ibu-ibu sein kiri belok kanan?" "Nah bener tuh Pak Pras, itu harus diajarin cara ngadepinnya, apaan dah ibu-ibu sein kiri belok kanan, nyenggol Gua, Gua yang jatoh dia yang marah," Ijul meracau tak tentu arah. Namun, dia tersadar lalu menutup mulutnya, "Maaf Khun, saya Icemosi (baca aismosi)," Jay menarik nafas dalam, "Kalau kalian gak serius, ini bakal lama. Kalian bakal lembur bareng Gua, and gak bakal Gua kasih duit lembur," Mawes memukul bahu Ijul, lalu menyenggol Pak Pras, "Serius kalian, jangan main-main," Ijul dan Pak Pras memperbaiki posisinya, lalu bersikap serius, "Kami sudah serius, Tuan," ucap Mawes kemudian. "Ok, Pak Pras, Bapak disini bukan sebagai supir, tapi sebagai penasehat. Ijul bilang Bapak sudah berpengalaman tentang masalah cewe dan cowo," "Oh gitu, siap Pak Bos!" "Jadi gini, Gua punya temen si A, nah temen Gua si A ini, agak deket sama si B," "Intruksi Tuan, si A ama si B jenis kelaminnya apa?" Ijul mengangkat tangan. "Oh iya Gua lupa. Gua ulangin, temen Gua si A dia cowo, deket ama si B dia cewe. Tapi, si B punya temen dekat si C, C ini cowo. Jadi, si B dan si C satu kantor dan udah temenan lama kayaknya. Trus si A mergokin si B ama si C di toko celana dalam, mereka beli celana dalam bareng, trus si A ikutin si B dan C pergi makan, mereka makan bareng. Trus si A gak suka liat si C sok-sok perhatian sama si B. Si B juga kayaknya nerima aja gitu diperhatiin si C. Si A ini, karena dia punya level tinggi, dia gak bahas masalah ini sama si B. Dia cuma pengen si B gak deket-deket sama si C. Trus si A harus ngapain?" Semua hening, Mawes masih mengetik dengan kecepatan super di tabletnya. Ijul berpikir keras mengambil kertas lalu menuliskan rumus persamaan antara A, B dan C, sementara Pak Pras mengangguk-angguk santai. "Tadi si C siapa Pak?" ucap Pak Pras setelah beberapa menit kebisuannya. "Temennya A," jawab Ijul. "Bukan, bukan Temannya, A itu teman Gua," Jay berusaha menjelaskan. "C temennya B Jul, A temannya Tuan, trus B temennya C," Mawes menggaruk kepalanya, "Nah bener, C temennya B, B temennya C, A ini ... orang asing?" Mawes berpikir lagi. "Siapa yang bilang A orang asing? A itu deket sama B!" Jay hampir meledak. "Jadi B sama C udah temenan lama, A ini baru deket doank kan yak, ngapain sih si A deket-deket si B? B kan dah punya temen," Ijul mencoret huruf A di kertasnya. "T-tunggu dulu, kenapa A Lu coret? ini masalahnya tentang si A, bikin lagi A nya, bikin, cepetan!" Jay merasakan kepalanya agak beruap, "Mawes! gedein Ac nya, panas banget anjir," Mawes segera berdiri lalu mengatur suhu Ac menjadi yang paling rendah, lalu duduk kembali. "Tuan, jadi si B ini cewe temenan ama si C, si C ini cowo kan?" ucap Mawes setelah memperhatikan catatannya. "Nah benar, mereka kerja di perusahaan yang sama, trus kayaknya akrab banget!" Buk! Pak Pras tiba-tiba memukul meja, membuat Jay dan yang lainnya kaget. "Tidak salah lagi, mereka bukan teman biasa," "B-bukan teman biasa? maksud Bapak?" Jay gugup menunggu jawaban Pak Pras. "Mana ada cewe ama cowo temenan gitu aja. Anggap kayak adek-kakak, sahabatan, anggap kayak saudara sendiri, gak ada itu Pak Bos," "Iya Khun, di drama korea juga sering. Malah ada kalimatnya "Wanita dan laki-laki tidak bisa berteman" berarti B ada hubungan ama C, valid no debat," "Valid apanya! t-tapi kan B punya A, mereka deket!" Jay mulai uring-uringan. "Kan cuman deket doank Tuan, mungkin A nya yang ngerasa deket B nya gak begitu," balas Mawes santai. "Mana bisa gitu, si B itu fangirl-nya si A, Fans, stalker, bucinnya A!" "Emanknya si A suka ama si B Khun?" Ijul penasaran. "Y-ya, gak tahu, menurut kalian gimana?" "Kalau dia gak suka lihat si B temenan ama C, berarti ada benih-benih sukanya tuh, Pak," ucap Pak Pras, lalu minum beberapa teguk air, karena tenggorokannya kering kerontang. "Jadi Gua beneran suka ama stalker?" Jay terdiam sejenak. "Adoh, ini teori konspirasi yang membagongkan. A ngapain sih? bikin masalah aja. Suruh dia jangan gangguin B ama C, Tuan. Biar teorinya ada titik terang," Mawes mengotak-atik tabletnya, lalu menghapus A dari tabel. "Apa maksud Lu! B belum tentu suka ama C! dia itu bucinnya A!" "Kalau gitu lebih gak bisa lagi Khun." Ijul mengangkat kertas yang dari tadi dia coret-coret. Tampak diagram alir yang memperlihatkan hubungan A, B dan C, lalu berakhir dengan A tetap dicoret. "Maksud Lu apaan!" "Kalau B bucin ama A, seperti kata Khun, B fansnya A. Antara Fans dan Idola tidak boleh menyatu. Itu merusak tatanan dunia perbucinan. Saya aja yang bucin ama aktor korea gak ada niat mau nikah ama aktor korea Khun," Jay mengacak-acak rambutnya, "Kenapa masalah ini jadi nambah rumit gara-gara kalian? Arggg! udah cukup! tutup semua teori konspirasi kalian! bubar semuanya, bubar!" TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD