Pengalaman Veteran

1251 Words
"Hahahaha, hahahaha," Jamy tertawa cekikikan memegangi perutnya. Lika mengurung dirinya, di kamar ganti. Begitu insiden celana dalam gajah terjadi, Lika yang shock langsung tancap gas ke kamar ganti terdekat. Karena malu menampakkan wajahnya ke Jay. Jay masih terperangah tak percaya. Dia terduduk di sofa tunggu sambil menenangkan hatinya. Tok, tok! "Ka, Lu ngapain disana? keluar cepetan," Jamy masih cekikikan, sebuah anugerah baginya, bisa meledek Lika sepuasnya hari ini, "Oy, celana dalam gajah, keluar!" "Bangke, diem Lu!" teriak Lika dari dalam ruang ganti. Jamy kembali tertawa terbahak-bahak. "Yok ah, makan. Laper nih," "Khun Jay udah pergi?" "Kagak, masih disana tuh, ngeliatin sempak gajah," "Anjir! Gua gak mau keluar, pokoknya gak mau. Malu banget, huwa!" "Hilih, pake malu segala. Biasanya Lu gak punya malu," "Sembarangan Lu kalo ngomong, ini Khun Jay tau gak, Khun Jay! die ngeliatin Gua nenteng celana dalam, ha pasti dia ngira Gua cewe mesum." "La pan emank Lu m***m, lagian ngapain Lu pake lari-lari sambil bawa sempak gajah segala?" "Kan Gua mau kasih liat Elu, huwa ... gimana ini," "Sama Gua aja Lu gak malu, dasar! ude cepetan keluar, si Jay udah pergi." "Beneran?" "Iya beneran, mau makan gak Lu? Gua tinggal nih," Lika perlahan membuka pintu ruang ganti, dan menjulurkan kepalanya, "Khun Jay beneran udah pergi?" "Cepetan dah, Gua laper nih. Kan tujuan Elu ngikutin Gua buat makan siang," "Wuah, syukur dah, Gua laper banget anjir. Yok ah, ngebut lapar ini, gak tahan," Lika berlari menuju pintu keluar toko. Tanpa diduga, Jay tiba-tiba berdiri di depan Lika. Membuat Lika hampir jungkir balik karena kaget. "Jamy!" Lika ngerem mendadak, lalu putar balik menuju ke belakang Jamy, "Sialan Lu, Lu bilang Khun Jay udah pergi," bisik Lika. "Gua bilang pergi dari depan ruang ganti, bukan pergi dari mall, Augh!" Jamy meringis karena Lika mencubit pinggangnya dengan geram. Jay menyipitkan matanya menatap Lika yang sembunyi di belakang Jamy, "Bangsul, ngapain dia pake bediri di belakang tuh cowo segala? malah ke toko celana dalem bareng dia lagi, sedeket apa sih mereka?" Lika menggaruk-garuk kepala, "Mampus, gimana nih anjir. Pasang muka tembok aja kali ya. Anggap aja gx kenapa-napa, aih ini semua gara-gara sempak gajah," Lika meracau sambil memukul kepalanya beberapa kali. "Kenapa dia pake bahas celana dalam gajah sama si Jamy. Ya ampun, jangan-jangan ... mereka berdua ..." Jay terbelalak. "Woy!" Jamy berteriak, membuat Lika terlonjak kaget, begitu juga dengan Jay, dia hampir menjatuhkan barang bawaannya. "Kalian berdua ngapain sih? lagi tes ilmu kanuragan? ngeselin banget. Udah ye, lupain masalah hari ini, Ka yok makan!" Jamy menarik tangan Lika, mereka menuju ke sebuah cafe di dekat Mall. Namun, anehnya Jay malah mengekori mereka dan duduk di tempat akan makan. "Lu ngapain ikut kita kesini?" Jamy menatap Jay yang sedikit aneh. "Gua juga mau makan siang," ucap Jay, lalu membuang muka, "Gak bisa Gua biarin si stalker ama si tukang bedak. Kalau beli celana dalam aja pake ditemenin, bisa-bisa ... ugh! gak, gak bisa, gak boleh terjadi!" "Khun Jay ... mau makan bareng akuh ya, tumben," Lika mulai tersenyum lagi. Sepertinya dia sudah melupakan insiden celana dalam gajah. Memang beginilah penampakan manusia dengan urat malu yang sedikit labil. "Hm, G-Gua mau pesan dulu," Jay melihat menu manakanan, pelayan segera datang untuk mencatat pesanan mereka. "Mbak, nasi goreng spesialnya satu ya, sama es jeruk," ucap Jamy lalu menatap Lika, "Lu mau apa?" "Gua ... nasi goreng spesial juga satu," "Kalau gitu Gua juga nasi goreng satu," ucap Jay mengikuti Lika, lalu matanya kembali ke buku menu. "Minumnya, jus alpukat," "Gua juga jus alpukat," ucap Jay lagi, lalu menaruh buku menu ke atas meja, "Ya udah segera buatin, Gua udah lapar," perintahnya kepada Mbak pelayan. "Idih, nih orang ngapain sih? ngikut-ngikut pesanan Lika," Jamy menyenggol Lika, "Udah? ini aja?" Lika tersenyum sejenak, "Aku makan porsi normal aja, soalnya kan malu ada Khun Jay," "Ahem, ya udah kalau gitu cukup Mbak, ditunggu ya pesanannya," Jay memberi kode agar Mbak pelayan pergi. Namun, tiba-tiba Jamy melihat buku menu. "Baksonya tambah satu, martabak mesirnya satu, udah? itu aja porsi normalnya?" "Hehehe, tambah es krim satu ama kentang goreng satu," "T-tunggu dulu, katanya mau makan porsi normal," Jay hampir mengeluarkan matanya. "Lu gak tahu? ini porsi normalnya dia, oh ya mbak, nanti bungkus jus mangga ama sirsak satu ya," "Bungkus? untuk Lu juga?" Jay menatap Lika. Lika menganggukkan kepalanya dengan malu-malu, "Maklum Khun, lagi masa pertumbuhan." *** "Masa pertumbuhan! katanya masa pertumbuhan! Lu percaya gak? seumur dia mau numbuhin apa lagi, dipupuk pake NPK 12.12.17.12.+TE (*jenis pupuk pohon/kelapa sawit), juga gak bakal tumbuh!" Jay mencoret-coret kertas di mejanya dengan kesal. Mawes yang tidak mengerti apa-apa hanya bengong melihat Jay yang dari tadi meracau tak jelas. "Pernah gak Lu ketemu cewe kayak gitu, makannya banyak banget! abis itu masih dibungkus juga!" "Gax pernah Tuan," jawab Mawes sekenanya. "Gak pernah kan? itu dia masalahnya!" "Tuan gak suka cewe yang kayak begitu?" "Ya sukalah!" Jay terdiam, "Eh, tunggu maksud Gua ... ugh, pokoknya mau cari dimana cewe langka kayak gitu?" Jay terdiam lagi, "Anjir kok ngeselin ya," "Tuan, sebenarnya manggil saya kesini mau bicarain apa? ini kerjaan masih numpuk loh Tuan," "Oh iya, Gua lupa. Gua mau ceritain tentang temen Gua. Sini duduk bentar," Jay pindah dari kursi putarnya ke sofa, lalu menyilangkan kakinya, "Mawes, duduk." Mawes mau tak mau duduk, lalu menyiapkan tabletnya. Seperti biasa dia harus mencatat semua yang diucapkan Jay. "Temen Gua punya masalah, tapi sebelum itu, Gua nanya dulu, Lu pernah deket ama cewe kagak?" "Saya Tuan? saya deket ama Emak dan kakak saya Tuan," "Anjir, bukan cewe yang begitu maksud Gua!" Jay menarik nafas panjang, "Oke, gini aja. Lu pernah pacaran?" "Gak pernah Tuan. Kata Emak, harus lunasin semua utang dulu baru boleh pacaran," "Dahlah, kalo gitu Elu Skip. Lu tahu di kantor kita siapa yang udah pernah pacaran?" "Juliana Tuan, pacarnya ganti tiap minggu," "Juliana? Ijul staf accounting?" "Iya Tuan," "Panggil dia kemari!" Beberapa menit kemudian. Ijul mengetuk pintu lalu masuk ke ruangan Jay. "Khun Jay nyari saya?" "Jul. Duduk di samping Mawes," Ijul menatap Mawes, mereka mulai bicara lewat telepati, "Cupu, Bos Lu kenapa?" "Gak tahu Gua, Lu ikut aja dah, dari pada Gua diribetin." "Jul, duduk." Jay menatap Ijul tajam. "Iya Khun," Ijul duduk lalu mendorong-dorong Mawes agar bergeser sedikit. "Juliana, staf accounting kebanggaan Methanan Group," "Saya Khun," "Gua denger dari Mawes, Lu tiap minggu ganti pacar?" "Ha, mana ada Khun, wah ... si Mawes ini fitnah setiap saat Khun, Gak ada itu. Mana ada saya pacaran, sampe ganti tiap minggu," "Mawes," Jay menatap Mawes sambil memutar-mutar bulpen di tangannya. "Benar Tuan, Jul Lu apaan sih? Lu sendiri yang bilang ama Gua kemaren, Lu mau cepet pulang mau pacaran, hari ini sama cowo senin-selasa." "Oh, yang itu ... kalau itu mah gak tiap minggu Khun, saya ganti pacar tiap dua hari sekali." "Bagus! berarti Lu paham tentang perasaan cowo dan cewe donk," "Kadang gak juga Khun, mereka mah beda-beda sifatnya. Jang Doyoung beda lagi, trus Lee Dohyun beda lagi," "T-tunggu dulu, maksud Lu pacar ini pacar yang gimana?" "Pacar, di drakor Khun, senin-selasa Jang Doyoung, rabu-kamis Lee Dohyun, jumat-sabtu ..." "Hyud! (berhenti). Kalian di kantor ini emank gak ada yang bener ya? maksud Gua pacar beneran anjir. Pacar! pacar dunia nyata, bukan dunia halu!" "Waduh, kalau itu ... saya gak punya Khun," Jay memukul keningnya, lalu menarik nafas lemah, "Jadi siapa lagi yang normal di kantor ini? siapa lagi yang bisa bantuin Gua!" "Khun, setahu saya ada satu orang veteran, yang punya pengalaman soal pacar," Ijul meyakinkan. "Siapa?" "Pak Pras!" TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD