Tanpa sadar Zefanya menyebut panggilan untuk suaminya. Bola mata cokelat itu melebar sempurna. Pundaknya pun naik turun karena menahan engah tak percaya. Sean memandang tajam pada istrinya, lalu melirik pada dua teman kerja yang bersama Zefanya. Ia menarik napas panjang, memberi kode berupa tatapan tegas bahwa jati dirinya tidak ingin diketahui oleh siapa pun juga. Zefanya menelan liur dengan susah payah, paham maksud tatapan itu. Ia hanya tak menyangka ternyata suaminya ada di sini. Yang mana berarti ... ‘Hot Stuff pemilik The Marquee?’ ‘Suamiku pemilik The Marquee? Dia ... Grumpy Hot Stuff, si pemarah ini?’ Berkali-kali ia bertanya pada diri sendiri sekadar meyakinkan. Maya menarik baju Zefanya, “Kita pulang saja! Orang yang baru datang terlihat sangat menyeramkan! Aku takut!” bisi