Revano yang bersembunyi di balik tirai jendela mengepalkan kedua tangannya. Ia benar-benar marah, ia merasa dipermainkan, dan ditertawakan. Harga dirinya terluka karena ulah Asma, dan pamannya. Dikuti dengan tatapan, mobil yang membawa Asma meninggalkan rumahnya. Revano bertekad di dalam hati, untuk melupakan Asma untuk selamanya. Revano teringat dengan paper bag berisi pakaian dari Sasa, untuk ia pakai ke acara resepsi pernikahan teman SMA mereka minggu depan. Revano ke luar dari dalam kamar, tanpa ia sadari matanya menatap ke pintu kamar yang menjadi tempat Asma menginap. Revano sudah berdiri di depan pintu. Perlahan ia buka pintu di hadapannya. Tatapannya menyapu ke penjuru kamar. Perlahan ia melangkah masuk. Ia berdiri di depan cermin rias di depannya. Kepalanya menunduk, ia