"Hay, aku lusi. Aku temannya Haya." gadis itu berbicara bahasa indonesia namun dengan aksen yang berbeda. Dia gadis luar negri yang begitu cantik, menurut Ayana. "Ayana ..." sahut Ayana datar. Ia sungguh tidak suka melihat suaminya dipeluk perempuan lain. Senyuman Lusi menghilang ketika melihat betapa cantiknya istri seorang Haya. Dulu Haya datang padanya dan menyatakan perasaannya. Tapi Lusi menolaknya karena ia merasa kalau Haya itu terlalu baik untuk seukuran cowok. Haya belum pernah ONS, dan juga dalam berciuman laki laki itu juga masih amatiran. Lusi ingin memiliki kekasih yang hot saat memuaskannya di ranjang. Namun saat ini yang terlihat adalah seorang Haya yang menawan dan mungkin juga jago di atas ranjang. Jujur saja Lusi merasa iri. "Aku pamit dulu. Haya nanti telpon aku ya. Ak