"Jadi seperti ini ..." awalnya Ayana tidak mau menghadapi Lea dan Sandi. Namun ia memiliki pemikiran lain. Gadis itu membuka toilet dan menemukan Sandi dan Lea berpelukan di sana sana. Dan sontak keduanya melepaskan diri. "Sejak kapan?" air mata itu pun luruh tidak bisa lagi Ayana tahan. Hatinya sedang hancur karena baru saja mengetahui kalau Ayahnya, ternyata bukan ayah kandungnya. Lalu masih saja lukanya belum pulih, Ayana sudah harus mengetahui kenyataan lain, bahwa kedua orang yang pernah ia sayangi ini telah berkhianat di belakangnya. Merasa karena sudah ketahuan. Lea sepertinya tidak perlu lagi menyembunyikan semuanya. Gadis itu mendekat pada Ayana. "Sejak awal Sandi dan aku memang berpacaran." "Lea!" Sandi ingin menghentikan apa yang akan dikatakan Lea. Entah kenapa ia tidak taha