"Yang ..." Haya mengejar gadisnya yang tiba tiba marah dan tidak mau bicara. Di kamar pun Ayana tidak mau disentuh, membuat Haya nyaris seperti orang gila. Ia sungguh tidak bisa kalau enggak menyentuh gadis jelita itu. Ayana terlihat berisi namun justru semakin seksi dan cantik di mata Haya. Ingin selalu memeluknya, menciumnya, dan .... Tapi Ayana diam terus, marah enggak jelas terus, dan sering membanting gelas di dapur. Hingga menjadi pecahan yang kecil kecil. Haya cemas dan takut gadis itu terkena pesacahannya. "Yang, kamu ngomong sama aku. Kamu kenapa?" kali ini Haya berhasil meraih istri kecilnya itu, setelah menghabiskan sepuluh gelas di dapur, dan Haya sudah tidak lagi bisa menahan ketakutannya itu. Tidak! Haya tidak marah. Ia bisa membeli banyak gelas jika memang di dapur habis