"Ini apa!" Haya menerima surat cerai dari pengadilan. Sejak perdebatannya dengan Ayana dua hari yang lalu. Gadis itu tinggal di rumahnya Dilan, dan Haya pergi ke sana pun tidak ditemui oleh gadis itu. Kecemburuan Ayana benar benar membuat Haya pusing tujuh keliling. Mana kerjaannya sekarang sibuk sekali. Haya sedang banyak menerima klien. "itu dari pengadilan, pak." ujar Lusi. Dalam hati, Lusi sungguh merasa bersyukur karena gadis bodoh itu akhirnya akan melepaskan laki laki yang ia cintai. "Kamu boleh keluar." Haya menyuruh Lusi kembali ke ruangannya. "Baik, pak." Mungkin untuk saat ini, Lusi akan mengalah. Tapi tidak untuk hari hari berikutnya. Haya ini sekarang telah menjelma menjadi laki laki hebat dan sukses. Belum lagi dia tampan dan memiliki tubuh yang seksi. Lusi tidak memba