Kinta mengunci layar laptopnya, lalu melirik Renata yang terlihat masih sibuk mengetik e-mail yang akan dikirimkan ke klien di laptopnya. Ia ragu untuk mengajak Renata berbicara setelah satu minggu mendiamkannya. Apakah Renata masih mau berbicara padanya? Memang apa yang dilakukan Renata pada kekasihnya itu salah besar, tetapi ia juga merasa bersalah telah seenaknya saja mendiamkan seniornya itu. “Hmm.. Kak Renata?” “Ya?”, jawab Renata tanpa menoleh pada Kinta. Ia masih sibuk mengarang kata – kata indah untuk kliennya. “Makan siang, yuk.” “Aku makan di sini.” Kinta pun menghela nafasnya. Ternyata memang sikapnya selama ini telah membuat Renata marah. Tetapi, ia sudah bertekad untuk memperbaiki kesalahannya itu. “Gak mau nemenin aku makan di pantry?” Renata diam. Ia sibuk membaca kat