Para perias mulai merias wajah cantik dan menata rambut gadis yang akan bertunangan dengan kekasihnya siang hari itu. Tunggu! Kekasih? Tidak tidak. Pria yang akan bertunangan dengannya bukan kekasih hati gadis itu, tetapi orang yang menjebak dirinya untuk menikah dengannya. Air mata gadis itu terus mengalir bebas di pipinya sampai para perias kewalahan untuk memintanya agar berhenti menangis. Ibu dari gadis itu pun meminta para perias memberinya waktu sejenak untuk berbicara pada anak gadisnya. Para perias itu pun menganggukkan kepalanya, lalu keluar dari dalam kamar hotel yang dijadikan ruang rias. “Renata, kamu kenapa sih? Ada apa?” Gadis itu menggelengkan kepalanya. Tentu saja ia tidak bisa berkata jujur mengenai alasan sebenarnya mengapa ia membenci pria yang akan segera menjadi tuna