Sesuai yang ada di dalam game War of Aeolian, dari Snow Village Jim Dye and Travol akan melakukan perjalanan panjang dan penuh tantangan untuk melawan Lord Ivejorn yang keji dan tak terkalahkan. Berbekal senjata yang didapat dari pertapaan di kaki gunung Adamuth dan tentunya telah menguasai senjata tersebut. Tidak hanya itu saja nasihat-nasihat serta petunjuk penting dari Kakek North juga turut mendampingi Jim Dye dan Travol dalam melakukan petualangan yang terasa menegangkan, menyenangkan sekaligus memberikan banyak pengalaman. Tidak hanya itu saja Jim Dye harus menjadi bagian dari pasukan Chazia Empire bila ingin mencari tahu lebih jauh soal informasi pasir Aeolian. Berkat Kakek North Jim Dye dan Travol akhirnya bisa menjadi bagian dari pasukan muda Chazia Empire.
Sesuai hari yang telah dijadwalkan dari kerajaan siang ini berangkatlah pasukan muda Chazia Empire yang di dalamnya ada Jim Dye dan Travol. Malamnya pasukan muda yang dipimpin oleh Kapten Zigad berkemah di Pegunungan Bigen yang terletak di sebelah barat Snow Village. Namun pada tengah malam rombongan pasukan muda diserang oleh sekelompok pasukan bertopeng yang memiliki skill bela diri di atas rata-rata.
Penyerangan ini juga terjadi di dalam game. Jim Dye tahu soal itu. Dia juga tahu siapa pelaku penyerangannya. Hanya saja dia tidak bisa melakukan perlawanan. Anggota pasukan bertopeng yang datang menyerang jumlahnya cukup banyak. Sekalipun jumlahnya hampir sama, tetapi kemampuan pasukan muda tidak ada apa-apanya dibanding pasukan bertopeng merah tersebut.
Jim Dye dan Travol berhasil bersembunyi dan menjadi satu-satunya anggota pasukan muda yang selamat dari penyerangan brutal yang dilakukan oleh pasukan bertopeng merah. Saat Travol mengajak Jim Dye melarikan diri dari tempat persembunyian mereka, Jim Dye mendengar obrolan beberapa orang dari balik semak belukar tempat mereka bersembunyi. Jim Dye mengintip dari balik celah pepohonan. Ada dua orang yang dikenali oleh Jim Dye sebagai Red Novo dan Kapten Zigad. Jim Dye penasaran pada hal yang sebenarnya dari balik penyerangan ini.
“Sepertinya dua orang itu dalang dari penyerangan malam ini,” komentar Travol.
“Ya, kau benar. Yang memakai pakaian seperti pakaian kerajaan berwarna putih dan jubah merah adalah Red Nevo. Aku yakin itu,” ujar Jim Dye antusias.
“Kau tahu dari mana, Jim? Jangan sok tahu kamu.”
Jim Dye menggaruk kepala bagian belakangnya. Hampir saja dia keceplosan. Jim Dye lalu berkata, “Tadi aku dengar nama itu disebut-sebut saat kau mencari tempat persembunyian sementara aku melakukan perlawanan semampuku. Jadi aku menebak kalau orang bernama Red Nevo itu adalah dia,” kilah Jim Dye. Hampir saja Jim Dye keceplosan menunjukkan bahwasanya dirinya tahu banyak soal dunia lain yang entah secara kebetulan atau memang ada maksud tertentu dari Tuhan mengirimnya ke tempat ini, di antara tempat-tempat yang pernah diciptakan-Nya di dunia ini.
Dari tempat persembunyian inilah Jim Dye dan Travol tahu bahwa dalang dari penyerangan ini adalah Red Nevo, anak tertua walikota Censen yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Lord Legano. Diam-diam Red Nevo memiliki keinginan untuk menaklukkan Kingdom of Sholleora lalu menguasai Chazia Empire. Censen adalah sebuah kota kecil yang kurang diperhatikan oleh Lord Legano. Namun warga sipilnya banyak yang dipaksa untuk ikut bertempur saat Perang Ganbate I. Setelah perang usai pihak Kerajaan Chasia Empire belum memberikan penghargaan dalam bentuk apa pun pada kota Censen. Karena memang saat itu kondisi Chazia Empire benar-benar kacau balau pasca perang besar itu. Sayang sekali Red Nevo yang pada saat itu belum mengerti apa pun soal perang dan politik merasa sakit hati atas perlakuan Chazia Empire. Lebih menyakitkan lagi karena ayahnya masih begitu menyanjung dan mengagung-agungkan Lord Legano.
Red Nevo yang awalnya hanya berambisi ingin menjadi anggota dewan kerajaan demi supaya kotanya mendapatkan perhatian lebih dari pemilik tahta tertinggi di Chazia Empire, berbelot ingin menguasai Kingdom of Sholleoran supaya bisa menaklukkan Chazia Empire tanpa sepengetahuan ayahnya, Lord Negan. Sementara Kapten Zigad dulunya adalah seorang prajurit muda yang patuh. Dia menjadi prajurit muda bersama Jendral Lucas. Namun kepatuhannya berubah menjadi penghianat lantaran merasa kecewa karena Lord Legano menunjuk Jendral Lucas menjadi panglima perang dan memimpin pasukan saat Perang Ganbate I. Ditambah dia iri atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Lord Legano pada Jendral Lucas. Sementara sudah menjadi rahasia umum mendapatkan kepercayaan atau menjadi orang yang dipercaya oleh raja itu adalah hal tersulit untuk didapatkan.
Red Nevo akan mewujudkan ambisinya itu dibantu oleh Kapten Zigad. Red Nevo berencana akan mengkambing hitamkan Kingdom of Sholleoran atas pembantaian yang ia lakukan sendiri pada pasukan muda Chazia Empire malam ini.
“Aku akan menaklukkan Chazia Empire dengan tanganku,” ucap Red Nevo penuh kebencian. Tangannya mencengkram kuat pedang miliknya. Seolah pedang tersebut adalah leher orang yang sangat ingin ia singkirkan dari dunia ini. “Akan kupastikan seluruh makhluk yang ada di Jackstone Universe ini akan tunduk padaku.”
Red Nevo tertawa menggelegar memecah malam. Jim Dye dan Travol memutuskan untuk melarikan diri dari kawasan perkemahan yang telah hancur akibat perbuatan Red Nevo dan pasukannya. Keduanya berlari sekuat tenaga melewati hutan belantara yang gelap dan dingin mencekam. Seolah tidak takut pada apa pun Jim Dye dan Travol yakin bisa keluar dari tempat ini.
Namun sayangnya langkah Jim Dye dan Travol harus berhenti di ujung tebing air terjun. Di samping kanan dan kiri tebing tersebut adalah jurang yang bahkan dalamnya tidak bisa dijangkau oleh cahaya. Keduanya tidak punya pilihan lain. Menyerahkan diri pada Red Nevo dan Kapten Zigad, atau terjun ke sungai dan berharap masih bisa bertahan hidup setelahnya.
Setelah berpikir singkat Jim Dye dan Travol mengambil keputusan untuk membuat sebuah janji. Bila setelah malam ini mereka berpisah, mereka akan kembali dan bertemu di ujung tebing ini. Kemudian keduanya terjun ke dasar jurang yang terdapat sungai di bawahnya. Sebenarnya Jim Dye sendiri tahu keputusan ini yang akan diambilnya. Sesuai dengan keputusannya saat memainkan game War of Aeolian.
Ketika membuka mata Jim Dye mendapati dirinya terdampar di tepi sungai yang masuk ke dalam wilayah Kingdom of Sholleora. Dia tersadar karena merasa tubuhnya mendapat guncangan kuat dan juga ada seruan suara yang memaksanya untuk bangun.
“Di mana aku? Apakah aku sudah kembali ke duniaku sendiri? Apakah sekarang aku sudah ada di rumah? Di sini terasa lembab dan dingin. Seperti suasana pedesaan.” Jim Dye bermonolog dengan hatinya. Sementara itu matanya sulit sekali untuk dibuka.
“Hey, kau! Bangunlah! Kau akan mati bila melanjutkan tidurmu di tepi sungai seperti ini,” ucap sebuah suara. Jim Dye menebak dari jenis suaranya seperti suara pria dewasa.
Setelah berupaya sekuat tenaga akhirnya Jim Dye bisa sedikit membuka mata dan mendapati ada tiga orang sedang mengerumuninya. Dua di antaranya mengenakan pakaian yang sama seperti prajurit rendahan tetapi berbeda dengan prajurit Chazia Empire. Sementara satu lagi mengenakan pakaian yang berbeda dan tampak lebih berkelas. Jim Dye menebak pria itu adalah Marcus. Seorang pimpinan prajurit bayaran yang biasa digunakan oleh Kingdom of Sholleoran saat perang atau saat ingin menjarah desa-desa atau kota-kota kecil di wilayah Chazia Empire secara sembunyi-sembunyi.
Akhirnya setelah tersadar sepenuhnya, Jim Dye dibawa oleh Marcus ke markas mereka untuk ditunjukkan pada pimpinannya. Tak bisa berbuat apa pun Jim Dye memilih menurut ketika Dogma, pemimpin pasukan bayaran, memutuskan untuk menahan dan mempekerjakannya sebagai babu tanpa dibayar sepeserpun.
“Daripada kepalaku dipenggal,” pikir Jim Dye yang sudah bisa menebak alur cerita perjalanannya di dunia lain ini. Meski tahu dia tetap menjalaninya sesuai dengan apa yang sudah pernah ia mainkan di dalam War of Aeolian. Dia tidak ingin mengambil alur yang berbeda karena tidak bisa menebak kemana alur berbeda tersebut akan membawanya.
~~~
^vee^