Aeolian-19

1567 Words
Setelah beberapa hari menjadi babu rendahan yang tak dibayar sepeserpun, tiba-tiba Travol datang untuk membebaskan Jim Dye. Travol mengajak Jim Dye untuk kembali ke Snow Village dan meminta bantuan pada Kakek North sekaligus menjemput Deborah. “Siapa Deborah?” tanya Jim Dye pada Travol. Jim Dye tidak ingat ada karakter itu di dalam game War of Aeolian. Atau dia melewatkan satu step yang ada hubungannya dengan Deborah? Jim Dye tidak terlalu ambil pusing. Dia sudah buru-buru ingin meninggalkan markas prajurit bayaran yang mempekerjakannya secara sewenang-wenang. Sepanjang perjalanan kembali ke Snow Village, Travol banyak bercerita soal dirinya yang bisa selamat dari kematian berkat bantuan Deborah. Setelah menyelamatkan Travol keduanya berkenalan dan diketahui bahwa Deborah adalah cucu Kakek North yang sedang disekap oleh kawanan perampok. Saat Deborah sedang mencari ikan yang akan dimasak untuk kawanan perampok yang menculiknya, di situ dia menemukan Travol yang sedang dalam keadaan mengapung. Deborah mengatakan pada dua orang perampok yang sedang menjaganya bahwa yang sedang mengapung adalah dewa air yang sedang menjelma menjadi manusia biasa. Singkat cerita Deborah meyakinkan perampok bodoh itu bahwa sungai yang alirannya melewati tubuh jelmaan dewa air, maka air tersebut akan menjadi sakti mandraguna. Membuat siapapun yang meminumnya akan memiliki kesaktian yang tak tertandingi serta hidup kekal abadi. Benar saja dua perampok tadi percaya pada omongan Deborah. Mereka lalu melepaskan dan meminta pada Deborah supaya mengumpulkan air sungai yang paling dekat alirannya dengan tubuh yang dikatakan oleh Deborah sebagai jelmaan dewa air tadi. Deborah menggunakan kesempatan itu untuk menyelamatkan diri sekaligus menyelamatkan Travol. Bukannya mengumpulkan air Deborah justru menggunakan tubuh Travol yang besar itu sebagai alat pelampung untuk menyeberangi sungai. Rute tercepat menuju Snow Village, adalah Hutan Perbatasan Utara milik Kingdom of Sholleoran. Sayangnya saat Jim Dye dan Travol sampai di pintu perbatasan, ada beberapa prajurit Kingdom of Sholleoran yang berjaga di sekitar sana. Prajurit-prajurit melarang mereka berdua melewati perbatasan kecuali atas rekomendasi salah satu ksatria yang paling disegani di Hutan Perbatasan Utara. Jim Dye memutuskan untuk mengunjungi desa terdekat yaitu Desa Hendo untuk mencari informasi soal ksatria yang bisa membantunya melewati perbatasan utara. Travol heran saat mendapati Jim Dye tahu soal Desa Hendo yang bisa mereka kunjungi, padahal desa itu belum pernah dilalui oleh satupun di antara mereka. Namun Travol tidak terlalu ambil pusing lebih jauh soal keheranannya itu karena sedang diburu waktu. Saat memasuki pintu utama Desa Hendo. Suasana desa tampak sepi padahal hari masih terlalu sore bagi para warga masuk ke rumah masing-masing. Jim Dye dan Travol memasuki kawasan desa secara hati-hati. Ternyata beberapa warga tengah berkumpul di lapangan desa. “Ayo kita lihat ada kerumunan apa di tengah lapangan itu,” ajak Jim Dye tak kenal rasa takut. “Hei, tunggu dulu. Bagaimana kau bisa tahu kalau di tengah kerumunan itu tidak ada sesuatu hal yang membahayakan bagi kita? Memangnya kau sudah lupa pada penyerangan yang terjadi di perkemahan waktu itu?” “Kau mau ikut atau tidak?” tanya Jim Dye tanpa memedulikan kekhawatiran Travol. Tentu saja Jim Dye lebih mengerti soal alur alur perjalanan mereka, karena Jim Dye sudah pernah melalui tahapan ini di dalam game. Jim Dye tampak lebih bersemangat kali ini. Travol sampai merasa aneh pada perubahan sikap Jim Dye yang awalnya enggan melakukan perjalanan menjadi paling semangat di antara mereka berdua. Namun Travol tidak memiliki pilihan lagi selain mengikuti langkah cepat Jim Dye. Di tengah lapangan ternyata sedang ada pertunjukan aksi bela diri yang sedang dilakukan oleh Kimi, Lea dan Demon. Rupanya Jim Dye dan Travol datang di waktu puncak pertunjukan dan kelompok beladiri itu akan menampilkan keahlian terakhir mereka. Kimi seorang gadis berambut potongan cepak warna ungu mendekati Jim Dye. “Hai, perkenalkan aku Kimi. Siapa namamu, tampan?” tanya Kimi sambil mengerlingkan mata. Jim Dye melotot dan dia merasakan pipinya menghangat saat ujung jari telunjuk Kimi menyentuh dagunya. Jim Dye sampai kesulitan menelan saliva untuk membasahi tenggorokannya yang selalu mendadak kering bila tubuhnya disentuh oleh seorang perempuan. “A… apa, maumu?” tanya Jim Dye tergagap saat Kimi mendekatinya. Membuat Jim Dye harus terus mundur untuk menghindari Kimi. “Sekarang adalah giliranku untuk menunjukkan keahlianku. Sudikah kau menjadi partisipan di dalam atraksi itu, tampan?” Semua orang mendukung dan menyemangati Jim Dye untuk menerima tawaran itu. Tak terkecuali Travol. Justru temannya itulah yang mendorong Jim Dye ke tengah-tengah tempat atraksi akan dilakukan. Akhirnya tanpa bisa menolak lagi Jim Dye pasrah menjadi partisipan dalam atraksi yang akan dilakukan oleh Kimi sesaat lagi. Jim Dye diminta berdiri tiga langkah di hadapan Kimi. Di ujung kepala Jim Dye akan diletakkan sebuah apel merah. Atraksinya Kimi akan menendang apel merah tersebut dengan punggung kakinya. Sementara perbedaan tinggi badan Jim Dye dengan Kimi adalah sekitar 30 sentimeter. Jim Dye memejamkan mata saat Kimi berteriak lalu melakukan tendangan yang pertama. Hap!!! Apel merah pertama berhasil dihancurkan oleh punggung kaki Kimi. Selanjutnya apel merah kedua. Tata cara atraksinya masih sama. Hanya saja kali ini kedua mata Kimi akan ditutup menggunakan kain. Penonton menghitung bersama-sama. Saat hitungan ketiga Kimi melakukan tendangan kedua. Hap!!! Apel merah kedua terlempar cukup jauh dari atas puncak kepala Jim Dye. Seluruh penonton berteriak histeris saat Kimi melakukan atraksi keduanya. Mereka tampak sangat menikmati aksi pertunjukan ini, meski ada rasa khawatir Kimi akan merusak wajah tampan Jim Dye dengan punggung kaki gadis itu. Sementara Jim Dye seperti biasa hanya bisa memejamkan mata secara pasrah. Setelah atraksi pertunjukan berakhir Travol mengajak rombongan Kimi berbincang secara rahasia di tengah lapangan yang telah sepi. Travol mengutarakan keinginannya untuk meninggalkan wilayah kekuasaan Kingdom of Sholleora untuk kembali ke wilayah Chazia Empire. Ternyata Kimi, Lea dan Demon memiliki tujuan yang sama. Mereka akan melakukan pertunjukan di sebuah desa yang letaknya berada di wilayah kekuasaan Chazia Empire. Rombongan Kimi akhirnya setuju bergabung dengan Jim Dye dan Travol untuk bersama-sama melewati pintu perbatasan utara yang dijaga ketat oleh prajurit Kingdom of Sholleora. “Apa kalian memiliki sesuatu yang bisa ditunjukkan pada prajurit yang berjaga agar mereka memberi akses pada kita untuk melewati Hutan Perbatasan Utara?” tanya Jim Dye tak lantas percaya pada keputusan Travol. “Kau tenang saja, Jim. Percayakan semua padaku, eummh… maksudku pada kami,” jawab Kimi dengan nada bicara yang terkesan sengaja dibuat manja hanya untuk merayu Jim Dye. “Ba… baiklah. Kalau begitu segera bergegas menuju pintu perbatasan utara,” ucap Jim Dye tergagap. Saat perjalanan Kimi tak hentinya menggoda Jim Dye. Bukannya prihatin atas penderitaan sahabatnya, Travol justru semakin menyemangati Jim Dye. Dia bahkan sengaja mendorong tubuh Jim Dye supaya berdekatan dengan Kimi. “Hentikan perbuatan bodohmu, Trav! Kau mau aku memenggal kepalamu dengan pedang milikku?” ancam Jim Dye merasa mulai kesal pada sikap kekanakan Travol. Bukannya takut Travol malah terbahak. “Kau yakin mau memenggal kepalaku? Kepalaku ini menjadi milikmu asal kau harus melewati malam panjang dengan Kimi. Lalu Lea bersamaku.” “Dasar b******n bodoh kau, Trav!” sungut Jim Dye. Lagi-lagi Travol hanya balas tertawa pada setiap kata-kata bernada kasar yang diucapkan oleh Jim Dye. Mereka mengisi perjalanan sambil bersenda gurau. Hingga tanpa terasa sampailah rombongan Jim Dye di pintu perbatasan utara. Sampai di pintu perbatasan utara rombongan Jim Dye kembali dihadang oleh prajurit penjaga. Perundingan tidak berjalan lancar karena masing-masing bertahan pada keinginan dan pendapatnya. Hingga akhirnya Lea berinisiatif mengajak salah satu prajurit penjaga untuk berbicara secara empat mata di semak belukar yang cukup jauh dari jangkauan pandangan teman-temannya. Entah service apa yang diberikan Lea pada prajurit penjaga tersebut hingga mau membuka pintu perbatasan utara dan memberi akses pada rombongan Jim Dye untuk melewati Hutan Perbatasan Utara. Petualangan pun dilanjutkan dengan penuh ketegangan. Seperti biasa hutan selalu identik dengan monster dan perampok yang siap menghadang Jim Dye dan kawan-kawan. Beruntung Kimi, Lea dan Demon memiliki kemampuan beladiri yang mumpuni serta kekuatan ajaib yang mampu menumpas habis setiap hal yang menjadi penghalang perjalanan mereka. Langkah Jim Dye dan kawan-kawan berhenti saat mereka sampai di sebuah lembah penuh asap. “Aku pernah mendengar rumor tentang monster asap di yang menghuni sekitar lembah di Hutan Perbatasan Utara,” ucap Lea merasakan suasana tidak aman di sekitarnya. “Aku rasa itu bukan rumor, Lea,” ucap Demon. “Asap pekat yang tiba-tiba muncul padahal tidak ada kebakaran di tempat manapun sepertinya petunjuk bahwa monster asap itu benar-benar nyata adanya.” “Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Travol khawatir. “Tentu saja melawan monster tersebut karena lembah ini satu-satunya akses jalan keluar dari Hutan Perbatasan Utara,” jawab Demon. Saat mereka sedang berdebat soal monster asap, tiba-tiba saja seluruh asap berkumpul menjadi satu di hadapan rombongan Jim Dye. Gumpalan asap yang awalnya hanya sebesar kelapa terus membesar menjadi seperti tumpukan kelapa dan bahkan tingginya hampir melewati pohon di sekitar hutan. “Monster itu mengerikan sekali?” tanya Travol gemetaran. Lalu Kimi membuat sebuah formasi untuk melakukan penyerangan pada gumpalan asap yang mereka semua tebak sebagai monster asap. Kelima orang itu bahu membahu untuk saling menyelamatkan satu sama lain. Setelah mengalahkan monster asap, suasana Hutan Perbatasan Utara kembali terang karena asap yang tadi hampir menutupi seluruh hutan seketika menghilang. Mereka lalu melanjutkan kembali perjalanan yang sempat tertunda. Menjelang tengah malah rombongan Jim Dye akhirnya tiba juga di wilayah perbatasan Chazia Empire. Desa pertama yang dikunjungi adalah Snow Village untuk menjemput Deborah. Sesampainya di pintu masuk Snow Village, Jim Dye berpisah dengan rombongan Kimi, Lea dan Demon. Tak sempat bercengkrama lebih lama Travol sudah menyeret Jim Dye untuk segera mendatangi rumah Kakek North. Dia benar-benar khawatir kawanan perampok yang pernah menyekap Deborah berhasil menemukan tempat persembunyian gadis itu dan kembali menculiknya. ~~~ ^vee^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD