"Eh.. Kamu jangan mentang-mentang calon tunangannya. Dan kamu seenaknya mau mengambil hakku untuk memilikinya."
"Memangnya kamu siapa? Kamu hanyalah w*************a yang menginginkan calon suamiku."
"Udah, udah. Jangan pada ribut. Dan kamu, Sella. Aku sama sekali tidak mencintaimu.
"Tapi aku akan tetap mencintai kamu."
"Tapi, aku sama sekali tidak suka denganmu."
Mendengar jawaban itu. Sella menggerak kesal. Menatap tajam ke arah Claudia. Di balas dengan senyum ejekan olehnya.
"Aku suka kamu. Walaupun kamu sudah menikah." tajam Sella. Merasa sangat kecewa, Sella beranjak pergi penuh kekecewaan.
Sebuah drama itu di akhiri dengan sebuah pelukan hangat antara Agra dan Claudia. Dan disambut beberapa tepuk tangan dari para crew.
Cut... Cut!
"Sudah acting kalian memang hebat." ucap sang manajer. Bertepuk tangan menghargai karya acting mereka snagat bagus. Dan, sangat mendalami peran. Seolah itu adalah nyata.
"Itu hanya seberapa." ucap Claudia merendah. Dan asistennya segera memakaikan jaket bulu, berwarna putih terlihat begitu tebal kedua tangannya satu persatu masuk ke dalam lengan jaket itu. Kedua mata masih menatap naskah yang kini di pegang oleh asistennya. Claudia melirik sekilas ke arah suaminya.
"Sayang."
Wanita itu menatap suaminya. Dia segera berlari menghampirinya. Meraih tangannya, memeluknya sangat erat. Sembari menyandarkan kepalanya manja.
"Sayang, kamu capek?" tanya Claudia.
"Enggak, kok." Agra, mengusap ujung kepala Claudia. Membuat wanita itu tersipu malu seketika.
Agra seorang artis terkenal. Namanya semakin bersinar semenjak menikah dengan Caludai. Dan, wanita itu mendongkrak karir dan popularitasnya. Sementara Claudia lebih dulu terkenal darinya. Artis dengan upah paling mahal.
Mereka menikah sudah lumayan lama. Tapi belum di karunia seorang anak. Bagi, Claudia dia ingin sekali menikmati masa mudanya. Dnegan pekerjaan yang padat.
"Rambutku berantakan." rengek Claudia.
"Tapi tetap cantik, tenang saja." rayu Agra. Hati Wanita itu berbunga seketika mendengarnya.
"Sayang, hari ini adalah hari kita terkahir kita kerja satu drama." Claudia, memeluk bahu Agra suaminya. Mendekapnya sangat erat, bertingkah seperti ajak kecil yang manja padanya.
"Memangnya kamu mau apa di hari terakhir kita?" tanya Agra, mencubit lembut hidung Claudia. Hubungan mereka terlihat sangat romantis dan harmonis di lokasi syuting. Meski di rumah, Agar terlihat sirkit cuek. Tetapi, Claudia tidak perdulikan itu.
Claudia memutar bibirnya. "Emm.. Apa, ya. Aku tidak tahu apa yang aku inginkan. Tapi, gimana kalau kita makan bersama?" tanya Claudia tersenyum lebar. Menarik turunkan alisnya menggoda.
"Ya, tapi. Aku mau ke kamar mandi dulu sekarang." ucap Agra, ia melirik sekilas ke belakang. Melihat sosok wanita pemain baru yang jadi second lead di dramanya. Wanita cantik itu seketika memikat mata Agra. Kedua matanya tak lepas memandangi pesona wanita itu yang menariknya. Body tubuh yang begitu menggoda. Baju ketat menunjukan garis dadànha, rok pendek yang menempel di kedua pahanya..
"Iya, tapi jangan lama-lama." kata Claudia. Dia tidak sadar jika tatapan Agra memberi kode pada wanita di belakangnya.
"Agar... Apa yang kamu lihat?" Claudia menoleh ke belakang. Sella yang gugup takut jika ketahuan cuti pandang dengan Agra. dia memalingkan wajahnya. Mencoba untuk terlihat lebih sibuk.
"Kamu lihat Sella... Dia acting sangat bagus, ya." ucap Claudia tanpa berpikir negatif sama sekali.
"Iya Sella Felycia... Dia juga cantik!" ucap Agra lirih. "Ih, ya.. Aku ke toilet dulu. Kalau kamu ajak aku bicara terus. Bisa-bisa kencing di celana aku." Agar mengusap ujung kepala Claudia.
"Iya.. Lupa.. Ingat, jangan lama-lama!"
"Iya, bawelku!" ucap Agra, menguap ujung kepala Claudia. Dan tak sengaja wanita yang dia lihat tadi menatap ke arahnya. Sembari tersenyum tipis, dia berjalan ke arahnya.
"Hai... Setelah syuting nanti. Kalian mau kemana," tanya wanita itu basa-basi.
"Memangnya kenapa?" tanya Agra antusias. Pandangan matanya terlihat sangat berbeda.
Claudia mengangkat kepalanya, ia menatap pandangan mata Agra yang begitu dalam pada wanita cantik di depannya. Dari cara dia menatap seakan menyimpan sebuah perasaan padanya. Ke dua bola matanya saja enggan untuk beranjak dari wajahnya. Dia terus mengamati setiap ucapan bibirnya. Dan lekuk wajah cantiknya.
Meski sadar, Claudia mencoba untuk berpikir positif. Karena dia juga sangat percaya dengan suaminya. Dia yakin jika suaminya tidak akan pernah berselingkuh darinya. Atau bahkan berani menyembunyikan wanita lain.
Claudia menarik napasnya dalam-dalam. Mengeluarkan napasnya perlahan dari sela-sela bibirnya.
"Oh, ya. Kita mau makan bersama nanti." jawab antusias Claudia. Selain mempererat pelukannya. Dengan tangan kanan memegang d**a Agra.
Wanita di depannya itu terlihat tidak suka dan mencoba untuk tetap tersenyum. Di drama terbaru mereka. Memang sang artis diam-diam cinta dan berhubungan pemain second lead.
"Boleh aku ikut denga kalian?" tanya antusias wanita di depannya. Ke dua mata Claudia menatap ke arah Agra. Sebelum dia membuka bibirnya. Agra sudah memegang tangannya.
"Boleh, kok. Tidak ada yang melarang kamu ikut." ucap Agra tersenyum tipis. Ia melirik ke arah Claudia. Namun, ke dua mata Claudia tertuju pada tangan Agra yang memegang tangan Fely.
Wanita cantik itu adalah artis pendatang baru. Dan dia baru main dua drama dan masih sebagai second lead. Tetapi, semuanya berjalan dengan sukses. Dia bahkan bisa main bersama dengan para seniornya.
Melihat tatapan Claudia yang tidak hentinya terus menatap tangannya. Agra segera menarik tangannya. Dan tersenyum menatap ke arah Claudia. Wajahnya terlihat datar. Hembusan napasnya terdengar jelas. Ia terlihat sangat kesal. Namun, mencoba untuk tetap tenang.
"Gimana, Didi apa kamu setuju?" tanya Agra.
Didi adalah nama panggilan sayang untuk Cludia dari Agra. Hingga membuat para fansnya mulai terbiasa dengan panggilan Didi. Meski terlihat sangat aneh. Tetapi, dia merasa suka.
Claudia terpaksa menarik dua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis di wajahnya. Meski sneyum itu terlihat palsu. Ia menatap ke arah Agra sekilas. Lalu menatap ke arah Fely.
"Boleh, kalau memang kamu mau ikut. Tapi, sekalian ajak pasangan kamu, ya." ucap Claudia. Dan hanya di balas dengan senyuman tipis di wajahnya Fely.
"Iya.. Aku akan coba cari pasangan nanti." ucap Fely sok ramah.
"Iya, aku harap tidak merebut pasangan orang lain. Seperti di drama." sindir halus Claudia mengaluhkan wajahnya, sembari tersenyum tipis di belakangnya.
"Haha… Tidaklah, dan itu tidak akan mungkin. Kita semua sebagai keluarga di drama." ucap lembut Fely.
Claudia tersenyum tipis. Dan duduk di sampingnya. "Iya.. Kita tidak perlu khawatir Jika pasangan itu menyakiti kita. Atau bahkan di berikan kesempatan ke dua pada kita. Agar kita bisa kerja sama lagi di lain waktu." ucap Claudia. Ia tersenyum sok ramah. dan mengelurkan tangannya ke depan.
Fely terlihat sangat bingung. Ia sebenanrya tidak mau jadi perusak hubungan seseorang. Dan semuanya harus terjadi sesuai apa yang di inginkan.
"Sayang, udah. Ayo kita pulang lebih dulu." ucap Claudia pada Agra. wanita itu tidak berhenti terus menarik-narik tangan Agra.
"Agra… Ada beberapa scenario yang harus kamu pelajari lagi." salah satu crew berjalan menghampirinya.
"Scenario yang mana?" tanya Agra. Bukanya semua sudah selesai.
"Ada scan terkahir. Bersama Second lead. Sebelum kalian berpisah." jelas Crew tersebut.
"Oh, ya. Mungkin memang lupa. Baiklah!" ucap Agra. Ia melirik sekilas ke arah Claudia. Claudia mengerutkan bibirnya, memalingkan wajahnya kesal. Dengan ke dua tangan di lipat di atas dadanya. Wajahnya terlihat sangat kesal.
"Gimana, sayang. Kamu pulang saja dulu. Atau kamu nunggu aku. Hanya sebentar saja. Lagian juga gak ada satu jam." ucap Agra. memegang ke dua tangan Claudia. Mencoba untuk tetap ramah pada Claudia. Apalagi jika dia marah. Malah gak boleh pulang dan di minta tidur di luar.
"Jadi makan tidak?" tanya Claudia jutek.
"Jadi, sayang. Tapi, jangan lama-lama.." ucap Agra.
Caludia menguntupkan bibirnya. Menarik salah satu alisnya ke atas.
"Apa yang kamu katakan? Tidak lama? Memangnya kamu mau kemana lagi?" tanya Claudia.
Agra menghela napasnya. Ia mengusap rambut Claudia. Dengan tangan kiri memegang tangan kiri Claudia. Jemari tangan Agra mengusap dahinya. Sebuah kecupan mendarat di keningnya. "Jangan pernah berpikir macam-macam tentang aku. Aku akan ada janji nanti dengan teman-teman laki-laki pulang syuting. Dan mereka juga sedang mengadakan pesta bersama." ucap Agra.
"Teman siapa? Ada wanita juga tidak."
"Para artis. Dan tidak ada wanita. Kamu tenang saja." ucap Agra.
Claudia menghela napasnya. Ia melirik wajah Agra. Wajahnya masih terlihat jutek. "Baiklah, aku akan pergi kalau begitu. Nanti, aku tunggu kamu di rumah. Jangan lupa, kabari aku kalau udah selesia." ucap Claudia. Tersenyum paksa.
"Baiklah, aku akan jaga hati. Tenang saja sayang." ucap Agra.
"Siap.. Aku menantikanmu."
Agra mengecup lagi pipi kanan dan kiri Claudia. Mereka biasa bepelukan di depan umum. Bagi para rekan artis atau para crew lainya Hal itu sudah biasa bagi suami istri baru yang di landa cinta. Apalagi mereka juga selalu mesra di depan para fansnya. Tidak hal lagi yang perlu di tutup tutupi lagi.
Para fans juga sangat mendukung mereka menikah. Dan di jadikan pasangan paling romantis.
-----
Claudia segera pulang dari tempat syuting. Dia berjalan den gan langkah terburu-buru menuju ke mibilna. Langkahnya terhenti saat ia melihat mobilnya tidak ada.
"Di mana mobilku? Apa aku lupa lagi menaruhnya? Kenapa tidak ada di sini?" gumam Claudia. Wajahnya terlihat sangat panik. Ia merasa sudah sangat capek. Dan harus lupa taruh mobilnya di mana.
Claudia menghela napasnya. Ia melihat sekelilingnya. Langkahnya semakin cepat melihat mobil sport hitam di depannya.
"Ini mobil aku, iya. Ini pasti mobilku. Lagian mirip." ucap Claudia begitu percaya dirinya tanpa melihat lebih dulu plat mobilnya. Claudia mencoba untuk membuka pintu mobilnya.
"Apa kuncinya macet, atau tombolnya tidak bisa di pencet lagi." gerutu Claudia.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" auara serak dan berat seorang laki-laki itu terlihat begitu gamiliar. Claudai menoleh, ia melihat tatapan tajam. Dan wajah begitu dingin berdiri di depannya. Ia memasukan ke dua tangannya.
"Eh… Maaf, pak. Aku sekarang emang buru-buru. Dan saya harus segera buka mobilku." ucap Claudia.
laki-laki itu berjalan melangkahkan kakinya mendekat. Ia mengulurkan tangannya menempel di pinggiran mobil. Dengan wajah menatap wajah cantik yang terlihat sangat bingung du depannya.
"Kamu pikir kamu bisa buka mobil ini?" tanya Laki-laki itu.
"Memangnya kenapa tidak bisa. Lagian aku punya kuncinya." ucap penuh percaya diri Claudia.
Laki-laki itu menghela napasnya. Memutar matanya malas. Menarik tangannya kembali. Lalu menyandarkan bahunya di mobil. Melipat ke dua tangannya di atas dadanya.
"Apa plat mobil kamu juga sama dengan mobil ini?" tanya Laki-laki itu.
Claudia tertegun seketika. Ia mengerutkan keningnya semakin dalam. Dna segera beranjak melihat nomor plat mobil itu. Dan ternyata benar nomor platnya berbeda. Claudia merasa malu. Ia nengedip-ngedipkan matanya berkali-kali. Sembari menelan ludahnya susah payah. Dan mencoba berjalan menjauh perlahan.
"Kamu mau kemana?" tanya laki-laki itu. Menarik tangan Claudia. Memutar tubuhnya, hingga jatuh tepat di dalam dekapan tubuhnya. Ke dua mata mereka saling tertuju. Cluadia merasa dirinya sangat malu. ia seegera memalingkan wajahnya. Dan mencoba melepaskan tangannya Dari bahu Bossnya.
Ini kenapa dia bisa seperti ini. Apa yang mau dia lakukan?
Laki-laki itu mendekatkan tubuhnya. Mengangkat tangannya. Hingga hembusan napas mereka saling beradu satu sama lain.
"Apa yang anda lakukan." Claudia mencoba melepaskan tangan laki-laki di depannya.
"Maaf!" ucapnya. Mengambil daun tepat di rambutnya.
"Aku hanya ambil ini." laki-laki itu meraih tangan Claudia. Ia meletakkan daun kuning itu tepat di atas telapak tangannya.
"Daff.. Aku mencirimu dari tadi." suara seseorang wanita cantik, berlari memanggilnya.
"Ada apa?" tanya Daffan. Meraih pundak wanita itu.
"Aku boleh pulang bersama?" tanyanya. Mengedipkan ke dua alisnya menggoda.
"Boleh, ayo!" ucap Daffan.
Mereka segera pergi meninggalkan begitu saja Claudia yang masih terlihat bingung dan linglung.