Prolog
Claudia : Cinta yang menyakitkan di mana kita harus berjuang sendiri untuk mempertahankan hubungan. Kita yang selalu setia menunggu untuk hubungan yang lebih baik. Ternyata semuanya salah. Aku mencoba untuk tetap tenang. Menjalani kisah yang begitu rumit dan sangat menyakitkan. Tak hanya satu kali aku di selingkuhi oleh suamiku sendiri. Dan aku begitu bodohnya masih bertahan. Dan tetap mencintainya.
Namun semuanya berubah. Saat seseorang datang membawa kehidupan baru. Membawa begitu banyak warna di hidupku. Lapu yang semula redup. Perlahan mulai terang. Aku mulai melangkah jauh. Sejauh jauhnya dari masa lalu yang menyakitkan. Dan memutuskan untuk menyerah. Terlalu sakit bertahan sendiri.
Dan hal yang paling berat dalam cinta bukanlah rindu. Tapi melepaskan pelan-pelan. Sakit namun tak berdarah. Meski rasanya ribuan jarum menusuk hatiku. Meremasnya sampai tak tersisa. Aku mulai sadar saat aku bertemu dengan orang yang tepat. Dia yang begitu susah payah mengobati luka. Selalu ada untukku. Meski tahu, aku milik orang lain.
Hati yang semula rapuh. Dia memberikan hati utuh untukku. Aku berharap cinta yang menyakitkan itu hanya satu kali saja. Aku tidak mau lagi mengalaminya. Aku berharap jadi yang terbaik dengan pilihan hatiku.
Agra :
Aku mungkin terlalu bodoh. Mencintai seseorang. Bukanya menjaganya. Tetapi selalu menyakitinya. Hingga aku memutuskan pergi perlahan. Membiarkan dia semakin terluka. Meski hati ini juga sakit melihatnya menangis.
Entah perasaan apa yang membuat aku terlalu bodoh memanfaatkan setiap wanita. Sifat mata keranjang yang aku miliki. Selalu melihat semua wanita di depanku terlihat begitu cantik dan sempurna.
Hingga aku merasa ingin sekali memilikinya. Meski hanya sesaat. Dan harus melukai hati yang selama ini selalu aku jaga. Dan terpaksa melepaskan membiarkan dia pergi dengan pilihannya. Meski harus hidup dalam penyesalan.
Daffan :
Cinta yang tulus adalah cinta yang mampu menerima kekurangan pasangan. Membangun tembok kokoh mempertahankan cinta yang meski belum tentu dia akan mencintai kita. Bertahan meski sakit. Mencintai dalam diam. Dan hanya bisa menutup luka. Menahan api cemburu. Memendam rasa kecewa. Karena aku marahpun aku sadar "Aku siapa?".
Ketika aku tidak dapat menyentuhnya. Aku lebih memilih melihatnya dari jauh. Mencintai dalam diam. Hanya sebuah tatapan mata yang mempu membuat hati merasa nyaman. Meski hanya sekejap mata.
"Sampai detik ini. Setidaknya aku tahu gimana rasanya mencintai dalam diam. Memendam perasaan rindu sendirian."
"Terkadang memendam adalah pilihan satu-satunya. Agar semua terlihat baik-baik saja."
-----
Claudia wanita cantik yang berprofesi sebagai artis, model, dia di nobatkan sebagai ratu iklan dan drama. Apapun drama yang di bintangi oleh dia selalu melejit dengan sendirinya. Banyak penggemar yang selaku mengikuti setiap kegiatannya. Hingga banyak juga heters hang tak suka dan selalu mencari kesalahannya.
Dan hingga dia menikah dengan sang actor tampan. dia sangat terkenal. Mereka terlibat cinta lokasi di drama terbarunya. Dan membuat semua penggemar terbawa perasaan saat melihat dramanya yang menguras emosi dan membangkitkan kebahagian yang melihatnya.
Mereka di nobatkan sebagai pasangan drama yang sempurna. Hingga menikah para fans terlihat masih sangat bahagia.
----
"Sayang, aku berangkat dulu. Nanti kita bertemu di lokasi syuting ya." ucap Claudia. Wanita itu terlihat sedang sibuk merapikan gaunya. Menatap ke arah kaca, menatap make up tipisnya yang masih sedikit belepotan. Dia segera mengupasnya dengan tisu.
"Kamu sudah makan?" tanya Agra, berjalan menghampiri Claudia. Memeluk tubuhnya dari belakang.
"Pakailah bajumu lebih dulu." ucap Claudia.
"Aku masih ingin memeluk tubuhmu." ucap Agra, menyandarkan kepalanya Di bahunya. Hembusan napasnya terasa di telinganya.
Claudia melepaskan pelukan Agra. Memutar tubuhnya. Sembari melemparkan senyuman lebar. "Sayang, aku pergi dulu." ucap Claudia.
"Soal makan aku baru saja makan, aku batu makan tadi. Dan aku juga sudah siapkan makanan untukmu di meja." lanjutnya.
"Baiklah, kalau pergi. Kiss dulu." Agra memegang ke dua pinggang Claudia. Tersenyum tipis, ia mengangkat tangannya menyentuh dagu mungil wanitanya yang begitu cantik.
Claudia segera memberikan kiss sekilas pada Agra. "Udah, aku pergi dulu." lanjutnya. Menjijitkan ke dua kakinya. Mengecup kening Agra.
"Makasih sayang." ucap Agra memberikan kiss sekilas di bibirnya.
Claudia mengusap pipi Agra.
"Udah, ku mau berangkat dulu. Mau menyerahkan skenario yang aku tolak pada boss." ucap Claudia. Dia meraih tas chanel yang tergeletak di atas mejanya.
Agra meraih tangan Claudia, menariknya. Ia memeluk tubuhnya sangat erat dari belakang. "Aku masih kangen. Dan kamu pagi-pagi sudah berangkat." ucap Agra. Jemari tangan Agra menyentuh wajah Claudia. Wanita itu terdiam sejenak. Tubuhnya menggeliat merasakan sentuhan tangan Agra di wajah hingga lehernya.
"Sayang, lepaskan aku. Nanti kita bisa teruskan lagi." ucap Claudia terburu-buru.
"Bentar!" Agra menarik tubuh Claudia masuk ke dalam delapan hangat tubuhnya. Tangan kiri memegang erat pinggang ramping istrinya. Dan tangan kanan memegang leher belakang Claudia. Ia melayangkan sebuah kecupan hangat sebagai ucapan cintanya di pagi hari.
"Udah, sekarang. Cepat berangkat. Nanti kalau sudah sampai kamu bisa menghubungiku." ucap Agra mengusap rambut panjang Claudia.
"Siap.. kamu cepat mandi. Bau, tauk." ejek Claudia mengerutkan hidungnya. Dia segera melangkahkan kakinya pergi. Sembari mengibarkan tangannya ke arah Agra.
"Jangan lupa makan." ucap Claudia sebelum pergi dari apartemennya.
Iya, Claudia dan Agra tinggal di apartemennya sementara. Dan rumah barunya sekarang masih di renovasi besar-besaran. Untuk beberapa keluarganya dan anak-anaknya nanti bersama dengan Agra.
-----
Claudia segera menghampiri mobil sport hitam miliknya. Dan segera melaju dengan kecepatan tinggi. Sesekali ia melirik jam tangan berwarna emas yang sangat elegan melingkar di pergelangan tangan putihnya. Jarum jam menunjukan pukul 8 pagi. Dan dia juga sudah ada janji kemarin dengan para crew dan boss jam 8. Sekarang sudah telat. Dia mulai menambah kecepatannya.
Hanya 20 menit perjalanan. Claudia sampai di kantor. Dia segera keluar dari mobilnya. Berjalan dengan langkah terburu-buru. Tangan kanan memegang tas putih merk terkenal mahal menggangtung di tangannya. Dia berjalan saja terlihat begitu cantik. Gaun seksi itu terlihat sangat pas dengan lekuk tubuhnya. Wajahnya bahkan terlihat begitu sempurna dengan polesan make up tipis.
dan bibir merah senada. Dengan rambut panjang terurai menutupi punggungnya.
"Claudia… Kamu sudah datang?" tanya beberapa rekan kerjanya sesama artis. Dia Rey. Laki-laki yang pernah jadi lawan mainya. Dan termasuk sahabat Claudia.
"Sudah, gimana. Apa semuanya sudah selesai?" tanya Claudia terburu-buru.
"Kamu baru saja di tunggu. Dan di mana suami kamu?" tanya Rey. Melihat ke belakang melihat tidak ada siapapun du belakang Claudia.
"Aku datang sendiri." ucap Claudia. Dia segera menarik tangan Rey. Berjalan mengikutinya.
"Sekarang antar aku bertemu boss."
"Kamu belum pernah bertemu dengannya?" tanya Rey
"Belum pernah. kita satu agensi. Selama 2 tahun aku tidak pernah tahu siapa boss kita." ucap Claudia.
"Dan kamu terlalu sibuk memikirkan pekerjaan." goda Rey.
"Iya.. tapi sekarang, aku sudah nikah. Jadi lebih mengurangi pekerjaanku." ucap Claudia. Mereka terus berjalan dengan langkah selaras. Berjalan menuju ke lantai paling atas.
Ceo di agensi kita masih sangat muda. Dia mungkin seumuran dnegan kamu. Dia tampan, dan sangat dingin." bisik Rey.
"Apa dia bermuka seperti hantu. Kalau iya lebih baik aku pergi sekarang." canda Claudia.
"Kamu mungkin bisa terpesona melihatnya." goda Rey lagi.
"Tidak mungkin. Aku sudah punya suami. Dan sekarang aku terpesona dnegan suamiku." Claudia menepuk bahu Rey.
"Iya… Iya. aku tahu, terpesona di saat malam pertama, kan?" goda Rey seketika membuat Claudia menguntupkan bibirnya. Menajamkan ke dua matanya.
"Udah, sampai sekarang kamu masuk saja lebih dulu. Aku tunggu kamu di luar." ucap Rey pada Claudia. Mereka berhenti tepat di depan ruangan Ceo. Claudia merasa sangat gugup ini pertama kalinya dia harus berhadapan dengan Ceo.
"Soal drama kita apa.kamu setuju?" tanya Claudia.
"Gimanapun juga itu profesi juga. Mau tidak mau tetap saja. Aku akan mau, itu sudah keputusan yang di ambil oleh Ceo memilih kita di drama action pertama kita." ucap Rey.
Claudia menghela napasnya. "Memangnya kenapa?" tanya Rey.
"Apa.kamu takut jika kita beradegan mesra dan suami kamu marah?" tanya Rey menggoda.
"Tidak, udah. Aku aku masuk sekarang." ucap Claudia. Ia mencoba mengatur napasnya sejenak.
Rey memegang tangan Claudia yang tiba-tiba terasa sangat dingin. "Jangan gugup!" kata Rey. Menatap dalam ke dua mata Claudia. Wanita itu mengangkat kepalanya menatap tatapan Rey yang berbeda padanya.
"Haha. Iya.. Iya. Tenang saja. Aku tidak akan gugup." Claudia segera menarik tangannya dari genggaman tangan Rey.
"Claudia. Aku berharap bisa satu project dengan kamu lagi. Kita bersama lagi seperti waktu kita pertama bertemu."
"Udah, ayo masuk! Nanti bicara lagi." ucap Claudia mencoba mengalihkan topik pembicaraan Rey yang membingungkan baginya
----
Tok.. Tok…Tok..
"Masuklah!" suara serak itu seketika menggetarkan hatinya.
Claudia perlahan memegang gangang pintu berwarna perak itu. Ia menatap pintu coklat di depannya. Dalam satu tarikan napasnya. Ia membuka perlahan pintunya. Dan berjalan masuk ke dalam.
"Apa anda tuan Ceo di Dex Entertainment."
"Menurut kamu gimana?" tanya laki-laki itu. Dia masih tertunduk. Membuka setiap lembaran buku yang berisikan daftar para artis yang masuk dalam manajemennya. Dari kalangan artis laki-laki bahkan wanita juga semuanya ada. Sepertinya dia akan memilih artis untuk projek barunya.
"Duduklah, mau sampai kapan kamu berdiri. Bagi artis populer seperti kamu. Terus berdiri seperti itu. Nanti capek. Dan kenapa juga kamu gugup." ucap laki-laki itu menutup album itu. Meletakkan di atas meja. Ke dua matanya tertuju pada wanita cantik di depannya.
Claudia, dia memainkan bibirnya. Dan perlahan melangkahkan kakinya. Dnegan penuh keraguan ia menarik kakinya untuk duduk di depannya.
"Gimana tawaranku?" tanyanya.
"Saya belum memutuskannya. Tapi, saya ke sini ingin menyerahkan ini. Dan setelah itu saya pergi." Claudia memberikan skenario itu pada laki-laki di depannya. Dan beranjak berdiri.
"Jika saya menerimanya. saya akan menghubungi manajer saja." ucap Claudia. Membalikkan badannya segera.
"Dan kamu mau pergi begitu saja?" tanya laki-laki itu. Meletakkan ke dua tangannya di atas meja.
"Saya, ada verity show pagi ini." ucap Claudia. Segera beranjak pergi sebelum dirinya mati kutu di depan ceo muda itu yang terlihat snagat tampan. Idaman para wanita yang ada di sana. Apalagi para artis wanita banyak juga yang membicarakannya.