Dery terkejut saat melihat seorang lelaki yang berpakaian serba hitam dengan cadar penutup wajah di depannya. Ia sudah dapat memastikan sebelum memadu cinta dengan kekasihnya, untuk mengunci semua aset di penjuru ruangan kamar. Namun, entah mengapa dan dari mana lelaki bercadar hitam itu muncul tiba-tiba di hadapannya. “Hei, berani sekali kau memasuki kamar spesial ini! siapa dirimu, beraninya main dari belakang!” bentak Dery. Ia tidak suka penjilat, apalagi menghadapi musuh pengecut seperti pemuda bercadar hitam ini yang tak mau menunjukan wajah dan jati dirinya. “Aku pemuda bercadar hitam. Kau tak perlu tahu siapa diriku! Kuperingatkan, agar kau tidak melecehkan wanita suci. Apalagi, berani main mengikatnya kau tak bedanya seperti binatang buas!” Pemuda bercadar itu pun tak kalah meni